Cerita Sex - Kampus Tempat Pesta Sex Ini ceritaku tahun 1999 kemarin, bulan dan tanggalnya lupa. 'Introducemy self', panggil saja aku Iyan, waktu itu umurku 19 tahun, 179 cm / 68kg, Sunda-Jepang, aku anak band (yang hobby pergi ke cafe / nite clubpasti tahu bandku deh..) di kota 'S' (SUPERMAN) sampai sekarang.Makasih yang sudah kerim email buat ceritaku yang pertama (Sensation ofCar-Park), I'll try to reply you all.
Nama dan tempat pakaiinisial saja yah, jaga privacy. Tapi kalau nama panggilan tetap tidakdirubah kok. "Let's Taste Another Sensation!"
"Gubrak..! {{{STEREO}}}"
"Auuuwww..!"
"Ooopss..!Sorry.. sorry nggak sengaja, kamu nggak pa-pa kan..?" kuambil tas danbuku yang tercecer di pelataran kantor administrasi ST**** (tiiitt..!Top Secret laahh), kampusku.Setelah kulihat ke atas, "Buju buneekk..!"di depanku ada cewek cakep banget (kaya 'Allien' deh pokoknya, terlalubanget cakepnya).
Matanya bulat, kecil, sipit (lucu deh pokoknya tuh mata), kulit kuning halus dan body-nya... woosshh..!
"Kamu nggak pa-pa kan? Sorry nggak sengaja. Iyan," langsung kusebut nama sambil kasih tangan ke dia.
"Irene..." jawab dia singkat tapi cuekin tanganku.
"Kekantin yuk, waktu makan nih udah siang, pleasee..!""Apa..! Kamu kenapahah..? Udah nubruk, nyerocos sana-sini, terus ngajakin ke kantin? Emangaku mau makan sama kamu?" Astaga, marah nih doi.
"Aku kan cuma mautebus salahku, tapi kalo kamunya nggak mau, nggak pa-pa, jangan marahgitu dong.. tahu nggak? Suara kamu tuh bikin jebol telinga!"
Akulangsung pergi dari hadapannya sambil komat-kamit nyumpahin tuh cewek.Sebenarnya sayang juga sih ninggalin cewek 'Allien' seperti dia.
Lagienak-enaknya melumat sendok sama garpu, wee... sebelah ramai sekali,biasa deh cewek kalau ketemu gank-nya kan gosip terus. Aku lirik kegank cewek sebelah.
"Shit..!" si 'Allien' ada di situ tuh.
Wuiihh..,waktu dia melihatku, langsung kujulurkan lidah ke arahnya. Dia'manyun', terus balas melet ke aku. Sialan tuh mata sampai'kiyer-kiyer' (baru kali ini melet penuh penghayatan sampai segitunya,mana temannya ikutan ketawa lagi). Aku rada cuekin dia sih.., habistadi disemprot suara geledeknya.
Jam 13.30 aku pergi darikampus, harus check sound di 'C', salah satu cafe yang terletak dipinggir rawa-rawa, atau apalah (tahu nggak yang ada di kota 'S' cafeapaan tuh..?). Sempat senyum-senyum juga sih kalau ingat kejadianbarusan, tapi kalau suara geledeknya yang cempreng itu jadi sewot jugamengingatnya.
Jam 18.00 (kaya kronologi saja, dari tadi pakaijam terus) aku sudah 'tongkrongin' salah satu bangku kampusku."Gilabener malem gini sempet-sempetnya dosen kasih kuliah tambahan, manasampe jam 20.00 lagi.. huuii males banget, kegiatanku hari ini padetbanget." kataku dalam hati mengerutu.
Bel selesai kuliah agak terlambat 5 menit, buru-buru aku lari ke parkiran habis gerah, ingin segera mandi.
"Gubrak..!{{{STEREO}}}" another shit just happen on me today."Ya ampuuunn..! kamutuh lari-lari mulu sih dari tadi pagi kaya maling, sekarang mo alesanapa lagi hah..? Bisa keropos aku kamu tubrukin seharian, tahu nggakkamu..? Emang nggak ada kerjaan laen lagi apa selaen nubrukin aku..?"
Gila..,suara geledek yang sempat kukenal tadi siang kedengaran lagi malam ini.Aku tidak merasa kangen sama suara itu, tapi kenapa kedengaran lagimalam ini. Kutubruk dia sekali lagi.. bukan nubruk sih, meluk kayanya(sudah niat kok).
"Sorry sekali lagi. Oh yah kalo kamutereak-tereak terus, bakalan aku tubrukin terus kamu malem ini, dengernggak kamu?" abis bisikin telinganya, cuek aku langsung pergi.
Dia diam saja meskipun di situ banyak teman-temannya, tapi semua pada diam waktu kupeluk dia tadi.
Dansialnya (kena karma kali..), setelah sampai di pelataran parkir,ternyata Estilo-ku ngadat habis nih mesinnya. Ugh..! Turun, lalukutendang ban Estilo sablengku itu. Kulihat keadaan kampus sudahlumayan sepi. Di pelataran parkir hanya ada 7 mobil saja yang parkir.
"Sukuurrr..!" kudengar suara cekikikan di belakang yang ternyata si suara geledek.
Laludia masuk ke Charade-CX dua baris sebelah kanan Estilo sablengku. Akulari ke pintu cockpit-nya, jendelanya terbuka (belakangan aku tahunanti kalau dia jalan bakalan ngeledekin aku lagi). Aku ambil cepatkunci mobilnya sambil kubawa pergi ke mobilku. Sambil lari, si 'Allien'menyusul di belakang, aku tunggu dia sambil duduk di kap mesin mobilku.
Huuiiihh.., kelihatan tambah sangar wajahnya.
"Kamutuh jahat banget sama cewek, aku punya salah apa sama kamu..? Kamupikir dong, seharian aku yang kamu rugiin..!" kaya dalang nih cewektidak berhenti nyerocosnya.
"Balikin kunciku..!" bentak si 'Allien' sambil berusaha merebut kuncinya dari genggamanku.
Reflek aku berkelit dan beruntun membuat kepala si 'Allien' jatuh ke dadaku. Waduuhh.., tambah bertumpuk dosaku ke dia.
"Irene..?"sambil kupegang bahu si 'Allien' yang cakep ini, "Maafin aku yah, hariini aku bener-bener nggak sengaja tubruk kamu sampe dua kali, tapi kamujuga marah-marahnya keterlaluan banget.. Oke aku terima aku salah, tapijangan terus-terusan marah dong, apalagi di depan anak kampus gitu, akukan juga punya malu.. But it's true, aku ngaku kalo hari ini dosakunumpuk ke kamu.. aku bener-bener minta maaf ke kamu." katakumenjelaskan.
Kuangkat wajah Irene ke atas, walah.. dia tetap saja pasang wajah sewot.
Kugandeng tangannya ke arah pintu Estilo-ku, kududukkan dia di jok kulit mobilku, lalu aku jongkok di bawahnya.
"Irene, maafin aku yah.." sambil tetap tidak merperhatikan aku, dia buang mukanya.
"Irene,aku nggak bermaksud jahat, aku cuman... (tidak dapat meneruskan yangmau kuomongkan ke Irene nih). Kamu dari tadi marah mulu yah.. pengendeh liat kamu senyum. Now give me your best smile, pleasee..!"
Kugenggam tangan Irene sambil menyerahkan kunci mobilnya.
Setelah kunci berpindah tangan ke Irene, "Plaaakk..! {{{STEREO}}}" gila.., pipiku ditampar si 'Allien'.
"Iyan...! nama kamu Iyan kan..? Irene juga minta maap yah sama kamu.."
"Trus kok tampar aku?"
"Kan tadi minta aku supaya senyum? Nah itu tadi yang bisa bikin aku senyum ke kamu."
Irenetersenyum ke arahku, meskipun di pelataran parkir itu gelap, dapatkulihat kok cakepnya nambah pas lagi senyum, apalagi dengan nakalnyadia malah memencet hidungku.
"Gotcha..!" sambil pencet hidungku dia berdiri.
"Maafin Irene juga yah Yan.." sambil dia meninggalkanku yang hanya terbengong.
Udah aahh.., pokoknya malam itu tidak ada apa-apa (nothing special, lha aku sama dia hanya saling maaf-maafan saja).
Paginya waktu parkir mobil di kampus, Charade-CX-nya 'Allien' tidak ada.
"Waduuh.., nggak kuliah nih hari tuh anak," pikirku.
"Hey..! Nggak nubruk lagi, ngelamun aja..!"
Kaget kudengar suara yang sekarang bikin aku kangen keras kedengaran di belakangku.
Setelahkulihat ke belakang, "Ya ampuunn..!" tuh 'Allien' dengan lucunya sambilmengangkat kayu papan yang gedenya lumayan, "Hihihi..."
"Itu papan buat apaan..?"
"Ya kali aja penyakit nubruk kamu kambuh lagi, buat jaga-jaga nih..."
"Hahaha.. bisa aja kamu. Udah doong papannya ditaruh.., ntar dikira lagi ngomong ama tukang kayu.."
"Wee.., tukang kayu nggak ada yang cakep kaya gini nih..!" katanya sambil meletakkan papan, si 'Allien' mendekatiku.
"Hayooo..! Sapa kemaren malem yang miss call?" si 'Allien' pukul lenganku.
"Auuuhh..! Sakit Ren..!"
"Ehtahu yah? Belom tidur? Kamu nggak telephone balik sih? Aku miss callkamu gara-gara nggak enak kan kalo telephone malem, ntar kamunya udahtidur.."
"Iya juga sih.. tapi emang ada apa sih Yan mo telephone Irene..?"
"Mau tubruk kamu kali.."
"Huuu.., Maunya..!" Bibir si 'Allien' manyun tuh.
"Eh yah CX-nya kok nggak ada?"
"Iya, tadi pagi dipake ama Chie-chie keluar kota, aku cuman numpang berangkat, napa..? Emang mau nganterin apa?"
"Enak aja..! Emang taksi apa nganterin kamu, mo bayar berapa sih sekali anter?"
"Neh bayar.. bayar pake ini nih..!" katanya sambil si 'Allien' ngepalkan tinjunya ke arah aku.
"Aku mau masuk dulu yah, yuk Yan..!"
"Iya ati-ati yah Ren.."
"Hah..? Ati-ati..? Emang ada apaan..? Kelasku kan nggak di luar kota.."
"Yah.., biar deket tapi ntar kalo-kalo ada yang tubruk kamu selaen aku..?"
"Hahaha..bisa aja kamu Yan, di kampus nih yang punya predikat tukang tubruk tuhcuman kamu tahu..!" katan si 'Allien' sambil meninggalkanku yang masihsaja ketawa-ketawa.
Ngobrol sama dia enak juga, dari situ aku mengetahui kalau si 'Allien' tuh ternyata satu angkatan di atasku.
"Huaaa.."tidak terasa ngantuk juga aku pagi ini mendengar dosen lagi 'in thehoy' sama spidol dan white board-nya sambil menerangkan Bab VStatistika.
Karena merasa ngantuk, aku ijin ke belakang mau cucimuka sekalian cari teh hangat di kantin. Waktu sampai depan kelas si'Allien' (kalau mau ke toilet pasti melewati kelas si 'Allien' yang adadi depan toilet) dan lagi enak-enaknya melamun, tidak sadar pintu kelas(di sebelah kanan) terbuka. Dengan setengah kaget aku meloncat ke kiri.
"Yaampun Iyaaann..! Bener-bener deh kamu tuh tukang tubruk berijazah,belom abis bekas tubrukan kemaren, sekarang mo tubruk aku lagi..!"
"Huuaaa..!" si 'Allien' yang kulamuni sekarang ada di depanku sambil mulai lagi cerewetnya.
"Ngantuk yah Yan..?" si 'Allien' menjewer telingaku.
"Adududuuhhh... sakit tahu..! Iya nih ngantuk banget, kemaren pulang jam dua pagi Ren, ke kantin yuk..!"
"Iya yuk, aku juga lagi males di kelas.." sambil kami berjalan ke kantin.
"Kamu sih ngeluyur sampe jam segitu, rugi kan ama kesehatan kamu.."
"Enak aja dikatain ngeluyur, aku mah kalo jam segitu bukan ngeluyur, tapi kerja."
"Hah..! Jadi kamu... Ich Yan, kamu kok bisa sih jadi gituan..?" sambil dia minum soda dinginnya.
"Jadi apaan..? Enak aja ngatain gigo.."
"Nah trus kalo tiap malem kerja..? Apa coba namanya..?"
"Akukalo malem kudu ngeband di cafe Ren.. Iyan pengen mandiri doong bayarkuliah sendiri trus kalo ntar rada siangan kudu kerja di salah satuProduction House di sini (kota 'S'), makanya tiap hari bawaannyangantuk mulu. Kemaren contohnya tuh tubrukin kamu.."
"Ooohh jadi kamu ngeband di cafe, Yan..?" tanyanya.
Ich.., kurang 'dugem' juga nih anak sampai tidak tahu lawan bicaranya calon selebritis (huehehe.. maunya sih).
"Kamuhebat yah Yan, kuliah bisa bayar sendiri, umur segini juga udah kerja,Irene ngiri deh sama kamu. Hihihi kayanya bangga juga ditubruk amaorang hebat kaya kamu.."
"Hebat nubruknya..! Huahaha... bisa aja kamu, ntar aku nggak tanggung jawab kalo tiap hari tubrukin kamu.."
"Coba kalo berani..? Hayoo sekarang juga!" tantang si 'Allien'.
"Waduhdi sini mah lagi rame banyak yang ngeliat, kalo berani ke toilet ajasekarang hayoo..!" kujawab tantangan si 'Allien' yang bikin kupingpanas.
"Hah..! Emang kamu mau tubruk apa gebleek..?" jawab si 'Allien' sambil ngucek-ucek rambutku.
"Tubruk ini.." sambil kuletakkan jari telunjukku di bibir Irene.
"Kamu ini kenapa sih Yan..? Berani-beraninya..!" si 'Allien' menghindar waktu jariku menyentuh bibirnya.
"Tangan kamu kan kotor Yaaaann..!"
"Emang kalo udah cuci tangan aku boleh cium kamu yah..?"
"Huuueeekk..! Sapa juga yang mau cium kamu gebleeekk..! Kalo ntar bibirku jadi memble gimana..?"
"Kita kimpoi aja sekalian, biar memble kamu nggak perlu kuatir lagi kalo ntar nggak laku.. kan udah punya Iyan, yah kan..?"
"Weee.., sapa juga yang mo kimpoi ama kamu.. udah aah Yan.. yuk..!"
Tidak ngomong apa-apa lagi, Irene langsung berjalan meninggalkanku yang hanya tersenyum saja melihat dia sewot gitu.
Sambilmembuang keringatnya si 'kecil' (baca: pipis) di toilet karena merasatenggorokanku agak gatal, aku sampai tersedak batuk kencang sekali.
Huuiii..! Lega deh habis pipis jadi enteng banget deh.
Sesampainya di luar toilet, "Yan..! Hihihi, aku tahu kalo kamu batuk kamu kenceng banget, sakit yah..?"
Yiihhaa..! si 'Allien' ada di depan toilet cewek sebelah. Senang sekali deh dapat melihat dia lagi.
"Kamu belom masuk kelas juga Ren..?" tanyaku sambil kudekati dia lagi.
"Kan tadi udah bilang kalo aku lagi males banget Yan..."
"Eh yah Ren, gimana jadi nggak?"
"Jadi apanya?"
"Tangan Iyan udah dicuci nih.."
"Trus..?"
"Aku mo cium kamu," kataku sambil kucoba mendekati bibir Irene.
"Iyan... hhmmppff..!"
"Hhuuaaa..! At last..! Aku bisa cium si 'Allien'." kataku dalam hati.
SebenarnyaIrene kelihatan agak menolak ciumanku, dia pukul-pukul lenganku tapidia tidak berteriak-teriak atau melepaskan ciumanku.
Tidakberapa lama, dia mulai menjawab ciumanku. Lidah kami saling melumat.Lidahku mengusap rongga mulut atasnya yang bikin kepala si 'Allien'sampai mendongak ke atas (ciuman khas Iyan) sampai megap-megap. Kutarikdia masuk ke dalem toilet cewek yang ada di belakangnya. Irene sempatmenarik tangannya. Agak memaksa, dapat juga kubawa 'Allien' masuk kedalam toilet cewek (maklum lah, tenaga cowok kan lebih kuat).
"Iyaaann..?"
Akutidak kasih komentar waktu dia panggil namaku, langsung kulumat lagibibirnya (eh yah kelupaan di dalam toilet cewek nih baunya kan tidakterlalu pesing seperti toilet cowok, semua juga tahu kan kalau toiletcowok sekolahan pasti gitu deh, mulai SMP, betul nggak..?).
Setelahambil napas sebentar, kutunjuk satu kamar kecil di dalam toilet, Irenegeleng-geleng kepala. Hehehe.. bukan nafsu dong kalau aku tidaklangsung menarik Irene ke salah satu kamar kecil itu.
Di dalamaku sempat lihat Irene yang hanya melihatku dengan mata kecil sayunyaitu. Aku tersenyum ke dia sambil tanganku mengusap pipinya lembut, dandia malah merem sambil gerakin wajahnya seperti kucing kalau dielus.Kupeluk dan kucium rambut dia kuat-kuat, hmm.. wangi deh. Dengansedikit menunduk (tubuhnya 159 cm dan 36B, proporsial dan sexy habis,montok gitu kalau orang yang lagi horny bilang) kembali kuciumbibirnya, sekarang dia malah memelukku sambil ngusap-usap rambutku,hhmm.. good tasted. Aku paling suka kalau pas ciuman rambutkudielus-elus, asal jangan dijambak saja.
Setelah puas kerjainbibir 'Allien', aku turun ke leher jenjangnya itu. Kukecup dan hisaplembut. Sambil tetap mengusap rambutku, Irene mulai respon nihsepertinya, nafasnya mulai agak kedodoran juga waktu kucium lembutmerata leher samping terus ke depan. Tanganku yang dari tadi melingkardi pinggangnya mulai pelan naik melewati semua lekuk pinggang, perutdan berhenti di pangkal lingkar buah dadanya yang masih tertutup kaoskerah ketat warna birunya. Kumainkan ibu jariku memutari pangkallingkar bawah payudaranya.
Kurapatkan pelukan tangan kirikudengan menarik lebih dalam tubuhnya, dan dia merespon sedikit menjauhsaat bagian tubuh bawahnya yang tertutup rok hitam sedikit di ataslutut dengan belahan di pinggir kanan kirinya bersentuhan dengan si'kecil' yang mulai menggeliat lembut dari tidur panjangnya. Cepatkudorong tubuhnya dengan sedikit agak nafsu (emang nafsu kok) sampaimenyentuh tembok kamar toilet yang ada di belakangnya.
"Ooohh..!"Yah, hanya satu desahan itu saja yang Irene keluarkan saat tangankananku mulai menyentuh lingkar indah di dadanya itu.
"So big to lick..!" kataku pelan.
(Huehehe..,pembaca mau nggak licking payudaranya Irene..? Langkahin dulu mayatdosen Statistikaku, baru kubayar pakai 'toket'-nya Irene.)
"WhatThe...!! Apa-apaan nih?" tangan si 'Allien' tidak tahu bagaimanamulanya sudah ada di depan celanaku menangkap si 'kecil' yang karenapegangannya berubah jadi si 'bandot'.
"Irene..?"
"Hmm..? Kenapa? Surpriseee..! Kamu kudu tanggung jawab Yan..!"
Hualaaahh..tidak disangka kalimat itu keluar dari bibir Irene sambil dia mulaimembuka zipper celanaku. Setelah si 'kecil' lolos dari dalamku, Irenemelorot ke bawah sejajar dengan si 'bandot'-ku.
"Huaaa..! Kaya Power Rangers yah Yan..? Hihihi.. lucu, gagah..."
AstagaIrene, si 'bandot' bonggolku disamakan dengan Power Rangers, what agirl.. untung saja tidak dikatakan Tele Tubbies bersaudara, bisa-bisaditaruh di lemari hiasnya dong.
"Hallo.. nama Chie-chie Irene, kamu namanya sapa..?" baru kali ini kemaluan diajak bercanda seperti Pokemon.
Belummenjawab candaan si Irene, si 'Power Rangers'-ku sudah hilang dimakansama salah satu monsternya si 'Astronema' (musuh Power Rangers), yah siIrene ini.
"Huuggghh..! Irenee..!" kaget aku berteriak kecil merasakan sentuhan lidah Irene.
Lidahnyatidak mau diam, terus menjilati kemaluanku, dan sekali-kali dihisapnyalembut, maju-mundur sambil tangannya mengurut sisa bonggol si 'bandot'.Huaaa.. pokoknya ampuun deh, lembut sekali. Dengan lembut lidahnyamembatasi geliat dari si 'bandot'. Dengan lembut pula dia mulaimenurunkan celanaku lebih ke bawah (gila celana di bawah lantai toiletkan kotor, nyuci deh nanti) sambil mulai mengelus testisnya.
KepalaIrene miring sedikit ke kanan dengan mata melihat ke atas ke arahkuyang lagi menunjukkan senyum yang paling horny (pernah tahu nggaksenyuman model gini?). Terasa ngilu di seluruh kemaluanku. Aahh..,apalagi waktu lidah Irene mengusap ujung bawah si 'kecil'-ku, sepertijutaan sengatan listrik lemah mulai merayapi seluruh persendianurat-urat nadi di tubuhku, berpusat di daerah bertuliskan 'Awas AnjingGalak!' (baca : kejantananku). Meski tidak sepenuhnya masuk, tapi Ireneterus saja memasukkan semua dan berusaha untuk menelannya lambat-lambatsambil lidahnya tidak pernah berhenti menjilati seluruh bagiankejantananku, ditambah lagi pijatan lembut tangannya di bawah testisku.
Waktuitu wajah Irene sangat bernafsu, matanya dipejamkan, sedikit peluhkeluar dari dahi menuju ke pipinya. Bibirnya yang tipis berusaha selalumeresapi pelan-pelan tiap kali penisku masuk lebih dalam, dan dia akanmenghisap kuat saat dia mengeluarkannya lagi, seperti tidak maumelepaskan si 'kecil,' benar-benar bikin cowok gila nih cewek.
"AaagghhIreneee..! Udah Irene! Udah! Iyan mo sampe Reenn!" ampun deh, akupaling tidak kuat menahan kalau kemaluanku diserang terus-terusan samablow job seorang cewek.
"Irene! Udah Reeen! Lepasin! Jijik Ren! Udah! Aaahhh..!"
Denyutdengan kejutan-kejutan statis terasa mulai menerpa semua jalan darahku,mulai dari urat saraf kemaluanku menuju seluruh cabang otak di dalamsetiap tubuhku (aku cocok tidak jadi guru Biologi? Hihihi). Bersamaandengan itu tubuhku pun menegang.
"Aagghhh..! Ireneee..! Aku dapat Reeen... Aaahhhgg..!"
Sekitar6-7 kali kedutan diikuti cairan segar kejantananku membanjiri mulutkecil si Irene ini tanpa dapat kulepas dari jepitan mulut dan tangannakal si Irene. Dia tidak mau melepaskan si 'kecil' dan testisku dariserbuan bibir sexy-nya, seperti dibetot oleh vacum cleaner dehhisapannya tidak habis-habis, dan lucunya sempat juga terdengar gelegaktenggorokan Irene. "Waduuhh.. bener-bener nih cewek.. ditelen abis..!"kataku dalam hati.
"Haahh... Hhh..." nafasku waktu itu benar-benar tidak karuan deh.
Si Irene malah senyum-senyum nih ke arahku sambil berdiri, "Gimana Iyan sayang..? Good tasted..?"
"God bless my little brother," sambil kuangkat kepala Irene yang senyum setelah ucapanku tadi.
"Yourturn my little fella..." setelah cium bibirnya, (huueekk sisa sperma)aku melorot ke bawah masuk ke dalam rok hitam Irene (hih kaya Barongsaiyah?).
Aku mulai mencium dari betis indah Irene dan menjilatinyabergantian kanan dan kiri. Tanganku? Tanganku tentu tidak hanya diamsaja, melainkan meraba paha Irene. Ciuman dan jilatan itu mulai naik kepaha dalam, terus sampai ke pangkal paha. Kusentuh lembut celanadalamnya yang berwarna maroon (walaah tidak matching banget sama kaosbirunya), kuusap dan gosok pelan bagian bawah lembah indah itu.Terangkat-angkat pinggang Irene diikuti rintih dan desis manjanya.Terasa basah dan lengket vaginanya meski hanya dari luar. Pangkalpahanya kuraba dan kuusap sambil lidahku mulai menjilat dan menciumkain penutup pusatnya itu. Nafas yang tersedak dan gelinjang badanIrene tidak dapat membendungku untuk berhenti memperlakukankewanitaanya seperti itu.
"Hggh..! Haahhh.. Ssshh..!"
Kupegangcelana dalamnya dan pelan kuloloskan ke bawah, kutarik tubuhnya danlepas sudah penutup terakhir yang ada pada kewanitaan Irene.
"WhatThe..? Ireene..?" Benar-benar tidak dapat disangka deh kelakuan Irene,bagaimana tidak heran campur tertawa kalau kalian semua punyakesempatan melihat sosok kewanitaan Irene. Bayangkan saja, di sebelahkanan agak ke atas tepat sederetan dangan bulu-bulu pubic-nya yangtipis teratur terjaga rapih itu ada tatto yang benar-benar dapatmembuat kita tertawa deh. Tatto-nya itu sebuah rambu larangan seperti'No Smoking', tapi gambar cigarette-nya tuh diganti dengan tulisan'BOYS.' Hueheheh.. terserah percaya apa tidak? Ini benar-benar surprisesekali buatku.
"Surprise is surprise like I said, right my fella..?"
Akuhanya tersenyum saja melihat gaya si Irene yang goyang dangdut sambiltolak pinggang mengarahkan kemaluannya lebih dalam ke mulutku.
Kubelaibulu-bulu tipis dan halus yang menutupi daerah paling terjagakepribadiannya itu. Kewanitaan itu keliatan sudah sangat basah danterasa berdenyut-denyut. Saat kucoba sentuh, tubuh Irene langsungterangkat tertahan. Kusentuh lagi dan kugesekkan jariku pelan melewatibelahan kemaluan indah itu. Erangan kecil mengiringi gerak tubuh Irene.
Kubukalebar-lebar paha Irene, kuberikan bahuku sebagai tumpuan kakinya agardapat lebih leluasa aku menatap liang kewanitaannya. Kudekatkankepalaku ke liang senggamanya. Tidak ada bau yang tidak enak samasekali. Kujulurkan lidahku mengusap pelan dan lembut dari atas pubichairnya menuju ke bawah. Kumasukkan lidahku sedalam-dalamnya ke dalamlubang kenikmatannya. Bau kewanitaannya semakin kuat tercium. Vaginanyabenar-benar cepat sekali basah.
Tiba-tiba Irene menjambakrambutku dengan kuat, dan menggerakkan kepalaku naik turun di permukaanliang senggamanya dengan cepat dan agak sedikit kasar (nafsu kali diayah?). Lalu dia menegang. Dengan jariku, secara terus menerusklitorisnya kusentuh, pelintir, lalu kugosok. Mulutku pun langsungmenghisap liang kewanitaannya, sehingga suara yang dikeluarkan kali iniagak kuat diiringi dengan badannya yang terangkat kejang. Basah dehjariku waktu itu, aku belum sadar juga kalau si Irene ini mau'nge-blow' (istilah orgasme Iyan).
"Iyaaannn..! Ouuggfffhh..! Irene dapet Yan.. Irene dapeeettt... Hgggffhh..!"
Tidak tahu kenapa, aku sangat bernafsu ingin merasakan lendir kewanitaan Irene.
"Hmm sedap juga.." kuhisap vaginanya.
Irenehanya merintih manja sambil meliukkan tubuhnya. Aku tidak dapatberpikir, cepat sekali cewek ini jadi basah seperti ini. Irene malahmakin merapatkan kepalaku ke arah vagina basahnya yang lagi berdenyutdan berkontraksi hebat sekali.
Sambil terus memberikan kecupandemi kecupan, hisapan demi hisapan yang lembut, aku tidak mau momentyang dia dapat hilang cepat begitu saja. Bibir kemaluannya kujilat,kujulurkan lidah dan menusuk ke dalam lubangnya, mengusap habis labiaminoranya. Mulutku basah oleh lendir kenikmatan dari dalam liangkewanitaannya. Aku berhenti, dan dengan kain roknya, kuusap mulutkuyang basah karena cairan kewanitaannya (hihi... rasain kamu biar impas,nyuci.. nyuci juga deh kamu Ren).
Beberapa saat dia kembalimenekan kepalaku di antara pangkal pahanya yang tegang disertai sedikitpinggulnya yang terangkat. Kemudian terasa mengendur pegangan tangannyadi kepalaku. Diangkatnya wajahku, walalah... senyuman.., dia melassekali. Kewanitaan nikmat itu kubelai, kucium labianya sambilmenyibakkan lebih lebar lagi dan klitorisnya, kukulum dengan lidahku,kugigit-gigit kecil dengan lembut. Lidahku masuk lagi ke dalam liangnikmatnya yang basah itu. Irene tersentak lemah saat lidahku masuk kedalam liang nikmatnya itu.
"Yaaann.. udah Yaan, Irene nggak kuat lagii Yaaan..!" desahnya.
Akuterus mencium kemaluannya dengan lembut. Terangkat punggungnya meskidengan lemah menahan kenikmatan. Dia mendesis pelan sambil menggeliatmanja. Hal ini malah membuat Irene semakin mengerang. Aku mulaimempercepat jilatanku, klitorisnya kuhisap, kujilat semauku. Kurasa adacairan yang keluar dari kemaluannya lagi. Karena ingin memuaskan Ireneyang mulai panas lagi, lidahku kembali menuju kewanitaannya. Kuhisapseluruh cairan tersebut dan menelannya.
Kusibakkan vaginanyayang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memilin clitorisnya.Irene hanya mendesah. Liang kewanitaan Irene semakin memerah. Aku jadisemakin terangsang ketika kembali merasakan cairan berwarna putihkeluar lagi dari lubang vaginanya.
"Irene is back..!" pikirku.
Denganmata sayu terpejam, mulut setengah menganga, tangan mengangkat rokhitamnya dan satunya memegangi kepalaku, sambil paha terkangkang lebardi bahuku memberikan kemaluannya yang terkuak bebas untukku.
"Yaaan..?" Irene merunduk langsung menyambar bibirku.
Walalah..tidak romantis banget, kalian dapat bayangkan tidak, melakukan FrenchKiss sambil jongkok (huahahaha). Tanganku dipegang lembut oleh Irenedan, "Huuaaa..!" mulai kapan Irene jadi telanjang dada.
Kuangkattubuh Irene berdiri sejajar denganku. Kulumat lidah dan bibirnya.Ciuman kali ini terasa lain, lebih panas dari yang kami lakukansebelumnya, karena tanganku mulai mengusap lembut payudara indah,mulus, besar dan mantap cengkramannya secara intens dan lembut daribawah ke atas menuju putingnya yang tegak menantang kemerahan itu yangberakhir dalam pilinan ibu jari dan jari telunjukku. Desah nafas yangsama-sama lagi kedodoran mulai saling bersahutan. Mulai kucium turunmengusap dagu ke leher. Kukecup mesra dada atasnya sambil meninggalkannoda merah di sekitar dada bagian atasnya.
"Sluuurrppp..!" kutelusuri puting indah sebelah kiri menantang milik Irene.
"Hhhmmm..," rintih Irene yang manja mulai ada saat ku-explore putingnya sambil menjambak rambutku agak kasar.
Akuberusaha menelan puting Irene, tapi anehnya puting itu sepertinyalemah, tapi kok tidak bisa lepas yak? (Huehehe), nah habis gemes bangetsama lancip putingnya nih. Kuhisap mulai dari hisapan lemah dan condongagak kencang juga. Mulut yang sexy sekali itu hanya megap-megap sajatuh. Cium lagi deh bibir Irene yang lagi nganggur, dan ini membuat diakaget juga atas serangan dadakanku ini. Dan belum sempat dia meresapiciumanku langsung kuganti lehernya sebagai sasaran jilatanku, tidaklama juga langsung kuhisap kembali payudaranya terutama puting sebelahkanannya yang tadi sempat kucuekin.
"Gila kamu... gila kamu Yaaann..!" Irene mengejekku gara-gara serangan beruntunku yang tidak dapat dia duga kemana arahnya.
Setelahpuas dengan puting kanannya yang semakin merah dan basah akibat Tumis(jilaT, kulUM, ISep), aku turun menjilati perut mulus Irene danberhenti untuk menggelitik pusar Irene yang membuat dia semakin tidakdapat mengontrol liukan perutnya. Huaaa... nih anak sempat-sempatnyamelakukan striptease. Tanganku menggapai-gapai buah dadanya denganlincah, kuremas dan kupilin putingnya. Irene membelai rambutku dandipegangnya erat pundakku. Menjilat, mengigigit-gigit kecil, menghisapserta memutar-mutarkan lidah dan berusaha memasukkan ke liang pusarIrene (hihi aneh juga nih cewek, sensitive area kok di pusar).
Sambilagak miring berdiri bersandarkan bak mandi toilet, mulai kembalikutelusuri silhoutte tubuhnya menuju ke daerah kewanitaannya lagi.
"Hai kangen nggak sama Abang..?" kubalas candaan Irene di kemaluannya, Irene pun hanya tersenyum kecut.
Denganberpegangan di bak mandi, tubuhnya bergemetar dan tersentak-sentaksetiap lidahku kembali merangsang bagian paling peka di vaginanya.Dengan kasar vaginanya disorongkan ke depan untuk memaksa lidahku masuklebih dalam ke dalam liangnya. Mendadak dia melintir, bergeliat-geliatoleh jilatanku di klitorisnya yang begitu menggelitik seluruh sendiurat kenikmatan yang begitu membuatnya penasaran. Sekitar 3 menit,tiba-tiba cewek ini mulai bergerak gelisah. Pahanya mengangkang semakinlebar dan dinaikkan ke bahuku lagi sebagai tumpuannya. Tanganku cepatmenangkap buah dadanya, lalu memeras lebih keras serta menghisapklitorisnya dengan gerakan cepat.
Tiba-tiba saja, ada suaralangkah kaki menyelonong masuk ke dalam ruang toilet. Refleks Irenelangsung membetot kepalaku jauh dari kemaluannya. Cepat kukulum lagiliang vaginanya sambil tanganku kembali meremas agak kasar payudaranya.Kulihat ke atas kepala Irene geleng ke kanan ke kiri sambil keduatangannya berusaha menolak kepalaku.
Kedengaran tuh manusiamasuk ke kamar toilet sebelah, dan sepertinya kedengaran juga suarakain yang dibuka, dan tidak seberapa lama, "Sialaaann..!" umpatku dalamhati.
"Sssrrr... sshh..! {{{STEREO}}}"
"Nih orang pipis nggaktanggung-tanggung, kaya bendungan ambrol.. kenceng banget walalahhmulai kemaren ga pipis apa? Tuh suara ampe segitunya." umpatku lagi.
Sialnya, bersamaan dengan itu tubuh Irene mengejang.
"Aaaggghhh..!"
"Waduh nih anak pas 'nge-blow'.." batinku.
Segeraaku cepat berpikir bagaimana caranya manusia di sebelah tidak bikingeger kalau tahu ada orang yang lagi 'ngejen' juga di sebelahnya. Cepatkuhisap keras kewanitaan Irene, kuhirup semua cairan kewanitaannya yanglagi berdenyut ambrol juga. Setelah kuhirup dan hisap sejenak kutahanhisapanku, dan kusembur dan tiup kencang-kencang.
"Brrrttt..! Ddrrrgghhh..! {{{STEREO}}}" begitu sepertinya suara akibat semburan hisapanku pada kemaluan Irene.
Berulangkalikuulang style itu pada vaginanya. Hehehe... kedengaran kompak sekalidengan rintihan dan erangan Irene yang dilanda badai kenikmatan untukkesekian kalinya.
"Hggghhh... Pppff.. Puuuff.. Aagghh..!" desahnya.
"Brrrttt..! Ddrrrgghhh.. Jjjrrggg..!" bunyi dari hasil rekayasaku di kemaluan Irene.
Nada kontras itu terdengar bersahutan selama puluhan hitungan dalam detik.
Pembacabisa tahu tidak maksudku membuat moment seperti itu tadi? Yah benar,kubuat sedemikian mungkin agar manusia di sebelah mengira kalau kamardi sebelahnya lagi ada orang buang hajat. Lima menit kemudian, setelahsaling berpelukan dengan Irene, akhirnya pergi juga orang itu daritoilet sebelah.
Kupeluk Irene yang sedikit gontai, kukecup lembut keningnya.
"Welcome to my sensation world." kataku.
Irenehanya tersenyum kecil sambil menyandarkan kepalanya ke dadaku dantangannya memegan si 'bandot' yang masih saja menuntut apa yang belumdia dapat.
"Sabar yah kecil, ntar jatahnya bakalan dapet deh.." katanya lucu.
Dengan tangan kirinya Irene mendekap leherku erat sekali sambil mengecup dadaku manja, kadang juga dia meraih rambutku.
"Nakaaall..! Tapi Irene suka ama kamu.. bikin ati tegang aja kamu Yan sampe dapet double (multiple orgasm) barusan."
"Irene jadi suka kamu Yaan..." dikecup lembut bibirku.
"Kamu ntar yah jatahnya, chie-chie capek banget nih.." sempat-sempatnya si 'kecil' dibecandain lagi.
Kubuatrespon otot kemaluan si 'kecil' mengangguk-angguk untuk jawab candaandan pegangan Irene, "Ok.. Ok..!" teriak si 'kecil' sama Boss-nya.
Habismemakai baju, sempat kami kissing sebentar sambil bilang sayang. Irenekeluar dari kamar dan toilet.. wee.. kaya security dia kasih kode keaku kalau keadaan aman buat keluar dari 'losmen neraka' (baca : toiletcewek) ini.
"Yan.. aku entar sore ada kuliah tambahan, tungguin yah..!"
"Iyaaa tuan putriiii..," sambil kupeluk dan kecup kening Irene.
"Hhhuuu..! {{{STEREO}}}" walalah.. ada teman yang meledek waktu aku peluk dan cium mesra ke Irene.
Soalnyadekat dari toilet itu ada markas anak-anak HIMAPALA. Weee sialan,untung saja mereka tidak sempat merekam kejadian di toilet tadi pakaihandycam kebangaan mereka (gimana teman-teman HIMAPALA ST*** yang punyaHandycam? Tahu siapa aku..? Hehehe..).
Menunggu Irene lumayanlama juga, apalagi sudah jam setengah lima. Akhirnya pintu kelasnyaterbuka juga. Walalah.. dasar dosen. Pergi duluan meninggalkanmahasiswanya. Anehnya, waktu semua pada keluar, aku tidak melihathidung Irene keluar dari kelas, apalagi 'toket' indahnya.
"Yaan..!Nama kamu Iyan kan? Irene sakit tuh, dia masih di dalem kelas, pusingkatanya. Emang abis kamu apain sih tadi? Kamu tubrukin lagi kayakemaren?" ada teman Irene yang ngomong sambil gebukin aku pakai bukutebelnya dia.
"Weee.. enak aja.. lagian tuh buku kalo udah nggak kepake, jual kiloan aja daripada buat gebukin orang.."
"Emang bener Irene sakit yah?" sambungku.
"Iyatuh.. eh yah kamu udah kenalan sama dia yah.. waah cepet banget kamu..Irene tadi pesen ama aku kalo dia minta kamu nemuin dia sekarang. Gilakamu Yan cepet banget. Eh yah namaku Lisbeth.."
"Cepet apaan?Apa yang cepet banget?" heran juga aku dengan omongannya, tapi nihcewek boleh juga, lebih tinggi dari Irene, langsing, putih, mulus juga,wajahnya manis sekali, rambut sedikit ikal, hmmm.. payudara 34 (tidaktahu cup-nya).
"Lis, kamu mau juga nggak?"
"Mau apaan sih?" Lisbeth mencoba mengejar maksud pertanyaanku.
"Ditubruk ama Iyan.."
"Sapiii.. dasar tukang tubruk..!" sambil pukulin buku tebelnya lebih kencang ke pantatku.
"Heee.. pukulnya kok belakang sih?"
"Emang kamu mau aku pukul yang depan.. hihi..?" gila nih cewek agak bikin aku terangsang juga.
"Udahah.. aku ke Irene dulu deh.. kamu pulang sana udah malem tuh, diperkosaorang tahu rasa entar..!" jawabku sambil pergi masuk kelas.
"Ooo arek nggak genah (anak tidak waras: dalam basa Jawa), Nggapleki (salah satu dirty words di kotaku)..!" maki Lisbeth.
Di dalam kelas, Irene kelihatan pucat sekali wajahnya.
"Kenapa..?" tanyaku sambil mengelus rambut Irene.
"Ngak pa-pa, cape aja. Kamu sih bikin aku kaya gini.. nggak bisa jalan jadinya.."
"Pulang yuk..? Kalo capek kugendong yah sampe parkiran.."
"Hihi.. kamu gilanya bener-bener deh. Malu dong Yan..?"
"Nggak pa-pa, biar semua tahu kalo kamu tuh punyaku.."
"Emang kalo kamu gendong aku mereka semua bisa tahu kalo aku sayang sama kamu..?" tanya Irene.
"Iya kali. Kita ke HIMAPALA yah..? Kamu istirahat bentaran di sana, trus entar pulang.."
"Maluuu Yaan.. Irene malu.. Aaahh Iyaaann..!" langsung kuangkat badannya.
"Ssstt.., nggak usah teriak dong.. deket kuping lagi.." sambil ku bawa badan Irene.
"Yaan..?"
"Hmm...? Hmmppfgfgf..." astaga, nih anak walau digendong bisa sambil ciuman juga.
Akududukin Irene ke meja dosen (sorry pak dosen..) sambil tetep ngelakuinFrench Kiss. Lidah dia udah langsung nyelonong masuk ke mulutku. Hmmm..feel so good, Irene cium aku lembut banget ga ada napsu cuman sayangaja dari dia.Braaaaaakk!!!{{{{{STEREO}}}}"Ya ampuuuuuuuunn!!!..kalian.. kkhh.. kkkaalliiaan???"Huaaaaa pintu kelas kebukaaa.. aku amaIrene jelalatan deh kaget banget tapi weee.. pelukan Irene tetepnangkring di leher. Abiiis.. dia tahu sapa yang di pintu, dia malahnyandarin kepalanya ke dadaku."Lisbeeth!!.. ngapain masuukk euuyy??"sewot juga liatin si Lisbeth cengar-cengir di pintu."Udah diem kamu!stooop doong ketawanya!" sambil aku gendong Irene ke markas anakHIMAPALA (lumayan deket kok markasnya cuman di belakang kelasaja).Habis melihat Irene yang langsung ketiduran dalam pelukanku dilantai markas anak HIMA, aku merebahkan tubuhnya, kupakai tasku buatbantalan kepalanya. Setelah pesan titip jagain Irene ke anak yangpiket, aku pamit mau beli soft drink. Untung saja yang piket kebetulancewek.
"Ida aku titip cewekku yah.. aku ada di kantin, laper nih.."
"Enak aja emang di sini tempat parkir motor apa heh..?"
"Iyaaku tahu kok, sorrie deh.. dia sakit tuh tidurin sejam aja, ntar akubangunin kalo pulang.. kasian kan..? Eh yah kalo ada cowok mo masuklarang aja yah.. pleaseee?""Iya.. iya udah sana!" usir Ida sambilterusin baca comicnya.Aku lari balik ke kelas untuk ngambil tas danbuku Irene yang ketinggalan.
"Wee.. kamu masih di sini..? Belom pulang juga..?"
"Males Yan.." jawab Lisbeth, agak kaget juga kumasuk lagi ke kelas.
"Nih.. mo ambil tas Irene. Apaan sih liat-liat..?"
"Nggakkok.. cuman.. eh.. nggak jadi deh Yan.." what's wrong with her? siLisbeth neh napa juga jadi gagu kaya gini?"Yah udah deh Lis.. akunungguin Irene di HIMA yah.. yuk""Yan..." duuhh neh anak ngerepotin ajabikin brenti pas mo keluar pintu.Lisbeth bangun dari meja dosen yangdia duduki.
"Ada apa sih..?"
"Aku.. aakkku.. udah tahu semua Yan.."
"Tahu apaan..?"
"Itu.. Yan.."
"Itu-itu apaan sih..?" duh bikin bingung juga nih cewek.
"Yan,aku ama Irene udah temenan mulai SMA. Kita berdua selalu cerita yangkami rasain. Irene tadi di kelas nggak konsentrasi Yan.. dia cerita keaku kalo.. kalo.. hhmmm.. kalo.. kalo dia kebayang terus ama.. ama...duuhh jadi nggak enak nih ngomongnya ke kamu.."
"Apaan sih?" sedikit kubentak Lisbeth yang tidak jelas maunya.
"PowerRangers.. iya Power Rangers kamu tuh Yan yang dibayangin ama Ireneterus.. dia bilang kalo nggak bisa ngelupain Power Rangers kamu.."
"JGEEERRR..! {{{STEREO}}}" seperti disambar truck container muatan sapi mendengar si Lisbeth bicara barusan.
"Hah..? Jadiii.. jadi Irene cerita ke kamu..?"
"Kanudah dibilangin tadi, kalo kita tuh temenan dekat banget Yan.. Kitabedua nggak ada rahasia-rahasiaan lagi Yan. Iya, yang di toilet tadidia juga cerita ke aku waktu ada kelas tadi," jelasnya.
"Waduuh.. si sapi (Lisbeth) nih ngejelasin sampe sedetail-detailnya." batinku.
"Yaann.. terus terang tadi waktu Irene cerita sempet bikin aku keringetan juga Yan.."
"Yaann.. Lis.. Lisbeth juga pengen dapet dari kamu Yaann..!" Lisbeth lari mendekatiku, dan langsung memelukku.
"Lisbeth.. Lisbeth juga suka sama Iyan.. Aku juga pengen dapetin dari kamu.. Lisbeth juga pengen... Power Rangers kamu..!"
"Hgghh..! Damn..!" habis ngomong Lisbeth langsung menangkap si 'kecil'.
"Lis.... hhpppghgghg..!" tidak tahu kenapa, aku jadi merespon bibirnya yang mulai melumat mulutku.
Kuladenimulai bibir kami bersentuhan sampai akhirnya si Lisbeth melumat lidahkudengan lidahnya di dalam mulutku. Tidak hanya berhenti di situ saja,tangannya dengan aktif malah mengusap lembut si 'kecil' yang langsungmenggeliat berubah jadi monster 'bandot'. Dorongan Lisbeth yang semakinagresif membuatku sampai menyentuh ke white board, didorongnya akusambil mulai menurunkan zipper-ku ke bawah, dan mengeluarkan si'bandot' dari celana dalamku.
Tidak tahu kenapa, kelakuannyayang agresif ini membuatku menjadi cepat terangsang, dan gilanyaciumannya kini turun ke leherku, lidahnya menyapu semua bagian lehersamping dan depanku. Tangan kirinya lembut mengusap dadaku, dan tidakberapa lama bajuku sudah tidak terkait kancing lagi. Dengan cepatjilatan lidahnya beralih membasahi putingku.
"Gggffgh..! Kamu sangar Lis.. terusin Lis.. Iyan punya kamu.. ambil semua Lis..!" desahku lucu juga yah..?
"Weee.. apaan nih..?" Lisbeth memegang tanganku langsung ditujukan ke dalam roknya.
"Vaginanya... walalahh.."
"CD kamu mana..?"
Gila, aku langsung dapat merasakan vaginanya di tanganku. Kuusap pelan klitorisnya, desahannya membuatku sangat nafsu.
"Iya..iya di situ Yan.. kencengin lagi Yan.. aaah..! CD-ku buat kamu Yan..aaagghh.. vaginaku buat kamu.. aahhh.. perkosa aku Yan.. hhhggg..!"desahnya tidak karuan.
"Duh, nih anak ribut banget..!" batinku.
Kusambarbibir Lisbeth, kukulum sambil kuputar badan kami berdua. Kurebahkan diadi meja dosen (benar-benar dosa nih sama dosen), kusingkap roknya, danternyata...
"Kalian nih bener-bener kompakan yah..? Tatto kalian berdua bikin aku nafsu.."
Kelakuannya kompak sekali, sampai ke tatto-tatto-nya. Mereka berdua nih memang benar-benar deh.
Lidahkulangsung menyapu ke dalam kewanitaan Lisbeth sambil kusibakkan melebarlabianya (dosa deh buat semua cowok yang hobbynya bikin kendor labiacewek, merusak vagina saja.. bikin tambah 'melar'. Hehehe). Kujilativaginanya habis-habisan, ku-explore dengan menghisap klitotisnya.
"Yaaann.. aku dapet.. Lis dapet Yaaann, terus iseepp kenceng lagi Yan..!"
"Aaahh.. hhmmppp.. hhhgg.." vaginanya bergetar, berdenyut, dan keluar juga cairan kenikmatanya.
Jebolpertahanan tubuh Lisbeth oleh orgasme pertamanya. Kuhisap habis semualendir yang keluar dari vaginanya yang terus berdenyut, dan jugakelakuannya lebih over daripada Irene cewekku.
Tangan dia sampai memukul-mukul meja.
"Waduh nih kalo ada orang di luar curiga gimana juga.."? batinku.
Waktukulihat ke atas, duhh.. ternyata itu baju sudah kesingkap kelihatanpayudara yang sudah menjulang tinggi putingnya. Kutangkap tangannya,kuletakkan ke rambutku, dan langsung kuciumi payudara dan puting merahjambunya. Tangan kiriku merambat naik ke arah payudaranya, kutambahkenikmatan Lisbeth dengan remasan dan jilatanku secara merata dipayudaranya.
Aku juga tidak hanya membiarkan vaginanyamenganggur. Kugesekkan kejantananku mengikuti belahan vaginanya yangmasih berdenyut-denyut seperti menghisap penisku biar cepat memasukkanvaginanya. Nafas Lisbeth tidak karuan lagi waktu kumulai memasukkanpelan kepala penisku ke dalam kewanitaannya.
"Iyan masukin yah..?" sambil mulai kuturunkan pinggulnya mengikuti meja dosen yang innocent banget.
"Deeper please Yaan.. aku udah pengen Yan.. ghhh..!"
Waktumulai kumasukkan kepala 'bandot'-ku lebih dalam lagi, tiba-tiba sajasebuah tangan kecil halus menahan si 'bandot' masuk lebih dalam lagi,dan saat kubangun dari kuluman puting dan payudara Lisbeth,"Ireneee..!" terkejut sekali aku melihat mata Irene yang persis premanterminal yang mau 'palakin' duit anak-anak bau kencur (hehe.. abis itumata sangar banget).
"Ini sekarang udah jadi punya Irene.. nggak adayang boleh ngerasain sebelom Irene.. itu juga termasuk kamu Chie (Irenepanggil Lisbeth.. Chie-chie)..!"
Aku bingung juga, nih anak mau 'ngelabrak' apa mau ikutan sih, habis omongannya meragukan sekali.
"Iyan ini yang buat kamu tinggalin aku sendiri di HIMA yah..? Udah dapet yang lain..?"
"PLAAkkk..! {{{STEREO}}}" Waduh nih pipi jadi sasaran tamparan Xena 'The Princess Warrior'.
"Chie tega kamu Chie..!"
Pikirankuwaktu itu harus berputar cepat untuk mengatasi masalah ini. Langsungkudorong Irene duduk di kursi dosen, kusingkapkan rok hitamnya.
"Hah..? Apa-apaan nih..?" batinku heran juga.
Vagina Irene juga sudah tidak ada celana dalamnya, dan juga sudah basah sekali.
"Irene..?" sempat heran juga ketika kutanya soal vaginanya.
"Itupunya kamu sayang.. udah aku siapin, dari tadi aku udah di dalem kelasngeliat kalian bedua. Hihihi, aku ama Chie udah janjian kerjain kamu,kita bedua dari dulu udah punya commit sayaaang.. satu kudu buatbedua.."
Heboh juga aku kalau tahu mereka berdua seperti ini. Aneh sekali perjanjian seperti itu.
"Daritadi aku udah masturbasi di belakang kamu Yan, Chie aja udah tahu aku,kamu aja yang keastikkan dapet barang baru sampe cuekkin keadaan..."kata Irene sambil tersenyum mengejek.
Mereka berdua hanya tersenyumsaja melihatku yang lagi tertegun tidak tahu mau marah, senang, excitedatau apalah namanya melihat dua cewek yang sama sifatnya, samatatto-nya (hehehe), dan mereka juga sama-sama jadi fans-nya 'PowerRangers'-ku.
"Iyan sayang, kamu ambil aja yang jadi punya kamusayang.." kata Irene sambil meraih tanganku dan mengusap-usap vaginanyayang sudah becek sekali.
Tangannya meraih penisku dan disiapkannya untuk penetrasi di kewanitaannya.
Kuraihtubuh Irene dalam gendonganku, kusandarkan dia di white board. TanganIrene memeluk leherku sambil aktif mengulum mulut dan lidahku di dalam.Setelah kusingkapkan semua kaos ketat biru lepas dari tubuhnya, sambilmenyangga pantat Irene dengan tangan kiriku mulai kuurut pelan bentuk'cute' penisku. Kuselipkan di antara pangkal paha Irene, setelah tepat,mulai kudorong pelan masuk ke dalam vaginanya yang tidak tahu kenapaterus-terusan berdenyut-denyut gitu yah?
"Honneeeyyy..! Aaahhh..!" desahnya.
"Is this the real of my girl..?" batinku.
Walalahh..ternyata dia juga tidak kalah agresif dengan temannya Lisbeth. Kukulumbibir dia, kuhisap agak brutal juga sih, nah habis teriakannya jugabahaya sekali kalau tidak diredam. Dia mengerang meregang saat secarapelan meresapi proses penetrasi yang sengaja kubuat lambat. Setelahkepala 'bandot'-ku masuk, kugesekkan pelan keluar masuk. Kumasukkansedikit lagi, kugesekkan lagi. Sengaja memang kubuat dia makinpenasaran dengan memperlambat seluruh proses penetrasiku.
"Feel the art, feel the beauty, feel it slowly my dear..."
"Iyaann,pleasee.. jangan siksa akuu.. aagh.. jahaaatt kamu.. masukkin semuasayang.. hhgg..!" katanya jengkel sambil tangannya menggapai pantatkumemaksa untuk lebih dalam lagi penisku menjelajah vaginanya.
"Chiiiee.. bantuiiinn agghh..!"
Weheheh.. kalian pernah tahu tidak, penetrasi minta bantuan sama temannya (si Irene nih ada-ada saja deh).
Dan, "Jjjlleebb..!"
"Hhhgghh.. aaahhh.. Yaaan..!"
"Setaaan..!" si Lisbeth benar-benar bantuin temannya, dia langsung dorong pantatku menghantam keras pangkal paha Irene.
"Aku dapet.. aku.. aaghhh.. Iyaaann..!"
Meskipunaku lagi terdiam meresapi 'the beauty of penetration' yang dirusak olehLisbeth, tapi kok bisa-bisanya si Irene dapat orgasm pertamanya yah.Bergerak memutar kumainkan vagina Irene dengan penisku di dalam sambilkutambah sensasi orgasmnya dengan menjilat, menghisap puting danseluruh dadanya diikuti keringat yang membuat tubuhnya licin merangsang.
"I think this is the coolest sillhoute of Girl's breast." batinku.
"Kamu bikin aku kelabakan terus mulai pertama kenal..?" sambil Irene cium hidungku dan sedikit mengatur nafasnya.
"Chie kita kerjain nyoo..!" kedip mata Irene dibalas mata sapi si Lisbeth, sepertinya aku akan dikerjai mereka nih.
"Ready to go honey..?"
"Mo kemana..?" tanya Irene.
"Mo ini neh..," langsung cepat kutekan dalam-dalam kejantananku ke vagina Irene.
"Yaaann.. aahhh.. ngiluuu Yaann.. stop Yan.. stoop..!"
"Katanya mo kerjain Iyan? Mana? Kok gantian dikerjain..?" Jelek juga yah.., aku balas dendam seperti ini.
"Iyahhgg.. abis kamu cepet banget nggak permisi dulu ama yang punya...Aaaagghhh..! Iyaaann..!" selesai ngomong seperti iyu kuhujamkan cepatlagi penisku menerobos vagina Irene.
"Iyaann.. aah.. sshh.. hhmm.. Iya.. iyaa di situ Yan.. yang kenceng lagi.. nakal.. nakal kamu Yan..!"
Astaga,aku tidak menyangka si Lisbeth, dia turunkan celanaku sampai habis. Diajongkok di bawah pantat Irene sambil menghisap gantian buah testiskudan vagina Irene bergantian. Sempet senyum juga sih waktu Lis bilang,"Aaduuhh!!.. aduuhh!!"
Salah sendiri, siapa suruh di bawah kayagitu. Kepala dia sering terbentur pangkal paha Irene yang bergerak liarmerespon gerak intens-ku merojoh dari mulai pelan setengah masuk sampaikuamblaskan semua penisku dengan sekuat tenaga. Huaaa..! mulutku tidakdapat diam mengerjakan dada berkeringat Irene sambil sesekali kubuattanda merah di sekitar puting lancipnya.
"Honeeyy.. honeeyy..honeeyy..!" bayangkan saja seirama keluar masuknya si 'bandot', Ireneteriak dengan suara cemprengnya seperti itu, dan di bawah cuek saja Lisdengan kerjaan barunya.
Kontras sekali nih suara. Suara cemprengIrene, bunyi kecipak kemaluanku di vagina Irene, dan lucunya ditambahdengan suara aduh-aduh dan kecapan lidah si Lis di testisku.
Sekitar5 menit aku terus menggempur semua isi vagina Irene dengan kemaluanku,dan sekitar itu pula Lisbeth tidak bosan-bosannya mengulum, menjilatsambil sesekali memijat buah testisku. Hmm.. capek juga ternyata denganmodel berdiri seperti ini. Kurengkuh tubuh Irene tanpa melepas kemaluankami berdua, lalu kurebahkan kembali tubuh mulus berkeringat itu dimeja dosen yang langsung protes dengan jeritnya. "KRRRIIEETTT..!{{{STEREO}}}"
Kulumat kembali bibir Irene, kukecup juga leherjenjang tak berdosanya, dan langsung turun merambat ke arah payudaraseiring keluar masuknya penisku.
"Cuu.. rrrang..!" teriak Lisbeth.
Huahahadengan pindah posisi seperti ini ternyata dia tidak dapat memuaskannafsunya ke testisku. Nah memang ngilu sekali kalau testis dipijatterus seperti itu kan?
Habis ngomong seperti itu, segera si Lismerapatkan tubuhnya ke punggungku yang agak sedikit condong ke bawahmenjilati puting basah si Irene. Tidak kurang akal Lis menjilati leher,sampai punggungku. Lumayan susah juga dia melakukan itu gara-gara tubuhyang terus tidak berhenti menggoyang tubuh mulus di bawah.
Gilaaku merasa seluruh kemaluanku dipijat sangat kuat oleh otot vaginaIrene. Aku mempercepat tempo goyangan pinggulku, karena aku merasatidak lama lagi Irene akan mendapatkan orgasmenya sekali lagi, dan akuakan mendapatkan menu yang lainnya lagi di atas punggungku hehe...
Tidakberapa lama kemudian, nafas Irene sepertinya sudah mulai ngos-ngosan.Dia peluk aku erat sekali. Aku semakin bersemangat menaik-turunkan si'bandot' dengan cepat. Tanganku meremas payudara kanannya dan putingkirinya kuhisap dengan kuat. Dia mulai ribut merintih sambilmenggeleng-gelengkan kepalanya, sesekali dia juga mencium bibirku.Kakinya sudah melingkari pinggangku, si Lis sampai hampir ketendang.
"Ohhh.. Yan terus.. iya.. ohhh.. lebih dalam.. cepetan lage Yaann.. aarrgghh...!" desah Irene.
Makinlama makin kupercepat gerakanku, membuat gerakan Irene semakin liarmenghajar meja dosen kucel itu. Akhirnya kurasakan dia mulai mengejang,kedua kakinya tambah kencang menjepit pinggangku, tangannya memelukkuerat-erat, bahkan aku merasa kuku Irene mulai menggores punggungku,waduuhh dapat tatto gratis nih aku.
"Yan.. sedikit lagi..akhhh.. aku dapet Yaann.. kencengan lagi.. tahan dikit lagi.. OooohhIyaaann..." akhirnya cairan hangat kurasakan membasahi batangkemaluanku disertai teriakkan panjang Irene.
Tubuh Irenekejang-kejang seperti orang kesetanan, matanya tertutup rapat danmulutnya terlihat setengah terbuka hanya mengeluarkan desisan panjang.Terasa olehku lelehan bahkan pancaran lendir yang keluar dari liangkemaluan Irene menerobos melewati celah-celah sempit di antara dekapandinding dan bibir kemaluannya yang menjepit batanganku, terus menetesdan mengalir sampai jauh. Aku terus menggenjot vagina becek itu denganmulut selalu menghisap puting Irene.
"Ampuunn Yaann.. ampuunn.. ngilu.. ngilu, udaahh oohh..!" desahnya.
"Chietolong chie.. chieee..!" belum habis rintihan Irene, sebuah tangankecil menjambak rambutku sehingga aku terdongak bangun dari kulumanputing Irene dan juga sebuah bibir lembut dan basah segera mengulumganas bibirku.
"You're mine now.. It's my turn..!" kata Lisbeth tiba-tiba.
Tubuhku langsung didorong Lisbeth menduduki kursi dosen yang sudah disiapkan di belakangku.
Setelah duduk, "Lis.. bentar Liss... aahhh..!" kataku.
Dipegangnya batangan 'bandot'-ku dan dihempaskan langsung tubuhnya tanpa kenal ampun melahap semua gagahnya kemaluanku.
"Aaahhh..Yaann gilaa.. nggak bisa masuk semua.. aahh.. penuh banget Yaann...ngeganjeell.. aadduhh sakit banget Yaann, I like your dick, so big.It's mine.. it's mine..!"
Tiba-tiba saja si Lis langsung mengeluarkan 'bandot'-ku dari terkaman vaginanya. Sambil jongkok dia kulum penisku.
"Kamu di atas yah Yan.. sakit kalo aku di atas.."
Lisbethsegera mengambil celanaku, dan merebahkan tubuhnya (enak saja nih anak,celanaku dikotorin terus sama mereka, tadi di toilet, sekarang dilantai buat alas tidur si Lis). Tapi karena nafsu, aku sudah tidakperduli dengan celanaku lagi. Kulumat bibir Lisbeth, sementarasenjataku kugesek-gesekkan mengikuti alur labia mayoranya.
Akhirnya,dengan kesabaran yang sudah mulai hilang, tangan Lisbeth meraihpenisku, dimainkan kepala bajanya di area klitorisnya sebentar, dansetelah sampai di pintu kemaluannya, langsung kutekan kuat.
Denganbelum siapnya Lisbeth menerima cepatnya penisku masuk ke vagianya,langsung dia menggeram sambil teriak-teriak, "Sialan.. bangsat kamu...aahhh... terus-terus.. iyaa.. aduuhhh.. nakal bangeett sih.. oohhhYaaannn..!"
Celah Lisbeth berbeda dengan Irene, lebih hangat danmenggigit (tentunya aku tidak akan ngomong ke Irene dong, huehee..jahat nih vagina bisa kaya gini menghajar penisku). Kutahan pantatku,aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku. Perlahan kutekanpantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya. Gigi Lisbeth tertancap dilenganku saat aku mulai menaik-turunkan pantatku dengan gerakanteratur. Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batangankuterasa sangat nikmat. Kubalikkan tubuhnya ke samping. Senjatakumenghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya dan kutahan denganlututku. Batang senjataku amblas sampai menyentuh di mulut rahimnya.
Puasdari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat pantat Lisbeth. Dengangerakan elastis, kini aku menghajarnya dari belakang. Tanganku meremasbongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuksemakin cepat. Erangan dan rintihan yang tidak jelas terdengar lirih.Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabutsenjataku.
"Pllop..!" terdengar suara saat kucabut si 'bandot', mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Lisbeth yang mencengkram penisku.
"Achh, kenapa? Kenapa..? Aku sedikit lagi.." protes Lisbeth.
Dialangsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah. Dengan liarLis meraih penisku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambilberjongkok.
"Yeeaaahh..!" kini dengan buasnya Lis menggoyang dan menaik-turunkan pinggulnya.
Sementaraaku di bawah sudah tak sanggup menahan nikmat yang aku dapat dariempotan vagina si Lisbeth, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turundigoyangkan juga diputar-putar, dan sesekali memijat penisku sepertimenahan pipis (nih cewek lebih pengalaman dari Ireneku nih).
Aku bertahan sekuat mungkin.
"Aaahh... Lis..!" penisku di dalam kewanitaan Lisbeth berdenyut-denyut tertahan mengeluarkan muatannya.
"Yaann.. aaahhh.. penis kamu.. penis kamu... aahhh Yaann aku dapeettt..!"
Selesairintihan Lisbeth, mengalirlah cairan kenikmatannya dan disusul spermakuyang memancarkan air kehidupan, membasahi semua liang yang sempit itu.Ambruk tubuh Lis menimpa dadaku.
Dengan tenaga yang ada, aku masih aktif memutar pantat Lisbeth sambil meremas lemah.
"Iyan sayaaang.. You are the doctor.. aahh.. udah Yaann ampun deh kamu.. geli Yaann aahhh..!"
"Chie-chie..!Chie nggak boleh panggil sayang.. yang boleh panggil sayang cuman akuChie..!" lemah Irene langsung bangkit dari meja dosen sambil tangandiletakkan di pinggangnya seperti orang mau melabrak, tapi aneh,walaupun seperti mau melabrak tapi sambil tersenyum. Lucu kan tuhgayanya.
Kami saling gantian berciuman, menjilati keringattubuh, bergiliran dan bersamaan. Dan mereka berdua dengan kompaknyasaling giliran menjilati penisku yang meskipun enak banget dihisap dandijilat sama mereka berdua, tapi tetap saja sudah loyo. Lemas sekali,capek kali tuh 'anak kecil' huehe...
Setelah kami mengenakan pakaian, Lisbeth mengeluarkan setumpuk tissue dari tasnya.
"Lis..please.. jangan Lis, jangan dibersihin.. biar.. jadi kenangan ruanganini.. kalo masih ada bekasnya bakalan seru kan yang ada di ruangan inibesok, tul nggak..?" cegahku ke Lisbeth yang mau melap bekas air cintakami bertiga yang berceceran di meja dosen dan di lantai depan kelasmereka.
"Hihihi... kamu.. nakalnya nggak ketulungan sih," sambil Lisbeth mencium bibirku, tapi segera kutepis wajahnya.
"I belong to her now," sambil kukecup lembut bibir Irene.
"Huuhh..! Nggak ngilerrr weee..!" kata Lis sewot.
Pukul18.00. Akhirnya kami bertiga menuju pelataran parkir. Astaga,mengantarkan mereka berdua pulang nih, tapi it's O.K, sudah dibayar dimuka kok angkosnya huehehe...
Pembaca tahu tidak..? Besoknyakami hanya ketawa-tawa lirih waktu seisi kelas Irene (termasukdosennya) pada geger gara-gara melihat di depan kelas dan meja dosennyaada cairan wasiat untuk mereka. Hahaha.. buat Pak dosen kalau membacatulisan saya ini, (kalo masih ingat juga sih),"Dengan tanpa mengurangirasa hormat saya.., sorrie banget yah Paakk..!"
Untung kami sudah lulus dari kampus Bapak, kalo tidak, waaa..? Kayanya bapak juga bakalan mau cobain dua cewekku itu. Huahaha...
TAMAT
Senthod1986,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
Tidak ada komentar:
Posting Komentar