Sabtu, 30 Maret 2013

Cerita Dewasa || Tante Yana Yang Montok


Cerita Dewasa || Tante Yana Yang Montok | Faktaterbaru.com
Cerita Dewasa || Tante Yana Yang Montok Cerita Dewasa No Hp Tante Kesepian | Panggil saja aku Ade, panggilan sehari-hari meski aku bukan anak bontot. Aku murid SMU kelas 3. Aku tinggal di sebuah perumahan di Jakarta. Daerahnya mirip-mirip di PI deh, tapi bukan perumahan "or-kay" kok. Sekitar beberapa bulan lalu, rumah kontrakan kosong di sebelah kiri rumahku ditempati oleh keluarga baru. Awalnya mereka jarang kelihatan, namun sekitardua minggu kemudian mereka sudah cepat akrab dengan tetangga?tetangga sekitar. Ternyata penghuninya seorang wanita dengan perkiraanku umurnya baru 30-an, anak perempuannya dan seorang PRT. Nama lengkapnya aku tidak tahu, namun nama panggilannya Tante Yana. Anaknya bernama Anita, sepantaran denganku, siswi SMU kelas 3. Ternyata Tante Yana adalah janda seorang bulekalau tidak salah, asal Perancis. Sikapnya friendly, gampang diajak ngobrol. Tapi, yang paling utama adalah penampilannya yang "mengundang". Rambutnya ikal di bawah telinga. Kulitnya coklat muda. Bodinya tidak langsing tapi kalau dilihat terus, malah jadi seksi. Payudaranya juga besar. Taksiranku sekitar 36-an.

Cerita ngentot tante Yang membikin mengundang adalah Tante Yana sering memakai baju sleeveless dengan celana pendek sekitar empat jari dari lutut. Kalau duduk, celananya nampak sempit oleh pahanya. Wajahnya tidak cantik?cantik amat, wajah ciri khas Indonesia, tipe yang disuka orang-orang bule. Seperti bodinya, wajahnya juga kalau diperhatikan, apalagi kalau bajunya agak "terbuka", malah jadi muka?muka ranjang gitu deh. Dari cara berpakaiannya aku mengira kalau Tante Yana ituhypersex. Kalau Anita, kebalikan ibunya. Wajahnya cantik Indo, dan kulitnya putih. Rambutnya hitam kecoklatan, belah pinggir sebahu. Meski buah dadanya tidak terlalu besar, kecocokan pakaiannya justru membuat Anita jadi seksi. Nampaknya aku terserang sindrom tetangga sebelah nih.

Berhari-hari berlalu, nafsuku terhadap Tante Yana semakin bergolak sehingga aku sering nekat ngumpet di balik semak-semak, onani sambil melihati Tante Yana kalau sedang di luar rumah. Tapi terhadap Anita, nafsuku hanya sedikit, itu juga karena kecantikannya dan kulit putihnya. Nafsu besarku kadang-kadang membuatku ingin menunjukkan batangku di depan Tante Yana dan onani didepan dia. Pernah sesekali kujalankan niatku itu, namun pas Tante Yana lewat, buru-buru kututup "anu"-ku dengan baju, karena takut tiba-tiba Tante Yana melapor sama ortu. Tapi, kenyataannya berbeda. Tante Yana justru menyapaku, (dan kusapa balik sambil menutupi kemaluanku), dan pas di depan pagar rumahnya, ia tersenyum sinis yang menjurus ke senyuman nakal. "Ehem.. hmm.." dengan sorotan mata nakal pula. Sejenak aku terbengong dan menelan ludah, serta malah tambahnafsu.

Kemudian, pada suatu waktu, kuingat sekali itu hari Rabu. Saat aku pulang kuliah dan mau membuka pagar rumah, Tante Yana memanggilku dengan lembut, "De, sini dulu.. Tante bikinin makanan nih buat papa-mamamu." Langsung saja kujawab, "Ooh, iya Tante.." Nafasku langsung memburu, dan dag dig dug. Setengah batinku takut dan ragu-ragu, dan setengahnya lagi justru menyuruh supaya "mengajak" Tante Yana. Tante Yana memakai baju sleeveless hijau muda, dan celana pendek hijau muda juga. Setelah masuk ke ruang tamunya, ternyata Tante Yana hanya sendirian, katanya pembantunya lagi belanja. Keadaan tersebut membuatku semakin dag dig dug. Tiba-tiba tante memanggilku dari arah dapur, "De, sini nih.. makanannya." Memang benar sih, ada beberapa piring makanan di atas baki sudah Tante Yana susun.

Saat aku mau mengangkat bakinya, tiba-tiba tangan kanan Tante Yana mengelus pinggangku sementara tangan kirinya mengelus punggungku. Tante Yana lalu merapatkan wajahnya di pipiku sambil berkata, "De, mm.. kamu.. nakal juga yah ternyata.." Dengan tergagap-gagap aku berbicara, "Emm.. ee.. nakal gimana sih Tante?" Jantungku tambah cepat berdegup. "Hmm hmm.. pura-pura nggak inget yah? Kamu nakal.. ngeluarin titit, udah gitu ngocok-ngocok.."Tante Yana meneruskan bicaranya sambil meraba-raba pipi dekat bibirku. Kontan saja aku tambah gagap plus kaget karena Tante Yana ternyata mengetahuinya. Itulah sebabnya dia tersenyum sinis dan nakal waktu itu. Aku tambah gagap, "Eeehh? Eee.. itu.." Tante Yana langsung memotong sambil berbisik sambil terus mengelus pipiku dan bahkan pantatku. "Kamu mau yah sama Tante? Hmm?" Tanpa banyak omong-omong lagi, tante langsung mencium ujung bibir kananku dengan sedikit sentuhan ujung lidahnya.

Ternyata benar perkiraanku, Tante Yana hypersex. Aku tidak mau kalah, kubalas segeraciumannya ke bibir tebal seksinya itu. Lalu kusenderkan diriku di tembok sebelah wastafel dan kuangkat pahanya ke pinggangku. Ciuman Tante Yana sangat erotis dan bertempo cepat. Kurasakan bibirku dan sebagian pipiku basah karena dijilati oleh Tante Yana. Pahanya yang tadi kuangkat kini menggesek-gesek pinggangku. Akibat erotisnya ciuman Tante Yana, nafsuku menjadi bertambah. Kumasukkan kedua tanganku ke balik bajunya di punggungnya seperti memeluk, dan kuelusi punggungnya. Saat kuelus punggungnya, Tante Yana mendongakkan kepalanya dan terengah. Sesekali tanganku mengenai tali BH-nya yang kemudian terlepas akibat gesekan tanganku. Kemudian Tante Yana mencabut bibirnya dari bibirku, menyudahi ciuman dan mengajakkuuntuk ke kamarnya.

Kami buru-buru ke kamarnya karena sangat bernafsu. Aku sampai tidak memperhatikan bentuk dan isi kamarnya, langsung direbah oleh Tante Yana dan meneruskan ciuman. Posisi Tante Yana adalah posisi senggama kesukaanku yaitu nungging. Ciumannya benar-benar erotis. Kumasukkan tanganku ke celananya dan aku langsung mengelus belahan pantatnya yang hampir mengenai belahan vaginanya. Tante Yana yang hyper itu langsung melucuti kaosku dengan agak cepat. Tapi setelah itu ada adegan baru yang belum pernah kulihat baik di film semi ataupun di BF manapun. Tante Yana meludahi dada abdomen-ku dan menjilatinya kembali. Sesekali aku merasa seperti ngilu ketikalidah Tante Yana mengenai pusarku. Ketika aku mencoba mengangkat kepalaku, kulihat bagian leher kaos tante Yana kendor, sehingga buah dadanya yang bergoyang-goyang terlihat jelas. Kemudian kupegang pinggangnya dan kupindahkan posisinya ke bawahku. Lalu, kulucuti kaosnya serta beha nya, kulanjutkan menghisapi puting payudaranya. Nampak Tante Yana kembali mendongakkan kepalanya dan terengah sesekali memanggil namaku.

Sambil terus menghisap dan menjilati payudaranya, kulepas celana panjangku dan celana dalamku dan kubuang ke lantai. Ternyata pas kupegang "anu"-ku, sudah ereksi dengan level maksimum. Sangat keras dan ketika kukocok-kocok sesekali mengenai dan menggesek urat-uratnya. Tante Yana pun melepas celana-celananya dan mengelusi bulu-bulu dan lubang vaginanya. Ia juga meraup sedikit mani dari vaginanya dan memasukkan jari-jari tersebut ke mulutku. Aku langsung menurunkan kepalaku dan menjilati daerah "bawah" Tante Yana. Rasanya agak seperti asin-asinditambah lagi adanya cairan yang keluar dari lubang "anu"-nya Tante Yana. Tapi tetap saja aku menikmatinya. Di tengah enaknya menjilat-jilati, ada suara seperti pintu terbuka namun terdengarnya tidak begitu jelas. Aku takut ketahuan oleh pembantunya atau Anita.

Sejenak aku berhenti dan ngomong sama Tante Yana, "Eh.. Tante.." Ternyata tante justru meneruskan "adegan" dan berkata, "Ehh.. bukan siapa-siapa.. egghh.." sambil mendesah. Posisiku kini di bawah lagi dan sekarang Tante Yana sedang menghisap "lollypop". Ereksikusemakin maksimum ketika bibir dan lidah Tante Yana menyentuh bagian-bagian batangku. Tante Yanamengulangi adegan meludahi kembali. Ujung penisku diludahi dan sekujurnya dijilati perlahan. Bayangkan, bagaimana ereksiku tidak tambah maksimum?? Tak lama, Tante Yana yang tadinya nungging, ganti posisi berlutut di atas pinggangku. Tante Yana bermaksud melakukan senggama. Aku sempat kaget dan bengong melihat Tante Yana dengan perlahan memegang dan mengarahkan penisku ke lubangnya layaknya film BF saja. Tapi setelah ujungnya masuk ke liang senggama, kembali aku seperti ngilu terutama di bagian pinggang dan selangkanganku dimana kejadian itusemakin menambah nafsuku.

Tante mulai menggoyangkan tubuhnya dengan arah atas-bawah awalnya dengan perlahan. Aku merasa sangat nikmat meskipun Tante Yana sudah tidak virgin. Di dalam liang itu, aku merasa adacairan hangat di sekujur batang kemaluanku. Sambil kugoyangkan juga badanku, kuelus pinggangnya dan sesekali buah dadanya kuremas-remas. Tante Yana juga mengelus-elus dada dan pinggangku sambil terus bergoyang dan melihatiku dengan tersenyum. Mungkin karena nafsu yang besar, Tante Yana bergoyang sangat cepat tak beraturan entah itu maju-mundur atau atas bawah. Sampai-sampai sesekali aku mendengar suara "Ngik ngik ngik" dari kaki ranjangnya. Akibat bergoyang sangat cepat, tubuh Tante Yana berkeringat. Segera kuelus badannya yang berkeringat dan kujilatitanganku yang penuh keringat dia itu.

Lalu posisinya berganti lagi, jadinya aku bersandar di ujung ranjang, dan Tante Yana menduduki pahaku. Jadinya, aku bisa mudah menciumi dada dan payudaranya. Juga kujilati tubuhnya yang masih sedikit berkeringat itu, lalu aku menggesekkan tubuhku yang juga sedikit berkeringat kedada Tante Yana. Tidak kupikirkan waktu itu kalau yang kujilati adalah keringat karena nafsu yang terlalu meledak. Tak lama, aku merasa akan ejakulasi. "Ehh.. Tante.. uu.. udaahh.." Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Tante Yana sudah setengah berdiri dan nungging di depanku. Tante Yana mengelus-elus dan mengocok penisku, dan mulutnya sudah ternganga dan lidahnya menjulur siap menerima semprotan spermaku. Karena kocokan Tante Yana, aku jadi ejakulasi. "Crit.. crroott.. crroott.." ternyata semprotan spermaku kuhitung sampai sekitar tujuh kali dimana setiap kencrotan itu mengeluarkan sperma yang putih, kental dan banyak. Sesekali jangkauan kencrotannya panjang, dan mengenai rambut Tante Yana. Mungkin ada juga yang jatuh ke sprei. Persis sekali film BF.

Kulihat wajah Tante Yana sudah penuh sperma putih kental milikku. Tante Yana yang memanghyper, meraup spermaku baik dari wajahnya ataupun dari sisa di sekujur batangku, dan memasukkan ke mulutnya. Setelah itu, aku merasa sangat lemas. Staminaku terkuras oleh Tante Yana. Aku langsung rebahan sambil memeluk Tante Yana sementara penisku masih tegak namuntidak sekeras tadi.

Sekitar seminggu berlalu setelah ML sama Tante Yana. Siang itu aku sedang ada di rumah hanya bersama pembantu (orang tuaku pulangnya sore atau malam, adikku juga sedang sekolah). Sekitar jam satu-an, aku yang sedang duduk di kursi malas teras, melihat Tante Yana mau pergi entah kemana dengan mobilnya. Kulihat Anita menutup pagar dan ia tidak melihatku. Sekitar 10 menitkemudian, telepon rumahku berdering. Saat kuangkat, ternyata Anita yang menelepon. Nada suaranya agak ketus, menyuruhku ke rumahnya. Katanya ada yang ingin diomongin. Di ruang tamunya, aku duduk berhadapan sama Anita. Wajahnya tidak seperti biasanya, terlihat jutek, judes, dan sebagainya. Berhubung dia seperti itu, aku jadi salah tingkah dan bingung mau ngomong apa.

Tak lama Anita mulai bicara duluan dengan nada ketus kembali,


"De, gue mau tanya!"


"Hah? Nanya apaan?" Aku kaget dan agak dag dig dug.


"Loe waktu minggu lalu ngapain sama nyokap gue?" Dia nanya langsung tanpa basa-basi.


"Ehh.. minggu lalu? Kapan? Ngapain emangnya?"


Aku pura-pura tidak tahu dan takutnya dia mau melaporkan ke orang tuaku.


"Aalahh.. loe nggak usah belagak bego deh.. Emangnya gue nggak tau? Gue baru pulang sekolah, gue liat sendiri pake mata kepala gue.. gue intip dari pintu, loe lagi make nyokap gue!!"


Seketika aku langsung kaget, bengong, dan tidak tahu lagi mau ngapain, badan sudah seperti mati rasa. Batinku berkata, "Mati gue.. bisa-bisa gue diusir dari rumah nih.. nama baik ortu gue bisa jatoh.. mati deh gue."

Anita pun masih meneruskan omongannya,


"Loe napsu sama nyokap gue??"


Anita kemudian berdiri sambil tolak pinggang. Matanya menatap sangat tajam. Aku cuma bisa diam, bengong tidak bisa ngomong apa-apa. Keringat di leher mengucur. Anita menghampiriku yang hanya duduk diam kaku beku perlahan masih dengan tolak pinggang dan tatapan tajam. Pipiku sudah siap menerima tamparan ataupun tonjokan namun untuk hal dia akan melaporkannya ke orang tuaku dan aku diusir tidak bisa aku pecahkan. Tapi, sekali lagi kenyataan sangat berbeda. Anita yang memakai kaos terusan yang mirip daster itu, justru membuka ikatan di punggungnya dan membukakaosnya. Ternyata ia tidak mengenakan beha dan celana dalam. Jadi di depanku adalah Anita yang bugil. Takutku kini hilang namun bingungku semakin bertambah. "Kalo gitu, loe mau juga kan sama gue?" Anita langsung mendekatkan bibir seksi-nya ke bibirku. Celana pendekku nampak kencang di bagian "anu".

Kini yang kurasakan bukan ciuman erotis seperti ciuman Tante Yana, namun ciuman Anita yang lembut dan romantis. Betapa nikmatnya ciuman dari Anita. Aku langsung memeluknya lembut. Tubuh putihnya benar-benar mulus. Bulu vaginanya sekilas kulihat coklat gelap. Sesegera mungkin kulepas celana-celanaku dan Anita membuka kaosku. Lumayan lama Anita menciumiku dengan posisimembungkuk. Kukocok-kocok penis besarku itu sedikit-sedikit. Aku langsung membisikkannya, "Nit, kita ke kamarmu yuk..!" Anita menjawab, "Ayoo.. biarlebih nyaman." Anita kurebahkan di ranjangnya setelah kugendong dari ruang tamu. Seperti ciuman tadi, kali ini suasananya lebih lembut, romantis dan perlahan. Anita sesekali menciumi dan agak menggigit daun telingaku ketika aku sedang mencumbu lehernya. Anita juga sesekali mencengkeram lenganku dan punggungku. Kaki kanannya diangkat hingga ke pinggangku dan kadang dia gesek-gesekkan. Dalam pikiranku, mungkin kali ini ejakulasiku tidak selama seperti sama Tante Yana akibat terbawa romantisnya suasana.

Dari sini aku bisa tahu bahwa Anita itu tipe orang romantis dan lembut. Tapi tetap saja nafsunya besar. Malah dia langsung mengarahkan dan menusukkan penisku ke liang senggamanya tanpa adegan-adegan lain. Berhubung Anita masih virgin, memasukkannya tidak mudah. Butuh sedikit dorongan dan tahan sakit termasuk aku juga. Wajah Anita nampak menahan sakit. Gigi atasnya menggigit bibir bawahnya dan matanya terpejam keras persis seperti keasaman makan buah mangga atau jambu yang asem. Tak lama, "Aaahh.. aa.. aahh.." Anita berteriak lumayan keras, aku takutnya terdengar sampai keluar. Selaput perawannya sudah tertembus. Aku mencoba menggoyangkan maju-mundur di dalam liang yang masih sempit itu. Tapi, aku merasa sangat enak sekali senggama di liang perawan. Anita juga ikutan goyang maju-mundur sambil meraba-raba dadaku dan mencium bibirku. Ternyata benar perkiraanku. Sedikit lagi aku akan ejakulasi. Mungkin hanya sekitar 6 menit. Meski begitu, keringatku pun tetap mengucur. Begitupun Anita.

Dengan agak menahan ejakulasi, gantian kurebahkan Anita, kukeluarkan penisku lalu kukocokdi atas dadanya. Mungkin akibat masih sempit dan rapatnya selaput dara Anita, batang penisku jadi lebih mudah tergesek sehingga lebih cepat pula ejakulasinya. Ditambah pula dalam seminggu tersebut aku tidak onani, nonton BF, atau sebagainya. Kemudian, "Crit.. crit.. crott.." kembali kujatuhkan spermaku di tubuh orang untuk kedua kalinya. Kusemprotkan spermaku di dada dan payudaranya Anita. Kali ini kencrotannya lebih sedikit, namun spermanya lebih kental. Bahkan ada yang sampai mengenai leher dan dagunya. Anita yang baru pertamakali melihat sperma lelaki, mencoba ingin tahu bagaimana rasanya menelan sperma. Anita meraup sedikit dengan agakcanggung dan ekspresi wajahnya sedikit menggambarkan orang jijik, dan lalu menjilatnya.

Terus, Anita berkata dengan lugu, "Emm.. ee.. De.. kalo 'itu' gimana sih rasanya?" sambil menunjuk ke kejantananku yang masih berdiri tegak dan kencang. "Eh.. hmm hmm.. cobain aja sendiri.." sambil tersenyum ia memegang batang kemaluanku perlahan dan agak canggung. Tak lama, ia mulai memompa mulutnya perlahan malu-malu karena baru pertama kali. Mungkin ia sekalian membersihkan sisa spermaku yang masih menetes di sekujur batangku itu. Kulihat sekilas di lubang vaginanya, ada noda darah yang segera kubersihkan dengan tissue dan lap. Setelah selesai, aku yang sedang kehabisan stamina, terkulai loyo di ranjang Anita, sementara Anita juga rebahan di samping. Kami sama-sama puas, terutama aku yang puas menggarap ibu dan anaknya itu.

Cerita Dewasa || ML Dengan Pacarku dan Ibunya

Cerita Dewasa || ML Dengan Pacarku dan Ibunya | Faktaterbaru.com
Cerita Dewasa || ML Dengan Pacarku dan Ibunya Cerita Dewasa Didalam cerita pengalaman saya yang pertama yang saya beri judul "Masa kecil saya di Solo", saya menceritakan bagaimana saya diperkenalkan kepada kenikmatan senggama pada waktu saya masih berumur 13 tahun oleh Nadia, seorang wanita tetangga kami yang telah berumur jauh lebih tua. Saya dibesarkan didalam keluarga yang sangat taat dalam agama. Saya sebelumnya belum pernah terekspos terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Pengetahuan saya mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah sebatas apa yang saya baca didalam cerita-cerita porno ketikan yang beredar di sekolah ketika saya duduk di bangku SMP.

Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti saya walaupun melihat tubuh wanita bugil sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti saya cukup melihat gambar-gambar di buku mode-blad punya kakak saya seperti Lana Lobell, dimana terdapat gambar-gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam, ini saja sudah cukup membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali.

Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu saya ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Nadia, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua. Dengan hanya memandang tubuh Nadia yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata-nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut. Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang-kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya.

Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut. Sampai sekarangpun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan. Yang terakhir barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir.

Setelah kesempatan saya dan Nadia untuk bermain cinta (saya tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Nadia dengan bebasnya akan datang kerumah saya hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul.

Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya. Saya biasanya langsung menerkam pNadiadaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Nadia sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.

Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Nadia selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot-nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya, dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya. Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Nadia bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia.

Nadia juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum bertumbuh secara maksimum. Saya tidak disunat dan Nadia sangat sering menggoda saya dengan menertawakan "kulup" saya, dan setelah beberapa minggu Nadia kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga topi baja saya bisa muncul seluruhnya. Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang-kadang sampai saya tidak kuat menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya.

Kadang-kadang Nadia juga minta "main" walaupun dia sedang mens. Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi. Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Nadia, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang-kadang saya merasa jijik melihatnya.

Satu hari, kami sedang asyik-asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Nadia sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap-isap pNadiadaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya. Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru.

Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir. Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang-erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Linda ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata, "Ibu main kancitan, iya..?" (kancitan = ngentot, bahasa Solo)

Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Nadia diam saja terlentang diatas tubuh saya. Saya melirik dan melihat Linda datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot.

"Hayo, ibu main kancitan," katanya lagi.

Lalu pelan-pelan Nadia menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya .

"Linda, Linda. Kamu ngapain sih disini?" kata Nadia lemas.

"Linda pulang sekolah agak pagi dan Linda cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan," kata Linda tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Nadia tenang-tenang saja.

"Linda juga mau kancitan," kata Linda tiba-tiba.

"E-eh, Linda masih kecil.." kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya.

"Linda mau kancitan, kalau nggak nanti Linda bilangin Abah."

"Jangan Linda, jangan bilangin Abah.., kata Nadia membujuk.

"Linda mau kancitan," Linda membandel. "Kalo nggak nanti Linda bilangin Abah.."

"Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Linda." Nadia berkata.

Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Linda bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil. Dari mana dia mengerti tentang "main kancitan" segala?

Nadia mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus-ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali.

"Sini, biar Linda lihat." Nadia mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Linda. Linda datang mendekat dan tangannya ikut meremas-remas penis saya. Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.

Cerita Hot - Tempat tidur saya cukup besar dan Nadia kemudian menyutuh Linda untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya. Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Linda yang masih begitu remaja. PNadiadaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Nadia kemudian merosot celana dalam Linda dan saya melihat kemaluan Linda yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya. Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Linda merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Saya mengelus-elus bukit venus Linda yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya. Dengan agak enggan, Linda menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Linda.

"Ibu, Linda malu ah.." kata Linda sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya.

"Ayo, Linda mau kancitan, ndak?" kata Nadia.

Saya mengendus kemaluan Linda dan baunya sangat tajam.

"Uh, mambu pesing." Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat adanya "keju" yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Linda.

"Tunggu sebentar," kata Nadia yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Linda dengan jari-jari saya. Linda mulai membuka pahanya makin lebar.

Sebentar kemudian Nadia datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil. Dia pun mulai mencuci kemaluan Linda dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Linda mulai memerah karena digosok-gosok Nadia dengan handuk tadi. Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Linda. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Linda yang hanya berbau amis sedikit saja. Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Linda-pun merenggangkan pahanya semakin lebar. Saya sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Linda kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari-jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.

Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Linda menggeliat-geliat sambil mengerang, "Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu.."

Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Linda dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan-pelan.

"Aduh, sakit bu..," Linda hampir menjerit.

"Johan, pelan-pelan masuknya." Kata Nadia sambil mengelus-elus bukit Linda.

Saya coba lagi mendorong, dan Linda menggigit bibirnya kesakitan.

"Sakit, ibu."

Nadia bangkit kembali dan berkata,"Johan tunggu sebentar," lalu dia pergi keluar dari kamar.

Saya tidak tahu kemana Nadia perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Linda dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di clitoris Linda. Linda memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong.

Cerita Panas - Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit. Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Nadia yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah. Tetapi liang vagina Linda yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Linda mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, "Aduuh..!" Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Linda masih tetap kesakitan.

Sebentar lagi Nadia datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Linda. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Linda. Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Linda meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.

Saya melihat Linda menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan.

"Cabut dulu," kata Nadia tiba-tiba.

Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Linda. Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga. Nadia kembali melumasi penis saya dan kemaluan Linda dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Linda yang sedang menunggu. Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Linda. Aduh nikmatnya, karena lobang Linda betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Linda. Linda yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Nadia, ibunya sendiri.

Linda belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Linda yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Linda yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.

Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Linda. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Nadia sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya. Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali.

Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Nadia sepuas-puasnya, sementara Linda menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun. Saya sudah mengenal kebiasaan Nadia dimana dia sering kentut kalau betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Nadia kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat melihat lobang anusnya ber-getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Nadia. "Alangkah lemaknyoo..!" saya berteriak dalam hati.

"Ugh, ibu kentut," kata Linda tetapi Nadia hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.

Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Linda. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu. Tetapi saya dan Nadia terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu. Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Nadia

Cerita Dewasa || Tanteku Rebut Keperjakaanku

Cerita Dewasa || Tanteku Rebut Keperjakaanku | Faktaterbaru.com
Cerita Dewasa - Tanteku Rebut Keperjakaanku - Namaku Rano usiaku baru menginjak 17 tahun dan aku sebentar lagi akan duduk dibangku kuliah, aku akan menceritakan pengalamanku ketika kehilangan keperjakaanku waktu masih duduk dibangku SMA kelas 2.
Cerita Dewasa || Tanteku Rebut Keperjakaanku Cerita Dewasa Wajahku biasa-biasa aja ngak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.

Cerita ini berawal dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan.
Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak. Tante Lia usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk namun padat terawat maklum orang kaya.

Karena dirumah udah penuh, maka tante Lia mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku.
Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Lia, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya.
"Masuk Rano.."katanya sambil membukakan pintu kamar nya
"Baik tante", jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
"Tante terlambat bangun nih... habis semaleman tante ngak bisa tidur... kayaknya losmen ini serem deh Rano, jadi tante agak takut jadinya..", dia bercerita
"Eh... tunggu dulu ya... tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama rano ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak", sambungnya.
"baik tante..", jawabku.

Tante Lia masuk kek amar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya.
Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan-pelan menuju kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Lia rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.
Agak lama aku mengintip tante Lia mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Lia selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.

"Hayo SMS sama pacarnya ya ?" Tiba-tiba terdengar suara tante Lia didepan ku
"eh enggak tante...masih belum punya pacar "jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
"Rano... kamu keluar dulu ya... tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja", kata tanteku.
Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.

Malam harinya sekitar jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Lia cerita sama ibuku bahwa tante Lia agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Lia. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah.

Tante lia tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Lia cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan losmen yang seram ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan malai pipis... serr... lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi.
Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr... darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.

Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Lia saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang saat itu terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang tubuh tante Lia yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur... sialan... umpatku dalam hati.

Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:
"Ranoo... Rano."
Aku pura-pura ngak mendengar.
"Ran...ranoo", kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
"Iya tante Lia ada apa?", tanyaku sambil pura-pura lemas.
"Tolong Rano tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..", balasnya.
Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas", kamu tidur diatas aja rano disamping tante..."
"Iya tante...", jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.
"Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan", katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.
Tante Lia miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Lia terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante Lia keatas, oww... terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku liat ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.

Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Lia, "ohh...", aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Lia, namun aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan croot... croot... croooot... aku keluar... kupejamkan mataku untuk menikmatinya,
Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante lia, karena takut tante Lia terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.

"Rano...bangun udah jam 8 pagi", sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan melihat tante Lia sudah selesai mandi. Tante Lia memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku:
"Rano tadi malam kamu mimpi ya..?"
"Eng...", belum sempat aku menjawab tante lia meneruskan bicaranya.
"Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu", kata tante Lia.
"Maaf tante... Rano ngak sengaja", jawabku spontan karena terkejut, "mati aku... Duh malunya...", bathinku dalam hati.
"Nah lihat ku... burung kamu bangun mulai tadi...", kata tante lia sambil matanya melihat kebawah peruntuku.
Astagaaaaaa... Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Lia.
"Maaf tante...", kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
"Jangan dimasukkan dulu rano...! rano kan sudah dewasa sekarang... namun rano belum diketahui rano itu sempurna apa tidak...", kata tante Lia.
"Sempurna gimana tante..??", tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
"Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Rano sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!", perintah tante Lia, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.
Kulihat Tante Lia menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante lia berkata "Rano diam aja ya nanti, Rano pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq..."
"Baik tante."

Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut .
"Emm..", aku berguman sambil terpejam.
"Kenapa rano...sakit..??", agak berbisik suara tante lia dengan nafas sedikit bernafsu.
"Enggak tante...ngak apa-apa."
Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Lia sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante Lia, ternyata tante Lia memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Lia dan penisku makin licin sehingga berbunyi "tet... pret... pret... pret..." setiap tante Lia memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.
Kemudian tante Lia berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
"Rano... sekarang tes terakhir ya..."
"iya tante... Rano siap".

Aku merasakan jari tante Lia memegang penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.
Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Lia berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.
Kurasakan tekanan tante Lia makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.
"aakh..."
Tante Lia menghentikan gerakannya .
"Gimana rano... Sakit..??"
"Enggak tante ngak apa apa..."
Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante lia.
"Akh... akh...", tiba-tiba tante lia bersuara.
Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh... Crooot...croot..crot... Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Lia.
Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia beberapa saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya...
"Udah tante tesnya...??", tanyaku.
"Emm udah... Rano, ternyata kamu laki-laki yang normal", jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante lia berjalan ke kamar mandi.

Aku melihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir dalam hati.
Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya...

Jumat, 29 Maret 2013

Foto Model Jepang Payudara Besar Body Seksi

Foto Model Jepang Payudara Besar Body Seksi

Foto Model Jepang Payudara Besar Body Seksi | senthod1986.com


Foto Model Jepang Payudara Besar Body Seksi | senthod1986.com


Foto Model Jepang Payudara Besar Body Seksi | senthod1986.com


Foto Model Jepang Payudara Besar Body Seksi | senthod1986.com


Foto Model Jepang Payudara Besar Body Seksi | senthod1986.com


Koleksi Gambar dan Foto Model Wanita Cantik dari Jepang Payudara Besar Body Seksi

Foto Hot Dunia Malam Karaoke Sambil Bugil

Foto Hot Dunia Malam Karaoke Sambil Bugil

Foto Hot Dunia Malam Karaoke Sambil Bugil | senthod1986.com


Foto Hot Dunia Malam Karaoke Sambil Bugil | senthod1986.com


Foto Hot Dunia Malam Karaoke Sambil BugiaFoto Hot Dunia Malam Karaoke Sambil Bugil | senthod1986.coml


Foto Hot Dunia Malam Karaoke Sambil Bugil | senthod1986.com


Kumpulan Gambar dan Foto Hot Dunia Malam Cewek Karaoke Sambil Bugil Telanjang
sumber

Kamis, 28 Maret 2013

CERITA MALAM NGAWEK SAMA ANAK SMA

hot-hotnya. Ini kejadian yang nyata menurut sumber yang saya dapat. Cerita porno ini adalah kisah dari anak SMA. Langsung saja ini dia Cerita porno nya.

Namaku Andhika, aku seorang siswa Kelas 1 di SMU yang cukup top di kota Makassar. Pada hari itu aku ingin mengambil tugas kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina. Di sana kebetulan aku ketemu sahabat Rina. Kemudian kami pun berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih dan bodinya sudah seperti anak kelas 3 SMU, padahal dia baru kelas 3 SMP. Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan makin menambah kesan payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan baju seragam SMP-nya itu sudah tidak mampu membendung tekanan dari gundukan gunung kembar itu.


Kami saling diam, hanya aku sedang mengamati dadanya dan pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali kalau aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang mata kami bertemu dan bukannya ke GR-an tapi aku rasa cewek ini juga punya perasaan terhadapku. Setelah satu jam berada di rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena rumahnya agak jauh dan sudah agak sore dan kebetulan aku sedang bawa "Kijang Rangga" milik bapakku. Akhirnya aku menyetujuinya hitung-hitung ini kesempatan untuk mendekati Laura. Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali pembicaraan dengan menanyakan, "Apa tidak ada yang marah kalau aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi..?" pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, "Aku belum punya pacar kok." Secara perlahan tangan kiriku mulai menggerayang mencoba memegang tangannya yang berada di atas paha yang dibalut rok SMP-nya. Dia memindahkan tangannya dan tinggallah tanganku dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari pahanya, "Awas Andhi, liat jalan dong! entar kecelakan lagi.." dengan nada sedikit malu aku hanya berkata, "Oh iya sorry, habis enak sih," candaku, lalu dia tersenyum kecil seakan menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku pun membawa mobil ke tempat yang gelap karena kebetulan sudah mulai malam, "Loh kok ke sini sih?" protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku hanya berkata,
"Boleh tidak aku cium bibir kamu?"
Dengan nada malu dia menjawab,
"Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan."
"Ah tenang aja, nanti aku ajari," seraya langsung melumat bibir mungilnya.

Dia pun mulai menikmatinya, setelah hampir lima menit kami melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku dari tempat duduk sopir ke samping sopir dengan posisi agak terbungkuk kami terus melakukan permainan lidah itu, sementara itu dia tetap dalam posisi duduk. Lalu sambil melumat bibirnya aku menyetel tempat duduk Laura sehingga posisinya berbaring dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah agak besar, dia pun mendesah, "Ahh, pelan-pelan Andhi sakit nih.." Kelamaan dia pun mulai menyukaiku cara mempermainkan kedua payudaranya yang masih dibungkus seragam SMP.

Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang sementara tanganku mulai membuka kancing baju seragam dan langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan "minishet" tipis serasa "minishet" bergambar beruang itu menambah gairahku dan langsung memindahkan mulutku ke dadanya.
"Lepas dulu dong 'minishet'-nya, nanti basah?" desahnya kecil.
"Ah tidak papa kok, entar lagi," sambil mulai membuka kancing "minishet", dan mulai melumat puting payudara Laura yang sekarang sedang telanjang dada.Sementara tangan kananku mulai mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok dan tanganku kuselipkan di dalam rok itu dan mulai mempermainkan lubangnya yang hampir membasahi CD-nya yang tipis berwarna putih dan bergambar kartun Jepang. Mulutku pun terus menurun menuju celana dalam bergambar kartun itu dan mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan lidahku. Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya merasakan kenikmatan. Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil menahan rasa nyeri. Setelah itu aku kecapaian dan menyuruhnya, "Gantian dong!" kataku. Dia hanya menurut dan sekarang aku berada di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk mulai membuka celana "O'neal"-ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang kemaluanku yang dari tadi mulai tegang.

Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku.
"Kalau digini'in enak tidak Andhi?" tanyanya polos.
"Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?" tanyaku.
Tanpa berbicara lagi aku memegang kepalanya yang sejajar dengan kemaluanku dan sampailah mulutnya mencium kemaluanku. "Hisap aja! enak kok kayak banana split," dia menurut saja dan mulai melumat batang kemaluanku dan terkadang dihisapnya. Karena merasa maniku hampir keluar aku menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati "oral seks". Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil menenangkan kemaluanku. Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih sempit. Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang kemaluan Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya, "Mau dimasukin tuh Andhi, mana muat memekku kecilnya segini dan punyamu segede pisang?" tanyanya polos. "Ah tenang aja, pasti bisa deh," sambil memukul kecil kemaluannya yang memerah itu dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang kemaluannya, mungkin dia tidak mau ambil resiko lubang kemaluannya lecet.

Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku, "Aah.. ahh.. enak Andi," desahnya dan aku berusaha memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, "Ahh.. ahh.. ahh.. terus pompa Andi." Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak ketika aku mengeluarkan batang kemaluanku.
"Kok dikeluarin, Andi?" tanyanya.
"Kan belum keluar?" tanyanya lagi.
"Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru," hiburku.
Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku.
"Ngapain sih Andi?" tanya Laura.
"Udah tunggu aja!" jawabku.
Dia kembali tersentak dan mengerang ketika tanganku menusuk pantat yang montok itu.
"Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih itu..?"
"Ah, tidak kok, entar juga enak."
Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di dekatnya.

"Sabar yah Sayang! entar juga enak!" hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan terkadang meremas belahan pantatnya. Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku. "Ahh terus.. Andhi.. udah enak kok.." ucapnya mendesah. Setelah beberapa menit memompa pantatnya, maniku hendak keluar lagi. "Keluarin di dalam aja yah Laura?" tanyaku. Lalu dia menjawab, "Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih," jawabnya. Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah, "Crot.. crot.. crot.." maniku keluar di dalam mulut Laura dan dia menelannya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke-7.
"Gimana rasanya?" tanyaku.
"Ahh asin tapi enak juga sih," sambil masih membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.

Setelah itu kami pun berpakaian kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke rumahnya di sekitaran Panakukang Mas. Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya. Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin kemaluannya hendak aku belai dulu sebelum dia turun. "Kapan-kapan main lagi yach Andhi!" ucapnya sebelum turun dari mobilku. Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun berikutnya dia masuk SMU yang sama denganku dan kami bebas melakukan hal itu kapan saja, karena tampaknya dia sudah ketagihan dengan permainan itu bahkan Laura pernah melakukan masturbasi dengan pisang di toilet sekolah. Untung aku melihat kejadian itu sehingga aku dapat memberinya "jatah" di toilet sekolah.

CERITA MALAM BERCINTA DENGAN GADIS WARTEG




Siang panas di kota T******g membuat aku berkeringat. Belum habis jam kerja, kuputuskan saja buat pulang ke kamar kost. Sambil menyeka keringat, kudorong masuk motor inventaris kantor ke teras kamar kost. Perut terasa perih setelah sedari pagi berkeliling meninjau proyek pemerintah yg sedang dikerjakan oleh para pemborong lokal. Maklum, di kota ini pemborong lokal dikenal sedikit nakal jika tidak diawasi.

Dan tugasku mengawasi agar dana pemerintah digunakan dengan benar serta kualitas pekerjaan para pemborong sesuai dengan standar pemerintah. Setelah ganti baju dengan kaus oblong, aku menuju warteg langganan di seberang jalan. Sambil memesan makanan kuperhatikan seorang pegawai baru yg berbodi lumayan montok dgn payudara yg besar. Kulitnya putih dan betis dan lengannya ditumbuhi bulu halus. "Ada yg baru Mbak Ning?" aku berbasa basi dgn pemilik warteg. "iya, keponakan dari Brebes, baru datang semalam". "Namanya siapa mbak?" tanyaku sambil pandanganku tak lepas dari tubuhnya yg ternyata membuatku sedikit bergairah. "Murni Mas" jawabnya singkat. Memang bener - bener murni pikirku. Sambil menikmati makan siang, pikiranku melayang memikirkan Murni. Imajinasiku melayang membayangkan aku sedang bergumul dgnnya dikasur. "Mau minum apa mas?" Pertanyaan Murni membuyarkan mimpiku. "Es Tawar aja" jawabku singkat.

Pertemuan dgn Murni membuat aku semakin bersemangat pulang kerja. Singkatnya, karena kedekatanku dgn Mbak Ning sang pemilik warteg, aku berhasil dekat dgn Murni. Sampai satu hari aku nekat menembaknya saat warteg sedang sepi di malam selasa. "Murni, udah punya pacar blm dikampung?" tanyaku membuka pembicaraan. "Belum mas, emang kenapa?". "Gak, nanya aja. Masa gadis secantik Murni ga punya pacar? bo'ong aja nih!" candaku "Suer mas, murni blm punya pacar. Dulu pernah pacaran. Tapi skrg dah putus". "Lho kok putus? Mangnya knp?" tanyaku "Cowo aku dulu doyan selingkuh.

Baru pcaran sehari dah pcaran lagi sama cewe lain. Dah gitu dia doyan mabok. Kalo udah mabok rese. Suka remes-remes dada aku. Kan aku malu mas". Wah dah berani curhat nih, pikirku. "Trus, klo skrg ada cowo yg mau sama murni, Murni mau ga?" tanyaku. "Emang ada cowo yg mau sama pelayan warteg kaya aku mas?" tanyanya. "ada" jawabku singkat "siapa mas?" "Aku". "Ah, mas becanda. Mas kan Pegawe Negri. Ga mungkin mau sama aku. paling juga sebulan aku udah diputusin. atau aku ga dikawin. Makasih mas. Aku ga mau sakit keduakalinya!" jawabnya sambil berlalu. Aku pun hanya tertegun. Menikmati kegagalan malam ini.

Tapi aku tidak putus asa. Lewat Mbak Ning, kuutarakan perasaan hatiku kepada keponakannya. Mbak Ning pun setuju membantu akau. Katanya Murni memang udah pantas menikah dan ia ingin ada keluarganya yg bisa mengangkat derajat keluarga Murni. Sebab dikampungnya, PNS sangat dihormati dan disegani.

Singkatnya, setelah berjuang selama kurang lebih dua bulan, kudapatkan cinta Murni pada saat acara panggung hibura 17 Agustus di halaman kecamatan. Sambil menikmati musik dangdut alakadarnya, kucoba lagi menyatakan cintaku pada Murni. "Murni, mas benar benar suka sama kamu. Benar-benar cinta dan tidak ada sedikitpun niat untuk melepaskan Murni. Mungkin saya lebih baik buta daripada lihat Murni dengan orang lain" kataku menggombal ria. "Mas, Murni dah tau dari Bu LikNing. Kalo emang mas benr serius sama Murni. Murni mau nerima asal dengan syarat mas.". Hnnnnaaaaaaah, akhirnya ........ "Syarat apa Murni? jangankan satu, seribu syarat akan mas penuhi asal Murni mau menerima cinta Mas." gombal maning. "Cuma satu kok mas. Mas jangan pernah menyakiti hati Murni". "Murni, aku sudah bilang, gak akan pernah menyakiti kamu. Jadi kamu mau nerima mas?" tanyaku. "Mas terima ga syarat dari murni?" dia malah balik tanya. "Aku terima semua syarat yg kamu berikan. Jadi kamu mau jadi pacar mas?" aku medesaknya. "Jangankan pacar mas, aku malah sudah siap jadi istri kamu!" Mendadak suara musik dangsut tak terdengar. Yang terdengar hanya suara jantungku yg berdegup keras, saking senangnya perjuangan aku tak sia-sia. Kuraih bahu Murni dan ia tdk menolak. kupeluk dia dari samping dan kukecup rambutnya. dan dia melingkarkan tangannya dipinggangku. Resmilah kami jadi sepasang kekasih.

Sejak aku berpacaran dengan Murni, aku merasa ada perlakuan lain dari Mbak Ning. Ia mulai sering menyuruh Murni meninggalkan pekerjaannya jika melihat motorku datang. Dan biasanya Murni menghampiri aku dan cium tangan seperti layaknya seorang istri kpd suaminya. Seperti sore itu, aku pulang kantor tiba-tiba Mbak Ning menghampiriku. "Mas Adi, Mbak mau ke Depok. Ada saudara yg hajatan. Mungkin Mbak nginep beberapa hari. tlg titip anak-anak di warung ya, soalnya ga ada orang lakinya. Suami Mbak juga ikut". "Oke Mbak" jawabku. "jangankan beberapa hari, setahun juga aku mau!" jawabku sambil tersenyum. "Ya iyalah, kan ada Murni! Makasih ya mas" Mbak Murni sambil berlalu.

Malam itu Warteg tutup lebih awal. Sehingga aku punya banyak waktu ngobrol dgn Murni. "Mas, ngobrolnya di sana yuk, ga enak dsini. Rame, brisik lagi!" kata Murni mengajaka aku ngobrol di teras kostan aku. "Ya udah, tapi tlg buatkan aku kpoi yah!" pintaku sambil berjalan menuju kostan. Tak lama Murni menyusul dgn membawa segelas kopi hitam kesukaanku. Malam ini dia terlihat makin seksi dgn kaos ketat kuning dan celana legging hitam. Kontras dgn kulinya yg putih dan montok. Mulailah pikiran kotor merasuki otakku. Setelah Murni duduk di depanku, kami melanjutkan obrolan seputar keadaan keluarga kami masing-masing. Sekitar satu jam Murni terlihat BT. "Mas boleh numpang nonton TV ga?" "masuk aja nonton sana, aku masih mau ngroko sambil ngopi" jawabku. Murni pun berlalu kedalam dan menyalakan TV. 14" tuaku.

Stlah sebatang rokok kuhabiskan, kususul Murni kedalam dan duduk sebelahnya. Tak kukira Murni langsung merebahkan kepalanya didadaku. Kesempatan nih, pikirku. Kuusap dan kubelai rambunya yang panjang melewati bahu. Murni nampak menikmati. Kuberanikan diri mengangkat kepalanya dan kukecup lembut bibirnya. Murni sedikit kaget. Maklum, setelah cintaku diterima, kita hanya sekedar mengobrol. Ga pernah lebih. Namun, ia membalas ciumanku. Malah badannya dihadapkan ke diriku. kamipun berciuman dgn posisi murni duduk dipangkuanku. Kuberanikan diri meraba payudaranya. Murni sedikit menepis tanganku. Tapi aku tak putus asa. kucoba dan kucoba lagi sampai akhirnya Murni membiarkan tanganku meraba dan mermas lembut payudaranya.

Ciuman Murni semakin gencar ketika tanganku kucoba menerobos masuk lewat belakang bajunya. Terasa lembut payudara atasnya yg masih terbungkus kutang berenda. Tiba-tiba Murni bangkit. Yaaaah, ngambek dia., pikirku. Tapi ga kusangka ternyata murni bangun untuk menutup pintu dan kembali ke pangkuanku dan meraih kepalaku. Kami lanjutkan kembali pekerjaan yg tertunda tadi. Semakin berani aku meciumi sekujur wajahnya. Nafas Murni sedikit tersengal ketika kuciumi daerah belakng telinganya.

Kucoba mengangkat kaosnya. Tak ada perlawanan. Kaos Murni sudah terlpeas dan didepanku terpampang pemandangan indah. Sepasang payudara montok yg putih bersih walau masih terbalut kutang berenda. Kuciumi dengan uas daerah belahan toketnya, dan Murni nampak menikmatinya. Sambil kupeluk, kucoba melepaskan kait kutang dipunggung Murni. Berrhasil!!!. Kutang Murni terlepas dan kuloloskan dari bwah dan Munri melepaskan ciumannya agar kutangnya cepat terlepas. Langsung kujilati pentil susunya yg kemerahan. sementara tanganku meremas toket senbelahnya. Murni bergelinjang menahan kegelian dengan nafas yg tersengal-sengal. Nampaknya ia sudah terangsang. Puting susunya semakin maju dan mengncang. Kulepas Bajuku dan kuajak murni merebahkan diri sambil terus menjilati, mengulum dan meremas toket yg sudah lama kuidam-idamkan. Murni semakin bernafsu dengan meremas-remas pantatkusambil mengerang nikmat. Kucoba meraba selangkangannya dan Murni agak menolak dengan merapatkan pahanya. Tapi terasa sedikit oleh jariku. Memeknya mulai basah. Kuusap usap kemaluannya dari luar dan tiba tiba Murni memelukku dengan erat dan ia membekapkan mulutnya ke dadaku. Maassss, aaaaaahhhhhhhhhh..... Murni pipis..... Rupanya ia orgasme akibat rangsanganku di payudaranya.

Murnipun bangun dan meraba selangkangannya. "Mas gimana ini, Murni ga tahan pengen pipis tadi, celana Murni basah". "kamu orgasme sayang, bukan pipis". jwbku menerangkan. "enak ga?" tanyaku "enak mas, sampe pipis hehehehe..." katanya sambil tertawa. Akupun bangun dan mengunci pintu. "Emang pipisnya banyak sayang?" tanyaku. "Boleh liat ga celananya?" tanyaku bersiasat. Padahal aku pengen liat memeknya yg terlihat munjung dari balik celana leggingnya. "Ga mau ah, malu. Masa Murni buka celana disini!". "Gapapa sayang, kan kamu calon istriku. Nanti klo kita menikah juga kita saling telanjang!" kataku menggombal. Murnipun bangun dan melorotkan celana legginga. ASTAGA!!! dari balik CDnya menyembul daging kemaluan yg menurutku hampir sama dengan ukuran toketnya (saking munjungnya tuh memek!) Tak kuat menahan konak langsung aku berlutut dan menciumi memeknya dari luar. "Mas, mau ngapain... Ih.... ngapain sih... oooh... shhhhh ... ahhhh.." prote Murni tak kudengar sambil sesekali kucoba menelusupkan jari kesela-sela CDnya.

"Mmmmmaaaaassssssssshhhhhhh...... geli mas..... aaaahh. sshhhhhhh...." Murni terus mendorong kepalaku agar menjauh dari memeknya. Tapi aku tak peduli, aku terus mendesakkan kepalaku dan menjilati sekitar selangkangannya dan tanganku mencoba melorotkan CD Murni yg masih dlm posisi berdiri. Dengan sekali sentak, CD itu berhasil turun dan alamak........ bongkahan daging yg ditumbuhi jembut yg jarang jarang. Merah merekah, membuat gairahku semakin tinggi. Kuturunkan terus CDnya hingga benar-benar berada dibetisnya. Sementara lidahku mencoba menerobos ke sela sela belahan memeknya. "Mmmmmmmmmaaaaaaaaaassssssss, oooooohhhhhhhhhh........... aaaaaahhhhhhh........ sssssshhhhhhh.... aduh ......" Hanya itu yg keluar dari mulutnya sambil terus mendorong kepalaku. Sementara itu, entah kapan aku melepasnya, aku hanya tinggal memakai sempak. Kuajak Murni berbaring dan ia menurut. Kulepas CDnya yg masih nyangkut di kakinya sambil merenggangkan kedua belah kakinya. Saat kakinya merenggang nampaklah isi dari memek Murni yg merah, kelentitnya yg meruncing kujilati dengan rakus sambil sesekali memasukan lidahku ke rongga memeknya. Tiba-tiba, rambutku dijambaknya dan Murni kembali orgasme. "Mmmmmaaaaaaaasssssssss, aaaaaaaaaauwwwwhhhhhhhhh, nnnnnnnnnggggggghhhhhhhhhhhh. aaaaaaaaahhhhhhhhh!!!!!!!" itulah yg keluar dari mulutnya sambil melepas cairan kenikmatannya. KUjilati lelehan cairan memek yg membasahi sekitar bibir dan kumisku. Tak kulepaskan pula cairan yg meleleh sekitar memeknya. Tubuhnya melemas setelah dua kali kubuat orgasme. sambil kupandangi tubuh yg mulus yg tergolek lemas, kulepas celana dalamku. Kontolku langsung mnerobos setelah sedari tadi kukurung didalam CD. Langsung kuarahkan kepala kontolku kehadapan memeknya. Ku oles-oles di permukaan memeknya yg basah. Kembali Murni menggelinjang dan berdesah. Tak sabar kucoba masukkan kontolku ke liang memeknya. Murni sedikit menolak dengan kembali merapatkan pahanya. "Gapapa sayang, aku dah ga kuat lagi sayang..." pintaku memelas.... "Ga mau mas, Murni takut hamil. Nanti Bu Lik NIng marah sama aku!" "Murni sayang, aku kan sudah bilang kita akan menikah, ga usah takut. Bu Lik Ning sudah merestui hubungan kita. Ayo sayang, jangan siksa aku ....!?" kataku sambil terus berusaha membuka pahanya yg masih merapat. Nafsu birahi yg semakin memuncak membuat aku berbuat sedikit kasar dengan memaksanya mebuka pahanya yg tertekuk. Akhirnya Murni menyerah. Ia membuka pahanya dan tak buang waktu lagi langsung kusodokkan kontolku kedlam memeknya dengan perlan. "Awwwh... pelan-pelan mas, sakit... aaahhh... ssshhhh...". "Tenang sayang, sakitnya cuma sebentar, nanti juga enak!" rayuku sambil terus berusaha memasukkan kontolku. Kogerkan pantaku maju mundur dengan irama santai agar Murni menikmati sensasi kepala kontolku yg mencoba menembus memeknya. Dan akhirnya, blesssssss... cretttt.... kontolku masuk sebagian dan dilelehi cairan darah perawannya diiringi dengan lenguh kesakitan Murni dan tangannya mencengkeram erat lenganku. Kulihat ia mengigit bibir agar tidak berteriak. Kudekatkan wajahku dan kulumat bibirnya. Agar Murni terangsang kembali, kuremas pelan payudaranya dan sesekali kuplintir halus putingya. Alhasil, putingnya kembali mngeras tanda ia mulai terangsang lagi. Kurubah posisi tubuhku sedikit berjongkok sambil kupegangi kedua belah pahanya. Kulakukan lagi gerakan maju mundur. Kulihat murni menangis, kuseka air matanya dgn jariku sambil terus kupompa memeknya. Tak lama, kudengar Murni mulai melenguh nikmat, "aaaahhhh, sssshhhhhhhhh, oooooooowwwwwwwwwwwwhhhhh........ nnnnnnnnnnnnngggggggghhhhhhhhhh..... aaaaaahhhhh.....!" terus kopompa memeknya dengan sodokan kontolku. Tak terasa hampir seluruh kontolku sudah masuk keliang mememknya. kuturunkan pahanya agar menindih pahaku. Kuletakkan tangan diatas lantai dan terus memompa memek Murni yg sempit dan licin. Sekitar 10 menit kupompa memeknya, terasa aku akan ejakulasi. kupercepat gerakanku agar cepat kunikmati sensasi orgasmeku. dan tak lama, "Aaaaaaaaaaaaaassssssshhhhhhhh............ uuuughhhhhh...... crrrroooooooooot....... crot. crottttt.... kulepas lendir kenikmatan di dalam memek Murni dan akupun terkulai lemas. Setelah mengatur napas, kucabut pelan kontolku dan kucari pakaian kotorku untuk mengelap lelehan spermaku dan cairan memek Murni yg telah tercampur dgn darah perawannya. Kulap memek Murni dengan lembut sambil sesekali kucium aroma memeknya. Terlihat Murni matanya basah, kurebahkan badanku disebelahnya dan kuciumi pipinya. "Sayang kenapa nangis? Kamu nyesel melakukan ini dengan mas" tanyaku. "Murni ga nyesel mas, Murni nagis karena nahan sakit tadi. Murni seneng kok mas. Murni seneng bisa bikin mas bahagia, murni juga pengen mas bikin Murni sebahagia mas. Jangan pernah ninggalin Murni mas!". Tak kujawab malah kuraih kepalanya dan kulumat lembut bibirnya. Kuangkat tubuhnya agar menindih tubuhku. Murni memelukku. dan kami bergumul saling memagut bibir. Akibatnya, kontolku kembali bangun. Kupinta Murni menjilati kontolku tapi ia menolak terus. Akhirnya kupinta ia berjongkok diatas mukaku. Kujilati lagi memeknya yg montok. Sesekali kugigitb lembut kelentitnya yg meruncing. dan kami melanjutkan kembali pertempuran. Kupinta Murni nungging, mula-mula ia bingung. "Mas jangan dimasukin ke pantat. Bau ih.... !!".... "Nggak sayang, kamu diem aja, aku mau masukin ke memek kamu dr belakang. Rasanya lebih enak sayang..." Kusodk pelan memeknya yg sudah mulai kuyup lagi. 5 menit kulakukan gaya shaggy. Kusuruh Murni merapatkan pahanya sambil berpegangan ke tembok. Terus kusodk dia dgn irama agak cepat. Akhirnya, "Massssss... Murni mau kluar nih ...... aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhsssssss...... sssssssssshhhhhhh... aaaaaaaaaahhhhhhhhhhh...!" . "tahan sayang, kita keluar barengan aja." Pintaku. dan tiba tiba murni berdiri dan terjatuh sambil mergeng melepas orgasmenya.... ooooooooooooooooooooooooooooohhhhhhhhhhhhhh....mas Murni lemes banget. Sementara aku mulai merasakan tanda-tanda orgasme pula. kudekatkan payudaranya ke kontolku dan kujepit kontolku dgn payudaranya. Koyang-goyang payudaranya hingga kontolku terasa seperti dikocok dan ... aaaaaaaahhhhhhhh.......... akhirnya kulklepaskan kembali lahar kenikmatanku di toket murni.
Sampai jam 12 malam kami bersetubuh. dan ketika hendak berpakaian kuajak Murni ke kamr mandi dan kulap tubuhnya dengan handuk kecil yg sudah aku basahi. Ketika mengelap pyudaranya kembali aku terangsang dan menjilatinya lagi. sambil berjongkok kulap seluruh tubuh mulusnya dgn handuk basah. dan saat mengelap memeknya kubenamkan kepalaku dimemeknya seakan aku tak mau lepas dari barang yg sudah memberikan 3 kali kenikmatan padaku. Kuberikan CD dan celana Leggingnya, "Ga usah pake cd mas, basah ntar lengket. simpen aja disini. besok Murni cuci. Takut ketauan klo dibawa kewarung". "Kirain buat kenang-kenangan aku sayang", jawabku sambil mengecup bibirnya. "Udah dapet isinya, bungkusnya juga masih mau!" katanya sambil memakai celana legging. kamipun berpakian kembali dan kulepas Murni pulang dengan pelukan erat dan kecupan halus dibibirnya. "Kapan-kapan kita lakukan lagi ya sayang!?" pintaku. "Asal ada waktu dan kesempatan, kapan mas mau aku kasih. Asal jangan mas kasihkan mainan baruku ke perempuan lain ya mas." jawab Murni.

Rabu, 27 Maret 2013

CERITA DEWASA DEMI KEKAYAAN IBU TIRI

Kumpulan Cerita Panas Dewasa,Cerita Sex Terbaru

 Kisah ini terjadi sepuluh tahun silam, ketika aku baru kelas satu SMU, semua itu terjadi karena usaha bisnis ibu tiriku sepeninggalan almarhum ayahku yang semakin menurun. Sementara aku anak satu-satunya belum bisa berbuat banyak untuk membantu beban ibu tiriku itu.

Tibalah suatu ketika ibu tiriku mengajakku ke daerah Jawa Tengah dimana konon katanya disana ada sebuah kuburan yang memiliki kekuatan, dan apabila diyakini akan mengabulkan segala keinginan kita dengan syarat bersedia melaksanakan semedi serta segala persyaratan lainnya.

Tibalah aku dan ibu tiriku di daerah tersebut, terbayang rasa ngeri seperti yang biasa kulihat di tayangan-tayangan televisi dan film-film horror. Namun ibu tiriku memberi tahuku agar bersikap tenang, dan selalu ingat tujuan kami kesana, memang untuk merubah nasib.

Sesampainya disana kami disambut oleh seorang laki-laki yang bertubuh agak tinggi besar, yang dikenal sebagai penunggu gunung tersebut. “Tentu orang sakti nih”pikirku dalam hati.

Aku dan ibu tiriku diarahkan menuju sebuah rumah kecil menyerupai gubuk ditengah hutan, saat itu hari sudah senja, sehingga suasana mulai sepi dan hanya ada pelita kecil untuk penerangan di rumah itu.

Kami pun istirahat di gubuk itu sambil menunggu Mang Karsim si penunggu kuburan yang memandu kami tadi.
Tak seberapa lama Mang Karsim pun datang, lalu dia menjelaskan syarat yang harus kami penuhi, memang dari pengalaman yang sudah-sudah banyak yang sukses sepulang semedi di sini asalkan bersedia memenuhi segala persyaratan yang dikehendaki oleh kekuatan gaib disitu dengan sepenuh hati.

Tampak ibu tiriku berbincang-bincang dengan Mang Karsim dalam bahasa daerah, intinya kami harus berada di gubuk itu selama lima hari sambil melaksanakan semedi di kuburan yang ada di puncak gunung itu. Menjelang jam dua belas aku dan ibu tiriku bersiap-siap menuju ke kuburan keramat itu dengan membawa sesajen dan sebuah tikar, aku sedikit heran saat itu ibuku mengenakan kain batik putih garis-garis hitam dan baju kebaya, seperti mau ke undangan saja pikirku dalam hati.

Kamipun berangkat menyusuri kegelapan dengan diterangi sebuah lentera kecil. Sesampainya di kuburan, Mang Karsim langsung memimpin ritual khusus di atas kuburan keramat itu. Setelah berlangsung sekitar empat puluh lima menit, Mang Karsim menggelar tikar yang dibawanya, lalu mendekat ke arah kami sambil mengatakan bahwa syarat terakhir sudah bisa dilaksanakan, yaitu aku harus menyetubuhi ibu tiriku diatas tikar itu. Ya ampun kenapa harus seperti itu sih, mana mungkin bisa begitu, pikirku dalam hati. Aku saling menatap dengan ibu tiriku.
“Ya sudahlah….kalau memang itu syaratnya..!” kata ibu tiriku dengan nada pasrah. Mendadak tatapanku jadi kabur sesaat, dan agak limbung rasanya. Kulihat ibu tiriku seperti bukan sosok yang biasanya, aku tidak mengerti kenapa pikiranku jadi berubah seperti itu, saat itu ibu tiriku seperti sosok perempuan yang menggairahkan birahiku. Dalam keadaan seperti setengah sadar ibu tiriku, membisikkan sesuatu padaku.
“Kamu nggak usah takut, ikuti saja yang ibu lakukan” ungkapnya dengan nada pelan sambil membaringkan tubuhku di atas tikar itu.

Lalu dia lucuti semua celana dan bajuku, aku diam seperti terkesima, saat ibu tiriku mulai mengusap-usap kontolku, aku mulai merasakan rangsangannya, perlahan-lahan kontolku mulai dikocoknya, akhirnya kontolku ngaceng juga di tangan ibu tiriku. diapun hanya tersenyum melihat kontolku yang dalam sekejap sudah tegang dan keras.

Sungguh tidak pernah kubayangkan sebelumnya, aku diperlakukan seperti itu oleh ibu tiriku.
“Punyamu lumayan gede juga ya….”sambil terus menggenggam batang kontolku sambil sesekali mengocoknya. Gila ternyata nikmat sekali rasanya, tangan ibu tiriku, ingin sekali rasanya meremas-remas seluruh lekuk tubuhnya, tapi mana mungkin pikirku.

Dia pun mulai memasukan seluruh batang kontolku ke dalam mulutnya, sampai mentok. “Aaakh…buuu…saya geli….!!” jawabku spontan.

“Iya…ibu tahu…baru kali ini kamu merasakannya..!” ungkap ibu tiriku, yang terus menjilati batang kontolku berulang-ulang, sambil diselingi dengan kocokan, sampai-sampai aku kelojotan menahan rasa geli bercampur nikmat.

Tanpa kusadari ternyata kejadian itu tak luput dari pemantauan Mang Karsim, kira-kira dari jarak du meter Mang Karsim memperhatikan gerakan ibu tiriku yang tengah mengulum batang kontolku, lalu di memberi kode kepada ibu tiriku agar segera memulai persetubuhannya denganku. Ibu tiriku perlahan melepas kancing baju kebayanya dan melepas bra yang membungkus payudaranya. Woow bulat, mulus dan masih kencang, mungkin karena ibu tiriku cukup lama menjanda, sehingga payudaranya tidak pernah tersentuh tangan laki-laki makanya terlihat masih utuh dan montok sekali.

Aku semakin bergairah, dan sangat terangsang ketika ibu tiriku mulai melonggarkan lilitan kain batik putih yang dipakainya, dan melilitkannya kembali secara asal-asalan di pinggangnya, anggap saja memberi keleluasaan agar dapat menyingkapkannya dengan mudah. Ternyata benar dugaanku, ibu tiriku langsung terlentang dengan posisi kedua pahanya yang sudah mengangkang.

“Ayo naik kesini…!”ungkapnya, sambil mengarahkan tangannya agar aku segera menuju ke tengah-tengah selangkangannya itu.
“Gimana bu…saya nggak ngerti..?”ungkapku bingung.
“Ya uda sini…ibu yang masukin anumu ke punya ibu..!” ungkapnya dengan manja.
“Blepp…plepp..cluppp..” dalam sekejap saja batang kontolku terbenam seluruhnya ke dalam memek ibu tiriku yang masih sempit dan empuk itu.
“Aaaakhh…..aaahh….ssshh…ooouh… ibuuu…!”aku mendesis merasakan nikmat dan hangatnya lobang memek ibu tiriku.
“Nggak apa-apa kan…..?”ungkap ibu tiriku sambil mengusap-usap punggungku.
“Ya uda jangan ragu-ragu….terus teken yang dalam..!”kata ibu tiriku mengajari aku.


Akupun mulai menggenjot kontolku keluar masuk lobang memek ibu tiriku, lama-lama aku jadi terbiasa dan bisa menikmatinya. Luar biasa sekali nikmatnya pikirku. Saat itu tak terpikir lagi kalau yang sedang kusetubuhi itu adalah ibu tiriku, yang pernah juga ditiduri oleh ayahku.


Sebelumnya tidak pernah terlintas dipikiranku untuk bersetubuh dengan ibu tiriku, walaupun beberapa tahun silam sering kulihat ayahku saat lagi mencumbu ibu tiriku ini. Setelah kami tinggal di rumah berdua pun tidak pernah terlintas pikiran kotorku terhadap ibu tiriku, sekalipun dalam kesehariannya di rumah, ibu tiriku selalu berpakaian seksi, seperti mengenakan daster yang sangat pendek, bahkan tidak jarang ibu tiriku tidur bersamaku dengan dasternya yang tersingkap kemana-mana sehingga dari paha sampai pantatnya terlihat jelas tanpa sehelai benangpun menutupinya, namun hal tersebut tidak pernah mengganggu pikiranku, apalagi sampai membuatku ingin menyetubuhinya.

Tapi kali ini aku benar-benar terangsang sekali, bahkan aku tengah menyetubuhinya dengan penuh nafsu. Mang Karim pun ikut terbelalak matanya sambil berkali-kali terlihat menelan ludahnya, saat ibu tiriku berganti posisi menungging sambil menyingkapkan kain batik yang menutupi bagian pantatnya, sehingga terlihat jelas dua bulatan pantatnya yang menonjol, padat, putih, mulus. Akupun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, segera kuelus-elus batang kontolku lalu kembali kuarahkan ke lobang memek ibu tiriku dari belakang.
“Aaah…ssshhh…ooohh…ibuuu…nikma t sekaliii..buu..!” ungkapku sambil terus meremas-remas bulatan pantat ibu tiriku yang tengah menungging kearahku. Ibu tiriku memaju mundurkan pantatnya sehingga terlihat kontolku seperti sedang diasah dalam memek ibu tiriku.

Aku heran juga melihat Mang Karim yang kelihatan gelisah sambil mengelus-elus kontolnya sendiri, rupanya di terangsang melihat adeganku tadi. Dia pun mendekatkan posisinya ke sebelahku, nampaknya dia penasaran ingin melihat dari dekat adeganku dan mulusnya pantat ibu tiriku yang lagi ku remas-remas dan kugenjot dengan kontolku itu. Tiba-tiba saja Mang Karim pun menurunkan celana kolornya, lalu dia keluarkan kontolnya yang sudah tegang mengacung ke atas, sorot matanya terus tertuju ke pantat ibu tiriku yang lagi ku genjot itu.
”Saya nggak tahan juga Mas….!”katanya kepadaku, sambil mengocok kontolnya yang sudah ngaceng.

Kulihat ibu tiriku yang lagi nungging menoleh kebelakang sambil tersenyum geli melihat tingkah Mang Karim yang ikut-ikutan terangsang oleh tubuh montoknya.

Kukembalikan segera konsentrasiku pada tubuh ibu tiriku yang sedang kutunggangi dengan penuh nafsu itu. Genjotanku semakin kupercepat, aku tidak tahan seakan batang kontolku lagi diremas-remas oleh dinding memek ibu tiriku, seperti dipijit-pijit, rasa geli bercampur nikmat, apalagi saat ibu tiriku memainkan lobang memeknya menjepit batang kontolku saat kubenamkan seluruhnya ke dalam.
“Aaaah….oouuw…iii..buuu…saa..y a…nggak tahaan…buuu…!”aku mengerang dengan penuh nikmat.
“Iyaaa….ayo terusin..sayang…sampai keluar ya…!” ungkap ibu tiriku terbata-bata karena hentakanku pada pantatnya.

Aku mulai merasakan dorongan yang kuat yang hendak meletus, air maniku seakan sudah di ujung kontolku, yang akan segera memuntahkannya ke dalam lobang memek ibu tiriku.
Tiba-tiba tubuhku terasa gemetar, darahku berdesir dengan cepat diseluruh tubuhku, seakan menahan puncak birahi yang luar biasa nikmatnya, seiring dorongan air maniku yang akan ku*kan keluar dari batang kontolku.
“Aaaahh….ooouuhh…ibuuu…crott…c rottt..crottt…
oouuuww..!!” akhirnya air maniku muncrat, menyemprot keseluruh dinding lobang memek ibu tiriku, sungguh betapa nikmatnya menyetubuhi ibu tiriku. Tidak pernah terbayang olehku sebelumnya, kalau tubuh ibu tiriku yang sehari-hari didepan mataku, ternyata bisa memberikan kenikmatan yang luar biasa terhadapku.

Aku terkulai lemas diatas tikar, sementara ibu tiriku yang masih dalam posisi nungging, terlihat membersihkan sisa air maniku yang berceceran di atas memeknya dengan menggunakan kain batiknya, dia pun tersenyum puas atas kebolehanku tadi, sambil mengusap-usapkan kain batik tadi ke batang kontolku yang mulai kembali ke ukuran semula.

Tinggallah Mang Karsim saat itu yang terus mengocok kontolnya sendiri. Melihat hal itu ibu tiriku segera bangun dan duduk di atas tikar, lalu diraihnya batang ****** Mang Karsim yang sedang tegang-tegangnya itu. Aku jadi tambah bingung, kok ibu tiriku mau megangin ****** Mang Karsim, mungkin sekalian kotor barangkali, atau sebagai bonus saja buat dia yang sudah memandu kami, pikirku dalam hati.

“Aduh bu….enak tenan…bu..!” Mang Karsim berguman sendiri. Karena sudah tidak tahan sejak tadi melihat kemolekan dan kemulusan tubuh ibu tiriku, Mang Karsim bagaikan ketiban durian runtuh, seumur-umur baginya tidak pernah melihat tubuh semulus itu. Dia pun mengerang sekuatnya berusaha menahan air maninya agar tidak segera keluar, dia ingin lebih lama kontolnya dikocok oleh ibu tiriku, maklumlah bagi dia kesempatan seperti ini belum tentu dia dapatkan sepuluh tahun sekali. Namun apa daya air mani Mang Karsim tak bisa dibendung lagi, ibu tiriku memang sangat paham sekali bagaimana cara memuncratkannya dengan cepat, melalui sedikit sentuhan-sentuhan rahasia di bagian tertentu pada batang ****** Mang Karsim, akhirnya air mani Mang Karsim tumpah ruah di kain batik putih yang dipakai ibu tiriku, bahkan saking bernafsunya air mani Mang Karsim sebagian menyemprot di payudara ibu tiriku, air mani Mang Karsim terlihat kental sekali, mungkin karena sudah sepeluh tahun dia menduda.

Tidak lama kami pun bergegas kembali ke gubuk untuk istirahat, sementara Mang Karim malam itu dengan setia menunggui kami sampai tertidur di emper gubuk. Sementara aku berada satu kamar bersama ibu tiriku dalam gubuk itu, tentu atas permintaan dari ibu tiriku sendiri agar aku menemaninya. Malam ibu tiriku bertanya padaku bagaimana perasaanku, sambil menghiburku agar tidak kaget atas kejadian di kuburan keramat itu.
“Saya takut bu….sa..ya…bi…ngung…” sambil terbata-bata.
“Iya ibu tahu…ibu ngerti…tapi kamu hebat…” ibu tiriku memotong pembicaraanku.
“Maksud ibu hebat gimana…?” ungkapku dengan penuh rasa heran.
“Itu lho…. ibu baru lihat…ternyata punyamu besar sekali..” ungkap ibu tiriku sambil berbisik kepadaku. Aku diam saja mendengar pernyataan itu.
“Ibu jadi tertarik aja melihatnya tadi….sampe sekarang terbayang terus…!”kenangnya.
“Iya bu, saya juga baru tadi aja melihat tubuh ibu dengan jelas…!” ungkapku dengan malu-malu.
“Kamu suka nggak…seperti tadi dengan ibu…?” ungkap ibu tiriku sambil berbaring menghadap ke arahku.
“Hhmm…iya..iya..bu..saya suka.., enak bu..saya baru merasakan begitu.!”
“Kalau kamu mau, ibu tidak keberatan kamu setubuhi ibu seperti tadi kapan aja kamu mau, asal jangan ada orang lain yang tahu..ya…!” tegasnya, sambil kembali meraih kontolku yang sudah mengecil, lalu di usap-usapnya dengan lembut.
“Kamu suka nggak ibu ginikan…?” ungkapnya dengan nada yang genit, sambil sesekali batang kontolku dikocoknya.
“I..ya..bu…ssshhh.. ge..li..buu..!” ungkapku terbata-bata.
Ibu tiriku pun semakin jadi memainkan kontolku, dikulumnya dalam-dalam, lalu dijilat-jilat ujungnya dengan gemas.
“Aaahh…oouww…ibuuu…” aku mulai merintih menahan geli bercampur nikmat. Dalam sekejap kontolku sudah mengacung tegang keatas, melihat hal itu ibu tiriku semakin bergairah melumat habis batang kontolku mulai dari bijinya sampai ke ujung, terus berulang-ulang.

“Kamu juga boleh pegang-pegang memek ibu…!” ungkapnya sambil menarik tanganku dan menempelkannya di atas lobang memeknya persis. Rupanya ibu tiriku sudah sejak tadi terangsang sewaktu melihat kontolku mulai ngaceng, terlihat dari memeknya sudah terasa basah. Tanganku yang satu lagi meraba payudara ibu tiriku yang begitu menggemaskan. Kain batik putih yang dipakainya pun sudah terlihat acak-acakan karena rabaan dan remasanku yang mulai berani ke seluruh bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan itu.

“Ayo masukin…..ibu udah nggak tahan nih…!” ungkapnya dengan nakal.
Tanpa pikir panjang lagi langsung kubenamkan seluruh batang kontolku ke lobang memek ibu tiriku itu.
“Aaaah….oohhh…oooh…!!” aku mulai merancu tidak karuan saking luar biasa nikmatnya. Aku langsung menggenjot batang kontolku keluar masuk di dalam lobang memek ibu tiriku itu.

Ibu tiriku terlihat begitu seksi sekali dalam keadaan setengah bugil seperti itu. Kain batiknya melorot ketarik oleh genjotanku. Tak lama kubalikan tubuh ibu tiriku agar posisinya membelakangiku. Woow pantatnya yang montok dan gempal terlihat menungging persis di depan kontolku yang sudah sangat tegang, langsung saja kusodokkan ke lubang syurga ibu tiriku.

“Aaw…aaw….ouww…nikmat sekaliii…!!” ibu tiriku merintih sambil menahan hentakan batang kontolku yang makin dalam. Tiba-tiba pantat ibu tiriku mulai terlihat gemetar seakan sudah mendekati orgasme.

“Aaaaw….ibu mau keluaaar….creekk crerkk creek” air mani ibu tiriku muncrat sewaktu kontolku menusuk-nusuk memeknya yang empuk dan padat itu.

Aku terus menggenjotnya, gerakanku semakin cepat, batang kontolku pun terlihat semakin gencar menghunjam lobang memek ibu tiriku. Ibu tiriku memang pandai, dia putar-putar pantatnya bergoyang berlawanan dengan genjotanku, sampai akhirnya aku merasa seperti di pilin-pilin nggak karuan.

….crottt..crottt…c rottt.. uuhh..!!” air maniku tiba-tiba saja muncrat tak tertahankan dalam lobang memek ibu tiriku. Gila aku benar-benar nggak kuat lagi menahannya, memang luar biasa permainan ibu tiriku, tidak kuduga sampai seperti ini kenikmatan yang tersimpan dalam tubuh montoknya, ungkapku dalam hati.

Puas sekali rasanya, akupun kembali terkulai lemas disebelah tubuh ibu tiriku, begitu gencarnya permainan tadi, tanpa kusadari kain batik panjang ibu tiriku telah melilit ketat dari kaki sampai kepinggangku, mengikatku jadi satu dengan tubuh ibu tiriku, kami pun terbalut rapat sehingga sulit bergerak, karena dinginnya udara malam di tengah hutan saat itu, akhirnya aku dan ibu tiriku membiarkan tubuh kami dalam keadaan berpelukan seperti itu sampai pagi harinya.

CERITA DEWASA MENGGILIR NOVA SAMPAI PUAS


Cerita Dewasa: Kami Menggilir Nova Sampai Puas | Cerita Dewasa - Ini adalah sebagian kisahku dengan 3 orang kawanku dulu. Kami selalu ngumpul bersama sebagai teman satu geng. Dan kami semua sangat suka dengan fantasi liar seksual. Awalnya kami cuma coba-coba melakukan eksperimen seksual. Karena berhasil akhirnya kami jadi ketagihan.

3 orang temanku adalah Mira, Jo dan Deni. Mira adalah satu2nya teman kami yang perempuan tapi dia mahir ilmu hipnotis. Awalnya cuma ide iseng untuk menghipnotis wanita cantik untuk kemudian kami garap secara seksual beramai-ramai dan kami bikin dokumentasinya. Sekedar untuk bersenang-senang. Sebelum akhirnya ini jadi kegiatan rutin kami.

Namaku Anton, umur 30 tahun. Aku dan 3 temanku sering melakukan kegiatan ini untuk senang-senang dan mengisi waktu luang. Mira biasanya jadi orang pertama yang mendekati korban. Maklumlah selain diajago hipnotis, dia juga perempuan. Jadi kalau dia PDKT, korban tidak curiga.

Malam itu seperti biasa kami lagi nongkrong di sebuah kafe sekalian liat-liat siapa tau ada korban untuk memuaskan hasrat seksual kami. Tak lama Jo melihat seorang gadis duduk sendirian di pojok kafe. Ia sibuk dengan blackberry nya.

“wah ada mangsa ni kayaknya” bisik Jo padaku.

Kami semua menoleh ke arah gadis itu. Penampakannya biasa saja. Memakai t shirt dan celana jins. Wajahnya berparas manis, dengan rambut sepundak. Usianya kutaksir sekitar 25 tahun. Tapi bodynya lumayan seksi dan berisi. Setelah rembukan kami sepakat untuk menunggu bebrapa saat lagi. Siapa tahu dia sedang menunggu temannya.

30 menit hampir berlalu, gadis itu masih duduk sendirian. Akhirnya kami sepakat bahwa inilah mangsa kami malam itu. Mira seperti biasa menjalankan aksinya. Ia nyamperin gadis itu, kenalan dan mengajaknya ngobrol ngalor ngidul, entah apa yang dibicarakan mereka tapi kini mereka tampak akrab ngobrol.

Tak lama, Mira mengirim aku BBM. “aman” katanya. Itu berarti kami harus segera cari kamar di hotel yang letaknya tak jauh dari kafe. Tepat di seberang kafe ini. kami pun bergegas. Aku, Jo dan Deni segera mengurus cekin di kamar hotel tersebut.

Komunikasi kami dengan Mira terus berjalan melalui BBM. Dari BBM Mira, kami ketahui gadis itu adalah karyawati bernama Nova, usia 27 tahun dan tidak sedang menunggu siapa-siapa. Dengan kemampuan hipnotisnya, Mira dengan mudah mengorek informasi soal Nova.

20 menit kemudian semuanya sudah siap. Dengan segala ilmu sirepnya akhirnya Mira berhasil membawa Nova ke hotel. Kami semua sudah siap di kamar. Pintu diketok dan masuklah Mira dan Nova. Dari penampakannya, Nova memang berwajah cantik. Senyumnya manis, kulitnya putih bersih. Aku tak sabar membayangkan apa yang ada dibalik kaos dan celana jinsnya. Dari luar saja bodynya sudah keliatan seksi.

Biasanya dalam mengerjai korban, kami menghipnotis korban untuk mau jadi model bintang iklan atau sinetron. Dengan dalih wawancara, korban kami buat tak sadar untuk menuruti semua kehendak kami melampiaskan nafsu seksual kami.

Nova yang cantik itu duduk di kursi samping kasur. Wawancara kami mulai. Kamera video aku arahkan padanya dan mulai merekam.

“udah punya pacar belum Nov?” tanyaku
“lagi nggak ada, dulu pernah punya tapi sekarang putus,” kayanya sambil senyum manis.
“wah secantik ini kok masih sendiri?”
Nova cuma tersenyum saja tak menjawab.
“sama pacarnya sudah pernah ngapain aja? pasti udah pernah ciuman dong?” tanyaku menggoda.
“iya pernah… kami rajin ML juga kok tiap bulan” jelasnya
“wah udah pengalaman dong ni?... posisi ML yang paling suka apa Nov?”
“mmmm…aku suka banget doggy dan dijilatin vag|na aku. Rasanya enak banget.” Nova bercerita tanpa canggung sedikitpun. Maklum saja ia sedang dibawah pengaruh hipnotis Mira.

Setelah sedikit sesi wawancara basa basi yang menggoda, Nova aku suruh duduk di ranjang. Tapi sebelumnya Jo menyuruhnya untuk melepas celana jinsnya. Nova pun menurut karena masih berada di bawah pengaruh hipnotis Mira.

Ia memelorotkan jins nya dan tampak pahanya yang mulus dan sekel itu. Ia memakai cd warna abu abu yang keliatannya juga sudah agak kendor kaena agak melorot posisinya. Belahan pantatnya sedikit keliatan. Membuat penisku mulai menegang keras.

Jo mengambil alih kamera. Aku yang akan kerjain Nova di ranjang. Sambil masih ngajak ngobrol, aku mulai meraba pahanya yang mulus itu.

“kamu cantik dan seksi sekali ya, mantan pacarmu pasti puas banget dulu ML sama kamu” kataku
“nggak mas dia justru lari ke perempuan lain yang katanya lebih seksi” kata Nova

“ah mana mungkin.. kamu juga seksi kok. Coba buka bh kamu” kataku.
Nova pun melepas kaosnya dan juga bh nya. Kini tampaklah payudara seksi ukuran 34c menggantung di dadanya. Aku tak buang kesempatan. aku segera remas remas sambil mengecup puting susunya yang mengacung runcing itu.
“tuh toket kamu aja seksi banget. Boleh ya aku cium cium lagi” godaku
Nova hanya mengangguk sambil tersenyum. Desahan nikmat segera keluar dari mulutnya saat aku mulai menjilati toketnya sambil sekali sekali menggigit kecil putingnya. Tanganku mulai turun ke pahanya dan mulai mengelus elus vaginanya yang masih tertutup cd.

“oooohhhh…yyeeeaaa..” Nova mendesah keenakan dengan pasrah.
Tanpa sadar, Nova kini mulai membuka kedua belah pahanya. Aku pun leluasa mengorek memeknya sambil menyusupkan tanganku dibalik cd nya. Kujelajahi memeknya yang tertutup jembut yang agak tebal. Memeknya sudah sedikit basah rupanya. Dengan permainan lidahku di sekitar puting susunya dan memainkan klitoris, vag|na Nova kurasakan semakin becek.
Tak kusia-siakan kesempatan ini. aku mulai masukan jariku ke dalam vaginanya. Ia mulai agak keras mendesah pantatnya mulai naik turun.

Cewek 27 tahun ini lumayan juga, nafsunya gede karena memeknya cepat sekali basah.

Tanpa sadar, Nova sekarang mulai merebahkan dirinya di kasur. Aku tarik cd nya dan sekarang Nova dalam keadaan bugil. Aku buka kedua kakinya lebar lebar. Memeknya terlihat masih rapet dan dikelilingi jembut hitam yang cukup lebat. Tak apalah, aku suka memek dengan jembut tebal.
Aku buka sedikit memeknya dan kujilati dengan ganas. Nova semakin kelojotan. Pantatnya semakin naik turun.

“ooooooohhh…sssshhhhh…aaaaaaaaaahhhhhhh” Nova meracau tak karuan.

Tanganku kini sambil meremas kedua toketnya. Nova kelojotan tak karuan, kepalanya menggeleng geleng ke samping. Tangannya kini menekan kepalaku ke memeknya. Aku terus menjilatinya dengan ganas. Klitorisnya aku mainkan dengan lidahku dan kusedot sambil kadang aku gigit.

Tak lama, tubuh Nova mengejang, pantatnya naik turun dan kedua pahanya mengapit kepalaku yang masih asyik menikmati vaginanya. Nampaknya Nova sudah orgasme duluan. Aku segera merubah posisi. Aku kini melepas semua pakaianku. Nova tampak bengong melihat kontolku yang sudah menegang keras dengan urat-urat dipinggirnya.

Aku menggesek-gesek kontolku pada bibir memeknya yang sudah basah membanjir. Zzllleebb.. kontolku masuk dengan mudah ke liang vaginanya. Sudah tak perawan tampaknya gadis ini. tapi dinding vaginanya masih terasa menekan dan memijat kontolku. Enak juga rasanya.

Aku memompanya pelan sambil kujilat toked Nova yang putingnya mengacung keras. Nova hanya pasrah dan semakin melebarkan kakinya yang mengangkang. Aku dengan leluasa menciumi lehernya, kupingnya dan mengulum bibirnya. Enak sekali rasanya memek cewek ini. aku memompa memeknya makin keras dan Nova semakin mendesah nikmat.
Nova melingkarkan kakinya di pinggulku dan aku semakin cepat mengocok memeknya. Tak lama kemudian spermaku keluar menyembur didalam liang vaginanya.

“wah kamu hot banget deh. memek kamu enak banget rasanya” bisikku dan Nova hanya terengah-engah sambil tersenyum.

Selanjutnya kami mulai dengan permainan yang lebih hot lagi. Jo sebagai cameramen mengarahkan adegan berikutnya.
“Nova, sekarang ada tes buat sinetron. Skenarionya kamu jadi korban perkosaan. Gimana, kamu bisa lakukan ini? ini penting buat casting kamu nanti” kata Jo

Nova hanya mengangguk setuju sambil terlentang bugil di kasur.
Memeknya masih basah kena spermaku yang banyak dan kental tadi. Mira kemudian menghampiri Nova dengan pakaian kemeja dan rok mini.
“Nova, sekarang kamu pake baju ini ya. Ceritanya kamu karyawati yang diculik pas pulang kantor terus diperkosa sama 3 lelaki”

Nova kemudian mengenakan pakaian itu. Meski rambutnya masih acak acakan, tapi gadis ini tetap terlihat cantik dan manis. Kini ia mengenakan kemeja layaknya cewek kantoran dan rok hitam mini. Di dalamnya ia mengenakan cd nya lagi yang sudah kendor.

“belum pernah ngerasain 3some kan?” tanyaku
“belum tuh…” Nova senyum malu-malu, “kayak apa ya rasanya dikeroyok gitu?”
“Nah makanya tes adegan ini nanti kamu rasain aja sendiri. Nggak rugi deh. kamu pasti lulus kok asal pasrah aja nikmatin apapun yang kita lakuin dan suruh ke kamu,” jelasku. Ilmu hipnotis Mira memang manjur. Sampai saat ini Nova masih berada dalam pengaruh sirepnya.

Adegan dimulai. Mira mengarahkan Nova agar berakting sebagai korban penculikan untuk sedikit meronta ronta, ketakutan dan menangis. Mira kini mengambil alih kamera. Deni berpura-pura sebagai penculik Nova. Ia menutup mata Nova dengan kain, menodongkan pisau mainan dan menyeretnya ke kasur. Nova pun jatuh terlentang. Aku dan Jo masih berdiri di pojokan nunggu giliran adegan main.

“heh denger ya cewek sialan, sekarang lu mau gue perkosa,” akting Deni.

Nova pun pura pura menangis dan ketakutan. Deni segera menyerang Nova. Ia merebahkan tubuhnya diatas tubuh Nova dan langsung melumat bibir dan leher Nova. Gadis itu meronta ronta. Deni bertambah ganas sambil menarik kemeja Nova dan terlepaslah kancing kancingnya. Dalam sekejap, Nova sudah telanjang bulat. Deni kini melepas semua pakaiannya dan siap menggarap Nova.

Deni kemudian mengikat kedua tangan Nova di kedua ujung kasur. Nova kini terlentang tangannya terikat dengan tubuhnya yang bugil. Deni melebarkan kedua paha Nova dan langsung menghujamkan kontolnya. Aku dan Jo kemudian bergabung. Kami sudah telanjang bulat dan siap menggilir Nova habis-habisan.

Deni memasukkan kontolnya ke dalam memek Nova dan memompanya keluar masuk. Aku mengarahkan kontolku ke wajah Nova dan menyuruhnya menyepong kontolku sementara Jo mengulum toket Nova sambil meremas-remasnya.

Posisi ini kami lakukan bergantian dan bergantian pula kami menyemprotkan sperma di tubuh Nova yang terikat itu. Setelah itu, kami melepaskan ikatan tangan Nova dan istirahat sebentar. Mira kembali menghipnotis Nova agar kesadarannya tidak kembali dulu.
Dalam keadaan tak sadar, Nova kembali kami wawancara di depan kamera.

“gimana rasanya Nov? kayaknya kamu cocok nih buat casting sinetron”
“iya mas, rasanya enak kok” jawab Nova yang kelelahan sambil bugil. Dadanya masih belepotan sperma.
“coba kasih liat memek kamu. Kita pingin liat nih” kataku
Kamera kemudian menyorot memek Nova yang belepotan sperma. Karena dientot bergiliran, memeknya kini basah dan berwarna merah.
“iya nih… basah banget, abis kalian tadi crot di dalem si” katanya sambil senyum manis.

Setelah cukup istirahat, kami kembali membujuk Nova untuk ngesex lagi dengan alasan casting sinetron. Nova kini nungging dan kami menggilirnya lagi dengan gaya doggy.

Menjelang subuh, kami semua sudah puas. Nova teler berat karena habis kami gilir habis-habisan, ia terlelap kelelahan masih dalam keadaan telanjang bulat. Dan seperti korban-korban kami lainnya, kami tinggalkan dia bugil begitu saja.