Aku adalah single parent dengan dua anak kembar laki laki. Aku tidak punya suami seperti kebanyakan perempuan lain. Sampai sekarang aku sangat trauma dengan laki laki. Hingga aku tidak berani menikah walau sudah ada dua anak.
Kisahku ini berawal saat aku berumur 20 tahun. Dan aku baru memulai karirku sebagai staff accounting disalah satu perusahaan swasta di Jakarta. Aku sangat senang karna mudah mendapatkan pekerjaan. Maklum aku belum berniat melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, jadi aku putuskan untuk bekerja.
Baru beberapa bulan bekerja, aku sudah dilamar oleh salah satu teman sekantorku yang jabatannya berada diatasku. Sebut saja MM. Tapi aku menolak lamaran itu. Karna aku sudah punya tunangan yang sangat setia. Awalnya aku pikir dia tidak akan melamarku lagi, tapi tenyata diluar dugaan, MM melamarku langsung ke rumah orang tuaku.
Untungnya orang tuaku tidak langsung menerima lamaran MM dikarnakan mereka tahu aku sudah punya tunangan. Mulai sejak itu aku jaga jarak pada MM. Walau MM sering telp dan SMS aku, tapi aku tidak pernah menjawabnya. Bahkan aku sering ganti ganti nomer, tapi entah kenapa MM selalu tahu nomer baru aku.
Setahun berlalu. MM masih mengejarku. Sedangkan aku dan tunangan makin mantap melangkah ke pernikahan. Rupanya rencana pernikahan aku dan tunanganku diketahui oleh MM. MM langsung menyusun rencana jahatnya. Aku yang pada saat itu lembur (karna akan ambil cuti) dibawakan coklat panas oleh MM. Aku tidak curiga sama sekali pada MM karna waktu itu dia berkata : “Aku sdh ikhlaskan kamu menikah dengan tunanganmu. Aku tidak akan mengejarmu lagi”.
Karna dia bilang begitu, hatiku lega sekali. Dan akhirnya aku terima minuman darinya sebagai tanda pertemanan. Baru setengah cangkir aku minum coklat panas itu, tiba tiba kepalaku terasa sangat berat dan pusing. Sampai aku gak sanggup berdiri. Lalu tiba tiba aku tidak sadarkan diri. Setelah itu aku tak tahu lagi apa yang terjadi.
Keesokan pagi, aku bangun dari tidurku. Aku perhatikan sekelilingku, ini bukan kamarku. Aku sangat kaget disamping aku, MM tertidur dengan pulas tanpa busana. Dan saat aku lihat diriku, aku juga tanpa busana. Aku langsung nangis sejadi jadinya dan langsung memukul MM berkali kali. MM meninggalkan aku tanpa rasa bersalah.
Aku langsung pulang ke rumah dan menceritakan semuanya ke orang tuaku serta calon suamiku. Alhamdulilah orang tuaku bisa menerima keadaanku yang sudah tidak perawan. Tapi tunanganku tidak bisa menerima keadaanku. Tunanganku meninggalkan aku dan membatalkan rencana pernikahan. Hatiku hancur, apalagi hidupku. Aku hanya bisa menangis. Tapi aku tetap tegar dan melanjutkan rutinitasku seperti biasa.
Dua bulan kemudian, tiap pagi aku mual dan pusing. Dan aku juga mulai cemas karna aku belum juga datang bulan. Tapi aku coba menepis perasaan itu. Mungkin aku hanya masuk angin saja, pikirku waktu itu.
Makin hari mual dan pusingku makin parah. Malah sekarang bertambah parah. Kali ini disertai muntah muntah. Aku makin curiga, teman teman kantorku juga curiga. Hingga akhirnya aku putuskan untuk periksakan diri ke dokter. Hasilnya bikin aku dan orang tuaku pingsan. Aku hamil dua bulan. Dan bayinya kembar.
Aku malu. Orang tuaku malu. Karna tak kuasa menanggung malu, aku diusir dari rumah. Aku pergi dari rumah orang tuaku dan bawa barang pribadi seadanya.
Akhirnya aku putuskan mengundurkan diri dari kantor. Aku malu pada teman temanku kalau kandunganku tambah besar sedang aku tidak punya suami. Keputusanku resign dari kantor diketahui MM. Dan MM juga tau aku hamil anaknya, tapi dia diam saja.
Aku juga tidak menuntut untuk dikawini MM. Aku dapat uang pesangon yang menurutku jumlahnya sangat besar untuk ukuran masa kerjaku yang hanya 2 tahun. Tapi aku tidak mempermasalahkannya. Dan akupun menjalani kehamilan dan kehidupanku tanpa suami dan orang tua.
Walau tanpa suami, alhamdulilah aku bisa membesarkan si kembar. Tapi pembaca, aku tidak menyangka sama sekali kalau ternyata MM menafkahi aku melalui sahabat baikku. Diam diam MM menitipkan uang tiap bulan untuk aku dan si kembar. Dan sekarang MM mengajakku menikah.
Melalui website ini aku memohon bantuan teman-teman pembaca, apa yang sebaiknya aku lakukan? Haruskah aku menikah dengan MM?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar