Kamis, 21 November 2013

Foto Memek Amoy Bisyar Memeknya Legit

Memek
memek
Memek
Memek
Memek
Memek
Memek

Foto Ngentot Panlok Bikin Crott













 

Foto Hot Ngintip Adik Temen Lagi Sange

      

Foto Ngento Anak Pemilik Kost









CERITA DEWASA : MENYETUBUHI SAUDARA TIRIKU

Sebelum aku bercerita, Cerita Dewasa pengalaman sex ku yang satu ini aku ingin kenalkan dulu namaku Ben. Cerita Dewasa ini dimulai, waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama. Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lusi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Riri.

Cerita Dewasa
Si Lusi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Riri paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara. Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lusi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. “Lus! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar. 

Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Lusi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.
“Lus..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.
Lusi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
“Lus.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.
“Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Lusi.
“Eeh.. kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.
“Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.
“Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.
“Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.
Lusi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
“Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.
“Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.
Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.
“Kalau ML?” tanyaku lagi.
“Belom,” katanya, “Tapi.. kalo sendiri sich sering.”
Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia.
Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.
Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.
“Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
“Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
“Eh.. ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.
“Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.
“Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
“Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.
Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.
Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku,
“Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ’69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.
Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben.. Ach.. percepat Ben, aku mau keluar nich! ach.. ach.. aachh.. Ben.. aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dankemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.
“Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.
“Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.
Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.
“Lus, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.
Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.
“Jangan Ben.. entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.
“Kamu udah mens belom?” tanyaku.
“Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
“Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
“Ach.. ach.. ahh..! sakit Ben, a.. ach.. ahh, pelan-pelan, aa.. aach.. aachh..!” katanya berteriak nikmat.
“Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.
Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.
“Ach.. a.. aa ach..” teriaknya.
“Sakit lagi Ben.. a.. aa.. ach..”
“Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.
———-
“Ben,. ach pengen.. ach.. a.. keluar lagi Ben..” katanya.
“Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.
“Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
“A.. ach.. aachh..! yach kan keluar.”
“Aku juga Say..” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.
Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
“Lus kamu enggak perawan yach,” tanyaku.
“Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.
“Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.”"Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.”
“Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.
Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.
Kali ini kelihatannya Lusi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.
Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.
“Lusi! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Lusi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
“kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.
“Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
“kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.
“Aku emut yach.”
Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
“Lus jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”
“Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi.
“Mending seperti biasa, kita pake posisi ’69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.
Cerita Dewasa : Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.
“Aach.. achh..” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
“Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”
“kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi.
“Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.
“Cukup sekali aja nembaknya, taapi.. sa.. ma.. ss.. sa.. ma.. maa ac.. ach..” katanya sambil menikmati jilatanku.
“Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a.. aahh..” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.
“Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.
“Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.
“Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
“Siap-siap yach!”
“Ayo dech,” katanya.
“Ach.. a.. ahh..” desahnya ketika kumasukkan penisku.
“Pelan-pelan dong!”
“Inikan udah pelan Lus,” kataku sambil mulai bergoyang.
“Lus, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.
“Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.
“Sambil bercumbu dong Ben!”
Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.
“Lus kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.
“Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
“Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
“Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa.. ach.. achh,” katanya terputus-putus.
“Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
“Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh.. aa.. ahh.. aku percepat yach Ben,” katanya.
Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
“Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
“Achh.. ach.. bentar lagi nih.”
“Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
“Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan..
“Achh.. a.. achh.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
“Aku juga Ben..” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
“Ach.. ah.. aa.. ach..” desahnya.
“Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku.
Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lusi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Riri, dan anehnya siang-siang begini Mbak Riri di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.
———-
“Siang Ben! baru pulang? Lusi mana?” tanyanya.
“Lusi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”
“Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
“Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”
Wah gawat sepertinya Mbak Riri dengar desahannya Lusi tadi malam.
“Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.
“Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.
“Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.
“Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
“Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.
“Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”
“Loh inikan..?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.
“Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Lusi.”
Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
“Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.
“Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
“Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.
Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
“Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal.
Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.
“Aku udah enggak tahan Ben,” katanya.
Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
“Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”
“Ach.. kamu nakal Ben! pantes si Lusi mau,” katanya mesra.
“Ben..! Mbak..! lagi dimana kalian?” terdengar suara Lusi memanggil dari luar.
“Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
“Masuk aja Lus, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Riri.
“Mbak! Entar kalau Lusi tau gimana?” tanyaku.
“Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Riri,” katanya dan ketika itu aku melihat Lusi di pintu kamar sedang membuka baju.
“Rir, aku ikut yach!” pinta Lusi sambil memainkan vaginanya.
“Ben kamu kuat nggak?” tanya Riri.
“Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Lusi udah terangsang,” kataku.
“Lus cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.
Tanpa menolak Lusi langsung datang mengemut penisku.
“Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Riri.
“Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.
Riri meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lusi yang sedang mengemut penisku.
“Lus, aku maenin vaginamu,” katanya.
Tanpa menunggu jawaban dari Lusi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Riri menegangkan pahanya, dan.. “Ach.. a.. aach.. aku keluar..” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.
“Sekarang ganti Lusi yach,” kataku.
Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
“Ach.. aach..” desah Lusi.
“Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.
“Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lusi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.
“Yang cepet dong goyangnya!” keluh Lusi.
Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
“Kak, ach.. entar lagi gant.. a.. ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach.. aa.. a.. ach..!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.
“Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Riri sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.
“Aku udah terangsang lagi.”
Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
“Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
“Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.
“Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.
“Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.
“Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
“Ach.. a.. aach.. di.. dalem.. aja..” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
“Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja.. aah.. ach.. bentar lagi..”
“Aku.. keluar.. ach.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku.
“Ach.. aach.. aku.. ach.. juga..” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.
Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
“Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.”
“Aku juga ach,” kataku.
“Ben, Lus, lain kali lagi yach,” pinta Riri.
“Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Lusi.
“Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
“Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Riri mulai memegang penisku.
Cerita Dewasa : Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Riri atau hanya Lusi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.

Cerita seks Babby Margaretha xxx

Baby Margaretha, model seksi tanah air, namanya kini semakin
terkenal, ia juga pernah muncul di film horror lokal Pocong Mandi Goyang
Pinggul bersama artis porno Sasha Grey. Muda, cantik, dan memilki tubuh
seksi yang menggoda. Pose-pose sensual Baby telah banyak menghiasi
majalah-majalah dewasa membuat setiap orang terutama pria menelan ludah
melihatnya. Meskipun Baby memiliki body yang aduhai dan senyuman yang
menggoda, Baby bukanlah orang yang sombong. Kadang tak segan ia menolong
orang yang ia temui atau mengucapkan "terima kasih" pada yang
membantunya, Untuk kasus yang terakhir, ada seorang pria beruntung yang
pernah menerima ungkapan terima kasih ‘spesial’ darinya

.
Cerita seks
-----------------------------------------

Introduction



Alkisah
Parjo atau yang biasa dipanggil Jo, seorang pemuda yang sudah mendekati
kepala tiga umurnya, meninggalkan kampungnya untuk mengadu nasib di
Ibukota. Malang karena tak ada koneksi, bekerja serabutanlah ia mulai
dari menjadi kuli hingga tukang kebun. Namun Jo bukanlah orang yang
mudah menyerah, ia percaya bahwa semangat, mau belajar, dan jujur pasti
akan membawanya sukses (yang terakhir perasaan dah pada jarang deh ^^i).
Tidak sia-sia, berkat keuletannya, ia diminta salah seorang temannya
untuk bekerja di studio photo bos temannya di Jakarta. Yah... meskipun
kerjaannya juga tidak jauh-jauh dari fisik namun setidaknya gaji yang
dia peroleh lebih baik dan cukup untuk dia bagi dengan keluarganya di
kampung. Suatu pagi Jo sudah berangkat menuju studio tempat ia bekerja.
Pagi ini Pak Rudi, bosnya, meminta ia untuk membantu beliau menyeting
studio dan membersihkannya. Pak Rudi mengatakan bahwa nanti sore beliau
mau mengadakan pemotretan beberapa model hingga malam.

"Jooo....
bersihkan ruangannya segera, itu kabel kau gulung yang rapi, yang tak
kepake kau simpanlah di gudang sana. Setelah itu kau atur sofanya
seperti yang aku bilang tadi, ingat Jo.... hati-hati itu barang mahal,
terserah kau garap kapan, pkoknya nanti malam harus sudah siap!" teriak
bosnya.

"Siap Pak!" Jo menyahut.

"Kau sekarang ikut aku ke taman kau angkut peralatan di lemari nomor tiga. E itu rumput sudah kau rapikan kemarin?"

"Sudah Pak!" Jo menyahut.

"Bagus, sekarang cepat kau ambil perlatannya, setengah jam lagi mereka datang."

Yah
itulah bos si Parjo, yang memang agak galak, dan mau seba cepat. Hampir
tidak ada asisten yang betah bersamanya. Namun Parji dengan kesabaran
dan keuletannya mampu bertahan. Untunglah Pak Rudy bukanlah orang yang
pelit. Tak jarang, ketika beliau senang dengan pekerjaan Parjo, beliau
mengajak makan Parjo di restoran mewah, atau memberinya uang rokok
berlebih. Namun buah kesabaran dan kejujuran Parjo belumlah pada
puncaknya. Namun hari ini adalah permulaannya. Ya, pagi itu, studio
tersebut sangat ramai. Banyak proyek yang harus dikerjakan. Model-model
baik pria maupun wanita datang silih berganti. Hingga menjelang jam 9
malam ketika sesi pemotretan terakhir.Om Rudy... mav
Baby telat om. Agak Macet di jalan. Ngomong-ngomong tidak bisa besok ya
om??" tanya seorang wanita cantik dan seksi.

"Selamat malam baby.
Om tidak bisa, deadline sudah dua hari lagi, besok om ada jadwal lain,
dan masih harus mengedit hasilnya, ngomong-ngomong sendiri kau datang
kemari? Mana supir kau?" tanya Om Rudy.

"Pak Supri sedang pulang kampung anaknya sakit, besok siang baru pulang, makanya Baby minta besok om" jawab Baby.

"Siapakah
cewek itu?" Jo bertanya dalam hati, matanya melihat gadis itu dari
ujung kaki hingga ujung kepala. "bukan main sexynya" pikirnya.

Ya saat itu Baby Margaretha menggunakan rok dia atas lutut dengan tanktop dipadu dengan jaket jeans biru, so sexy.

"Parjooo.... sini kau bantu saya kerja!" tiba-tiba bosnya berteriak membuyarkan lamunannya.

Si...siap Pak..!"

Setelah sesi pemotretan tersebut usai, Baby Margaretha membereskan tasnya hendak pulang ke apartemennya.

"Baby, lebih baik kamu menginap di rumah om saja, nanti om bilang sama istri om, tidak baik pulang malam-malam" kata om Rudy.

"Tidak apa-apa om, Baby sudah biasa, Baby sudah tahu mana rute yang aman, om" jawabnya.

"Yakin kau tak mau menginap?"

"Iya om tidak apa-apa."

Akhirnya Baby memacu kendaraannya. (dering ringtone HP),

"Wah
hape Baby ketinggalan, kebetulan rumahnya dekat kos kau Jo, kau
antarkan ke sana ya, Rumahnya di Perumahan xxxxxx no xx kau tahu kan?"

"Tau
bos, kos saya tidak jauh dari situ" jawab Jo. Malam itu ia pun segera
memacu motor lamanya, untuk mempersingkat waktu, ia menerabas
jalan-jalan kampung.

-------------------------------

The Mistake



"Uh sial, kena paku lagi, mana malam-malam begini" keluh Baby Margaretha

Ban mobilnya tertusuk paku sangat dalam. Membuatnya harus terhenti.

"Duh coba gue tadi nginep aja" keluhnya.

Sebenarnya
Baby belumlah terlalu hapal rute yang aman, dia hanya melalui rute
singkat menghindari tol, sebab dia sering menyuruh supirnya pada siang
hari untuk melakukan itu supaya ia bisa cepat mencapai studio tempat ia
melakukan sesi foto atau ketika ia pulang agar cepat sampai. Celakanya,
menjelang tengah malam, kawasan itu biasanya rawan. sudah banyak
penodongan terjadi di sana. Ia kini menyesal mengapa ia tidak mengiyakan
tawaran om Rudy untuk menginap di rumahnya. Dalam kebingungan Baby
melihat-lihat apakah ada orang yang dapap dimintai pertolongan.
Tiba-tiba datanglah beberapa orang bertampang preman. Yang Pertama si
Gendut Bruno. Bruno sebetulnya tidaklah terlalu gendut. Perawakannya
tinggi besar. Satunya lagi si kurus Tomi. Kulitnya gelap dengan rambut
jarang-jarang. Mereka berdua termasuk preman di daerah tersebut. Tak
jarang mereka mencegat kendaraan yang lewat malam hari untuk sekedar
memalak korban-korban mereka. Melihat korban mereka kali ini adalah
seorang gadis muda cantik nan seksi, mereka mengubah pikiran mereka
untuk tak sekedar memalaknya.

"Hehehe... sayang ki, kalo cuman dipalak, dah lama gak liat awewe hot euy" kata si gendut.

"Ah ko bisa saja bro, benar, mending kita garap dia dulu hahaha...." timpal si kurus. Mereka pun mendekati Baby yang malang.

"Oh
my god, siapa mereka? Jangan-jangan...." Baby merasa tidak enak dalam
hati melihat kedatangan para pria bertampang tidak bersahabat itu.

"Hahaha.... Sendirian aje nih Neng Cantik?" sapa si gendut tiba-tiba membuat Baby kaget setengah mati.

"Aduh... gawat..." katanya dalam hati.

"Kenapa Neng? Ban bocor ya? Kasihan.... sini abang bantuin pompain bannya Neng hehehe..." timpal si kurus cekikikan.

"Eh... enggak bang makasih" kata Baby dengan senyum dipaksa walau mengetahui dirinya dalam bahaya.

"Ah Jangan gitu non, kita mau kok bantuin Non, asal..." kekeh si gendut sambil melirik si kurus.

"Asal non bantuin kita-kita juga hahaha...." tawa si kurus sambil dengan tiba-tiba ia memegang payudara Baby.

"Hei...jangan kurang ajar kalian!” bentak Baby Margaretha seraya menutupi dadanya dengan kedua tangannya.

"Uih.. kenyal cuy, kencang nian body nih cewek huahahaha..." sahut si kurus terkekeh.



Mereka pun kemudian melingkari Baby mengepungnya. Tiba-tiba "plak" tangan si gendut menampar dan memainkan pantat Baby

"TOLOOONNGG!!" teriak Baby dengan panik.

"Hahaha... teriak aja Non, nggak bakal ada yang ngedengerin, rumah orang-rang pada jauh dari sini" ejek si gendut.

"TOLOOONNGG....." Baby kembali berteriak sambil merangsek ke depan berusaha kabur.

Namun
si gendut yang sudah menduga gerakannya, segera menangkap dan membekap
mulutnya dari belakang sehingga Baby tidak dapat bergerak dan berteriak.

"Mmmpphh.... Mmpphh..." Baby kini hanya bisa menggumam.

"hihihi...ayo manis, kita main-main sebentar, nanti baru ban nya kita betulin!" tawa si kurus.

Belum
lama mereka merasa senang karena sebentar lagi akan segera menikmati
santapan lezatnya ini, tiba-tiba ada sebuah motor yang menabrak si kurus
dari belakang.

"Hwaduuhhh.....heh siapa itu!!" segera si gendut melepaskan bekapannya dan memburu si penabrak.

"EH SINI LOE ANJING!" makinya.

Namun
kali ini lawan si gendut betul-betul gesit. Dia bergerak kesana kemari
bagaikan kancil sehingga serangan si gendut hanya menyapu angin saja.
Tiba-tiba sebuah tendangan ke arah anunya si gendut melayang telak

"HWADOOOHHHH!!" si gendut meringis dan segera disusul sebuah pukulan ke arah dagu yang membuatnya pingsan.

Sementara
itu si kurus yang baru saja bangun dan terpincang segera akan mengambil
langkah seribu sebelum tiba-tiba kepalanya terbentur helm motor yang
diayunkan oleh Baby dan mereka berduapun pingsan.

"Wah non, bahaya
pulang malam sendirian, harusnya non tadi nginep aja non" kata si
penolong yang ternyata adalah si Parjo alias Jo.

"Joooo...." Kata Baby Margaretha sambil berlari dan memeluk Jo.

Merasakan
dekapan cewek cantik aduhai apalagi kini Baby juga menekankan
payudaranya pada Jo tentu bakalan membuat si otong lelaki manapun tegak
berdiri.

"Aduh iya non, aduh mav say jadi sulit napas non, aduh" kata Jo Jaim.

"Aih... makasih Jo kalau tidak kamu saya sudah..." kata Baby lagi.

"Udah non gak apa-apa, yang penting non selamat. Ada talii??" tanya Jo.

"Ada Jo tapi ban mobilku mogok" kata Baby.

"Nggak
apa-apa non, yang penting kita tali mereka dulu di pohon itu,
sebelumnya kita bugilin dulu mereka, baru aman saya menggantikan ban
mobil non" usul Jo.

Segera mereka berdua mengerjai kedua preman
tersebut. lalu Jo segera mengganti ban mobil Baby cepat-cepat sebelum
mereka sadar. Untuk berjaga-jaga Jo pun mengawal Baby Margaretha pulang
ke rumahnya.

------------------------------------

Rumah Baby



"Ya di sini Jo, terima kasih ya... ayo sini masuk dulu, Jo!" kata Baby manis.

Tak lama kemudian mereka telah sampai di rumah Baby dengan aman.

"Aduh
non makasih, udah malam gak enak sama tetangga, ini saya sebenarnya mo
nyusulin hapenya Non yang ketinggalan." kata Jo segera membuka tasnya
dan menyerahkan hp tersebut.

"Aduh Jo benar ini hape saya, aduh.... Jo Makasih ya, ya udah sebentar ya." Baby pun mengambil dompet di tasnya.

"Nggak
Non, gak usah, saya ikhlas kok benar, saya pikir hp ini kan barang
pentingnya non Baby, kalo sampai ilang, pasti non Baby bakalan
kesulitan." kata Jo tambah jaim.

Melihat ketulusan hati Jo, Baby
pun merasa kasihan padanya. Bahkan uang yang akan diberikannya bahkan
ditolak. Tiba-tiba muncullah sebuah ide nakal di pikirannya.

"Yah...
Jo ijinin baby berterima kasih dong.... Paling enggak masuk dulu dong,
sini Baby buatin minum ama sandwich yah? jangan nolak loh, kalo enggak
Baby nangis nih" rayunya.

"Duh jangan nangis non, jadi nggak tega Jo, iya deh non, Jo masuk, sebentar aja ya" katanya tak dapat mengelak.

Di
dalam merekapun duduk bersama di sofa ruang tengah menikmati sandwich
dan sirup dingin yang Baby buat. Namun tanpa sepengetahuan Parjo, Baby
telah memasukkan obat kuat ke dalam minumannya.

"Jadi asalmu dari kampung Jo?" tanya Baby.

"Iya
non, abis saya sumpek di kampung, gak ada kerjaan, daripada nganggur,
saya mencoba ngadu nasib di Jakarta, siapa tau berhasil, tapi ya gini
sih non, saya syukurin aja apa yang saya dapat sekarang." jawab Parjo.

"Udah berapa tahun kamu di Jakarta Jo?" tanya Baby.

"Sudah lima tahun lebih sih non." seraya menghitung dengan jarinya.

"Oh... la keluarga kamu gimana Jo? Apa kamu gak kangen?" tanya Baby lagi.



"Kangen
sih Non, paling saya pulang setahun sekali pas libur panjang. Kalaupun
saya bawa mereka ke Jakarta, kasihan Non, di sini apa-apa mahal dan
macet, takutnya gak pada betah Non." keluh Parjo.

"Wah hebat kamu
Jo, kamu orang yang baik ya. Jarang saya bertemu laki-laki sepertimu."
puji Baby dan memandang mata Jo dengan nakal. "Beruntung ya, cewek yang
dekat denganmu."

"Ah.. saya nggak punya pacar non, mana ada yang mau sama cowok jelek macam saya non." kata Jo malu-malu.

"Masak sih Jo, kamu cakep kok di dalam sana" rayu Baby

"Ah non Baby bisa saja" kata Jo tersipu malu.



Tiba-tiba
Baby Margaretha berpindah tempat duduk mendekati Jo. Kedua kaki
seksinya ia taruh di sofa seraya memandang Jo nakal. Pria mana yang
tidak bakalan tergoda yang melihat cewek seksi dengan celana jins super
pendek seolah seperti CD dan tanktop ketat yang menunjukkan lekuk tubuh
serta belahan dada seorang Baby Margaretha. Ditambah dengan tatapan
nakal Baby, membuat Jo agak klepek-klepek.

"Jo, Baby gak bohong kok, Jo cakep deh" rayu Baby lagi.

Kini Jo hanya terdiam, ada sedikit di celananya. Baby pun melanjutkan rayuannya

"Jo, mau gak Jo jadi pacar Baby malem ini aja? Paling gak, Baby beneran mau balas budi buat Jo. Mau yah Jo..."

Melihat
sikon yang mulai mengundang Jo pun sadar, dia sebenarnya juga tergoda
oleh rayuan Baby Margaretha. Bagaimanapun, Jo adalah seorang pria dan
tidak ada satupun pria waras yang tidak akan tergoda oleh body seksi
Baby Margaretha barang sedikitpun. Ia juga paham, dia sebetulnya
bukanlah pria yang betul-betul alim. Karena pergaulan juga, dia akhirnya
pernah merasakan surga dunia walaupun membayar. Kebetulan waktu menjadi
kuli, banyak teman-temannya berasal dari perantauan. Tak jarang bagi
mereka yang telah beristri merindukan kehangatan tersebut. Dan tak
jarang pula mereka mengajak Jo. Awalnya karena gengsi dan tidak ingin
dianggap cupu, dia mengikuti teman-temannya. Namun ia belakangan agak
ketagihan kala birahinya memuncak. Hanya saja pekerjaan yang sibuk dan
berat belakangan rupanya mampu mengontrol nafsu Jo. Namun ia masih ingat
kalau Baby adalah klien penting bosnya. Jo tidak mau perbuatannya nanti
menjadi masalah di kemudian hari. Dengan jaim dia berkata,

"Aduh Non, beneran Jo Ikhlas, aduh Non... mending jangan deh, Jo gak enak sama non dan pak Bos."

Baby pun tertawa mendengar Jo berkilah, ia berkata dalam hati, "Huh, jaim-jaim ngaceng juga kamu."

Baby pun kembali menggodanya "Jo, kalau kamu ikhlas, kenapa dedekmu nggak sih" seraya mengelus tonjolan di celana Jo.

Jo
pun kaget setengah mati, jantungnya hampir copot. Benar apa yang
dikatakan Baby, ternyata si otong nggak ikhlas. Di balik persembunyian
si otong seolah berteriak-teriak minta jatah untuk beraksi.



Melihat
Jo hanya terdiam, Baby pun kembali merangsang Jo. Kali ini tangan
kirinya merangkul Jo, buah dadanya yang montok dan berisi ia tempelkan
ke dada bidang Jo dari samping, sementara itu tangan kanannya masih
mengelus-elus tonjolan di celana Jo. Kali ini Jo sudah tidak dapat
menolak. Entah karena birahinya kembali memuncak tak terbendung atau
dengan pengaruh viagra yang tanpa sadar ia minum tadi, kini, Jo mulai
larut dalam permainan. Namun perasaan jaim masih tersisa di pikirannya,

"Non, bener saya tidak enak non sama non dan pak Bos, kalau ada yang tahu gawat non, bisa dipecat saya" rengek Jo.

"Ah
Jo.... santai aja kali, rumahku sedang sepi kok supirku sedang pulang
kampung dan pembatuku baru besok siang balik sini. Santai aja Jo kita
aman kok, gak ada yang ngintipin, asal...." rayu Baby lagi.

"Asal apa non?" tanya Jo.

"Asal
kamu gak nolak dan jangan bilang ini ke siapa-siapa yah, hanya untuk
kita berdua aja yah Jo." jawab Baby. Mendapat lampu hijau seperti itu,
Jo menjadi tidak ragu-ragu lagi.

"Siap non hehehe..." Jawab Jo bersemangat. "Idihh... tadi malu-malu jaim, sekarang nafsu nih ye" ledek baby dengan tertawa

Jo
tida membalas. Mereka hanya bertatapan kemudian Jo memulai inisiatif
dengan melumat bibir Baby Margaretha terlebih dahulu. Tangannya segera
meremas-remas payudara Baby dengan lembut. Beberapa menit bibir mereka
bertemu dan berpagutan. Lidah Jo dengan aktif menggelitik rongga mulut
Baby.

"Jo kamu udah pernah ya?" tanya Baby kemudian melepas ciuman mereka. "

Hhhh.... sudah non, dulu pas jadi kuli, tapi ya cuman jajan biasa non." jawab Jo sambil mengambil napas.

"Hmm... jadi beneran belum pernah ama pacar ya Jo?" tanya Baby lagi.

"Belum, emang kenapa?" tanya Jo.

"Gak
apa-apa, sini, baby contohin. Idih... jangan di monyongin dong Jo
hahaha..." Baby tertawa melihat ulah Jo. "Sini Jo deketin wajahmu"

Jo
pun mendekatkan wajahnya. Kali ini, giliran Baby Margaretha yang
melumat bibir Jo. Pertama, dipegangnya dagu Jo, kemudian
dikecup-kecupnya bibir Jo dengan lembut menghisapnya perlahan dan
pelan-pelan Baby memainkan lidahnya. Baby memainkannya dengan baik
seolah mengajak lidah Jo bergulat serta membuat bibir Jo hangat seolah
dipeluk membuat Jo bak di atas awan.



"Gitu Jo, sekarang giliranmu ayo!" ujar Baby, kini baby bahkan memosisikan duduknya sehingga ia kini dipangku oleh Jo.

Jo
pun melakukan apa yang dicontohkan oleh Baby. Dipandangya gadis molek
itu, kemudian dikecupnya lembut bibir Baby seolah memeluknya, kemudian,
ia teruskan dengan memainkan lidahnya perlahan seolah mengajak lidah
Baby berpagutan. Baby kemudian menaruh kedua tangan Jo di payudara dan
pahanya, kemudian ia meminta Jo untuk melakukannya lagi. Dengan lembut
tangan Jo membelai-belai payudara dan paha foto model seksi itu.
Kemudian ia selipkan tangannya dibalik tanktop ketat dan hotpants Baby,
mencari-cari putingnya di balik cup penutupnya kemudian memijitnya
lembut dan nakal. Gairah mereka berdua kini telah memuncak. Baby dan Jo
saling melepaskan baju mereka. Jo masih menyosor dengan ciuman-ciuman
nakalnya pada bibir Baby sementara kedua tangannya bergerilya
membelai-belai tubuh seksi Baby Margaretha. Baby kemudian mengajak Jo
masuk ke kamarnya. Ia kemudian mendorong tubuh Jo bersandar di
ranjangnya, kemudian Baby mengkecup-kecup puting Jo, memainkan dengan
lidahnya dan tangan lembutnya kini mengarah ke batang kejantanan Jo,
membelainya dan memijitnya dengan hangat. Baby sangatlah pintar
memainkan lidah nakalnya. Diputar-putar lidahnya mengelilingi puting Jo
dan digigit-gigitnya kecil seolah itu permen mint bagi Baby, sementara
tangannya membelai kejantanan jo dengan berirama. Permainan Baby pun
membuat Jo terangsang setengah mati. Ia pun juga tak mau kalah, kini ia
memilin-milin dan memijat puting Baby membuatnya mendesah tak keruan,
Kesempatan itu tak disia-siakan, Jo segera melumat payudara Baby yang
montok itu. Diciuminya dengan lembut dan menggigiti puting Baby membuat
Baby mendesah-desah. Tak lupa Joko kombinasikan dengan sapuan lidahnya
seperti yang dicontohkan oleh Baby tadi. Jo menaruh tangannya pada
vagina Baby, mencari-cari klitoris Baby dan memainkannya,

"Auw... pelan-pelan dong Jo, pelan, kayak kamu mijitin putingku tadi Jo" rayu Baby nakal.

Jo
pun menurutinya. Kini sambil memainkan puting Baby, Jo memijit-mijit
klitoris Baby dengan lembut membuat Baby mendesah-desah tak karuan dan
menggigit bibirnya. Sesekali Jo mencelupkan jari-jarinya ke dalam vagina
Baby, mengoreknya perlahan seolah tidak ingin kehilangan setiap jengkal
cairan madu dalam vagina Baby. Tiba-tiba ia menemukan suatu
tonjolan-tonjolan kasar dan menekannya.

"Aaahhhhh..... terus Jo, di situ teeerruuusss....." desah Baby mengeliat-geliat. Jo pun makin bersemangat melakukannya.



"Ohh....
ohhh,,, Jooo... Aku keluarr....." desah Baby mencapai orgasmenya
diiringi lendir kewanitaan yang mengalir deras dari vaginanya.

Jo
pun segera menyeruputnya dengan lahap. Lidah Jo seolah menyeka seluruh
belahan vagina baby tanpa menyisakan cairan lendir sedikitpun. Baby pun
mengambil nafas sementara Jo masih sibuk menyeka vaginanya.

"Jo sini dong tiduran sebelah Baby..." rayu Baby.

Jo pun menurut. Kini baby memposisikan dirinya di atas Jo sehingga lebih leluasa melihat penis pria itu.

"Jo
punyamu besar juga ya" kata Baby sambil sibuk membelai kejantanan Jo,
menjilatinya memutar, memainkan lubang kencing Jo dengan lidahnya yang
nakal, dan mengulum-kulum penis tersebut.

Dalam Hatinya surprise
juga Baby melihat penis Jo berukuran hampir sepusarnya dengan diameter 4
cm. Namun membayangkan ukuran penis yang akan menggarapnya mebuat Baby
makin bersemangat.

"Ohhh..... terussss Non... Ssspppp.... ohhhh.... enak non, terus" racau Jo tidak karuan.

Baby
pun kini menjepit penis Jo dengan payudaranya yang montok. Ia menaik
turunkan payudaranya. sembari mulutnya masih mengulum penis Jo.

"Ohhhhh.... " lenguh Jo panjang.

Tak urung isapan mulut seksi Baby ditambah jepitan Payudara Baby membuat kelabakan setengah mati. Pertahanan Jo akhirnya jebol,

"Uh... non... Jo mau keluar non, lepas dulu non!"

Namun Baby tidak memperdulikan ucapan Jo dan terus menghisap penisnya hingga akhirnya Jo ejakulasi dalam mulut Baby.

"Uhhh....
Ohh....." "crot...crot....crot..." lebih dari lima kali penis Jo
berkedut, namun Baby Margaretha masih belum melepaskan isapannya dari
penis Jo, seolah tidak ingin melewatkan setetespun sperma yang keluar
dari penis Jo. Cairan putih itu dilahapnya dengan rakus. Jo hanya bisa
mendesah keenakan

"Ahhh..... Non Babyy...."

Baby Maragaretha
pun menyelesaikan isapannya dengan sebuah kecupan kecil pada lubang
kencing Jo. Lalu ia menjulurkan lidah menunjukkan sisa sperma yang dia
tampung di mulutnya pada Jo, kemudian menelannya habis. Pemandangan
nakal itu membuat Jo takjub.



Baby Margaretha kemudian
meminta Jo untuk mengambilkan segelas air dingin dari lemari es di pojok
kamar. Ia lalu meneguk air minum tersebut.

"Uih... seger Jo..." kata Baby Manja.

"Non, apa gak jijik nelen peju? Emang rasanya enak ya Non" tanya Jo keheranan.

"Habis pejumu enak sih Jo" kata Baby terkikik. "gurih lagi" godanya.

"Eh apa iya non " kata Jo polos tidak percaya.

"Enggak segitunya kali Jo, tapi enak kok hahaha..." tawa baby.

Dalam
hati Baby berpikir ternyata sangar-sangar gini Jo culun dan
menyenangkannya, tidak seperti para pria yang pernah membookingnya yang
hanya sekedar menginginkan sex darinya. Baby berpikir andai Jo mau
menjadi budak seksnya pastilah asyik. Jo kini memulai inisatif,
dibelainya lembut tubuh Baby Maragaretha dan diciumnya dengan lembut.

"Tadi malu-malu kucing, sekarang nagih ya Jo?" goda Baby nakal.

Jo
hanya tersenyum dan kembali menggarap tubuh seksi Baby. Tak beberapa
lama, penis Jo kembali menegang dan kini ia pun siap. Ia memposisikan
dirinya di bawah dan Baby di atas. Baby pun tanggap dan segera
membimbing penis Jo masuk ke dalam liang vaginanya. Perlahan-lahan Baby
menurunkan pinggulnya, namun penis Jo memang besar. belum sampai
tertelan semua, Baby merasakan sesuatu menyeruak di pintu rahimnya.
Ternyata penis Jo Mentok di vaginanya.

"Uuuhh...gedenya, memek gua ampe penuh" gumam Baby dalam hati.

Baby
mendiamkan dulu vaginanya menancap mencoba beradaptasi dengan penis Jo.
Tak lama kemudian ia baru mulai menggoyangkan pinggulnya perlahan.
Perlahan pula rasa perih dan sesak di vaginanya berkurang dan mulai
tergantikan rasa nikmat. Baby menaik turunkan pinggulnya dipadu dengan
gerakan maju mundur dan memutar. Terkadang Parjo menggodanya dengan
mengangkat pinggulnya supaya penisnya masuk lebih dalam.

"Ahhh..... Ohhhh..... SSss... JJoooo..... Enak, Jo" ceracau Baby Margaretha.

Baby
tambah mendesah-desah ketika tangan Parjo dengan usil menggerayangi
payudaranya. Memijit-mijit puting dan membelai kedua buah dada dengan
lembut.

"Iisseeeppp Jooo.... Ahhh.... Sshhh...." desah Baby meminta Parjo menghisap payudaranya.



Parjopun
kini duduk memangku Baby dan menariknya mendekat padanya supaya ia
dapat menyusu pada payudara montok itu. Baby pun melanjutkan genjotannya
naik turun. 10 menit kemudian Parjo meminta Baby nungging namun ia
tidak langsung memasukkan penisnya. Ia gerayangi payudara Baby dan ia
tusuk-tusuk vaginanya dengan kedua jarinya membuat Baby tak tahan,

"Engghh.... Jo masukinnn...." pintanya lirih

Maka
dengan satu sentakan medadak Parjo menusukkan penisnya pada liang
vagina Baby. Membuat tubuh Baby melengkung ke atas disertai lenguhan
nikmat. Kesempatan itu tak disia-siakan Parjo. Kepalanya meyusup
melewati bawah ketiak Baby dan menyusu pada payudara Baby. Parjo sungguh
membuat Baby kewalahan, penis Parjo menusuk dengan berirama. Sebentar
lambat lalu tiba-tiba disusul dengan tusukan cepat penis Parjo hingga
mentok ke mencapai pintu rahim Baby. Ditambah dengan isapan-isapan nakal
pada puting payudara Baby sesekali disertai gigitan lembut. Serangan
bertubi-tubi Parjo membuat Baby kewalahan. Tak berselang lama Baby
melenguh panjang. Mulut seksinya membentuk huruf O dan punggungnya
melenting ke belakang menandakan oragasmenya telah datang. Cairan cinta
Baby mengalir deras dari sela-sela liang vaginanya. Namun Parjo tidak
menghentikan tusukan-tusukan penisnya pada vagina Baby sehingga
orgasmenya datang bergelombang. Hal ini tentu membuat Baby melenguh
panjang. Bibir parjo kini berpindah dari payudara Baby menuju bibirnya,
Mereka berciuman dengan penuh gairah. Kini Parjo membuat Baby tiduran
terlentang. Membuat Parjo lebih mudah melancarkan serangan-serangannya.
Ia langsung menaikan kecepatan. Baik tangan kanan dan kiri tak luput
membelai dan meremas-remas payudara seksi Baby. Bibir Parjo juga
bergerilya dari satu puting ke bibir seksi Baby. Baby segera memperoleh
orgasme kedua. Tubuhnya melenting ke atas namun tertahan oleh tindihan
Parjo. Sementara itu kedua tangan Parjo meremas kedua payudaranya dan
keduanya saling berciuman. Rupanya Baby menikmati kondisi dimana Baby
seolah sedang diperkosa Parjo. Ia memeluk Parjo dan ia kaitkan kedua
kakinya pada pinggul Parjo. Baby sekali lagi mendapatkan multi orgasme.
Kali ini Parjo makin mempercepat tusukannya. Baby kelabakan menerima
gempuran itu hingga akhirnya ia mendapatkan orgasme keempatnya.

"Hekh....heh.... Non. Jo mau keluar non, Jo keluarin di luar ya non" kata Parjo takut membuat Baby hamil.

Namun
Baby justru mengaitkan lagi kakinya pada pinggul Parjo dan memeluknya
serta menciumnya dengan ganas. Membuat tekanan pada penis Parjo
berlipat. Penis Parjo seolah dipijit-pijit dari segala arah plus telah
mentok pada mulut rahim Baby seolah penis Parjo sedang menciumi pintu
rahimnya. Membuat Parjo segera menyemburkan spermanya dengan deras pada
rahim Baby.

"Crott....Crroott....Crroott..." penis Parjo berkedut-kedut mengeluarkan isinya mengisi rahim Baby.

Setelah melalui gelombang orgasmenya, Parjo pun ambruk menindih Baby. Penisnya masih menancap pada liang vagina Baby.



"Hhh.... Non, gak papa di dalem? Kalo non hamil gimana?" tanya Parjo resah.

"Kalo gue hamil, Jo tanggung jawab yah" goda Baby nakal.

"ehh...kok?" Parjo panik.

"Hahaha....
gak apa-apa Jo, baby selalu minum pil anti hamil kok, santai aja.
Lagian lebih enak kalo dilepasin di dalem Jo, lebih dalem sensasinya"
jelas Baby.

“Fuhh….” Jo pun menarik napas lega karena Baby hanya bercanda.

Kini
mereka berdua bangkit dari ranjang, Baby segera menarik lengan Jo
menuju kamar mandi. Kamar Mandi Baby tidaklah terlalu besar, namun ada
bathub dan shower di dalamnya. Di dalam kamar mandi, Baby dan Parjo
saling semprot dengan shower. Hampir seluruh tubuh Baby Parjo semprot,
apalagi vagina Baby yang merah dan ditumbuhi sedikit bulu-bulu halus
membuatnya kegelian.

“Hahaha…. Geli Jo…. Geli….” tawa Baby manja.

Kini
giliran Baby mengerjai Parjo. Disemprotnya Parjo dan kembali penis
Parjo ia jepit di antara payudaranya dan hisap-hisap hingga tegang
kembali. Kali ini Parjo tidak mau kecolongan. Parjo menyandarkan tangan
Baby pada bathub dan memegang pantat Baby mengepaskan dengan penisnya.
Tiba-tiba, “blush…” penis Parjo menusuk masuk liang kenikmatan Baby,
membuat Baby melenguh nikmat dan tubuhnya terlenting seksi ke belakang.
Tangan Parjo pun memegang bongkahan pantat Baby.

“Ssshhh…. Jo, tampar pantatku Jo…” erang Baby nikmat.

“Plak….plak…plak….” tamparan pun mendarat di pantat Baby membuatnya memerah.

“Ssshhh…. Enak Jo, saya mau keluar” erang Baby menahan nikmat.

Parjo pun menaikkan kecepatan tusukannya. Kedua tangannya kini meremas-remas payudara Baby.

“Ohhh…..”
“Crrrr….crrr…” Mulut Baby membentuk huruf O yang seksi. Tubuh Baby
melenting ke belakang. Lututnya bergetar tak mampu menahan berat
tubuhnya. Baby terjatuh pelan bertumpu pada lututnya. Sementara Parjo
masih mendiamkan Baby menikmati orgasmenya dan menyangga tubuh Baby agar
tidak terlepas.



“Jo, capek berdiri terus nih” keluh Baby manja.

Maka
gantian lah Jo duduk di bathub dan memangku Baby yang sedang berusaha
memasukkan penis Parjo ke dalam liang kenikmatannya. “Bleeeshh….”
“Heghh….” Baby melenguh, merasakan penis Parjo menembus ruang terdalam
liang kenikmatannya dan seolah mencumbu pintu rahimnya seolah membuat
vaginanya meleleh nikmat. Jo pun berdiri dan menggendong tubuh Baby. Jo
mulai melanjutkan persetubuhan yang hot itu. Dia menyandarkan tubuh Baby
pada tembok, menusuknya dengan kencang, dan sesekali menciuminya.
Sementara Baby mengaitkan kakinya dengan erat dan memeluk Jo kencang
supaya tak jatuh. Posisi ini membuat tusukan-tusukan Jo semakin dalam.
Baby pun mengerang keenakan, membuat Jo bersemangat. Tak berselang lama,
tubuh Baby melenting mendapatkan orgasmenya. Jo yang pada posisi itu
merasakan penisnya bagaikan di giling-giling nikmat oleh vagina Baby pun
tak kuasa menahan gejolaknya lagi. Dengan sekali sentakan, penis Jo
kembali mencium pintu rahim Baby Margaretha dan mengalirkan sperma
hangatnya ke dalam rahim Baby, mengisinya penuh, seolah Jo ingin Baby
mengandung anaknya. Mereka berduapun berciuman mesra, bibir dan lidah
saling mengait, seolah tak ada hari esok. Jo pun duduk kembali pada
bathub. Kali ini giliran lutunya yang bergetar. Sementara Baby sibuk
membersihkan penis Jo dengan hisapan mautnya seolah tak ingin ada sperma
yang tertinggal. Setelah itu merekapun mandi bersama, saling membasuh
dan menyabuni satu sama lain. Tentunya Jo tak melewatkan kesempatan
untuk kembali meremas-remas payudara Baby yang seksi.

____________________________

End of Night



Usai
mandi, Baby meminjamkan kimono dan handuknya pada Parjo. Sementara Baby
membalut tubuh seksinya dengan handuk ungu. Berjalan menuju lemari es
dan menungging untuk mengambil botol air mineral. Mengarahkan pantat
seksinya pada Jo, seolah kembali mengundang untuk bermain.



Melihat pemandangan yang begitu menggoda, Jo kembali mendekati Baby dari belakang dan memeluknya hangat.

“Ei...ei.. Jo… udah dulu dong, Baby mo istirahat dulu, kamu udah tiga kali keluar lo Jo” kata Baby Margaretha sewot.

“Hehehe…
tanggung non, biasanya kalo udah tiga juga Jo lemes. Cuman entah kenapa
ini otong “naek” lagi, udah deh non, nurut aja yah” Kata Jo terkekeh.

“Gawat,
gue lupa, tadi udah masukin viagra ke minuman Jo” gumam baby lirih.
Namun apa daya, serbuan Jo juga kembali membangkitkan gairah Baby
Margaretha. Tubuhnya haus akan belaian lelaki. Beberapa hari ini memang
para bos-bos dan eksekutif yang membookingnya belum memanggilnya lagi
karena sedang sibuk, maklum akhir tahun, masa tutup buku, sedang
sibuk-sibuknya, sehingga ia tidak merasakan seks yang penuh gairah sejak
itu. Baby pun menyambut ajakan Jo, dan kembali mereka keduanya memadu
kasih hingga pagi menjelang.

FOTO HOT DAN SEKSI FIFIE BUNTARAN

Kerap tampil seksi dalam berpakaian, Fifie Buntaran tidak pernah mendapat protes dari anaknya, Alonso Vito Passini. Menurut pengakuannya, si anak justru mendukung semua yang dilakukannya.
Fifie buntaran
“Anak nggak protes tampil seksi, justru lucu, dia (anak) bilang ‘that’s my mami, itu mamiku’, gitu,” ungkap Fifie Buntaran di acara syukuran film POCONG KEDER di kawasan Thamrin, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (23/4).
Kerap tampil seksi dalam setiap filmnya, Fifie tidak mau gegabah dalam mengenakan pakaian yang terbuka. Dia mengaku selalu berkonsultasi dengan bagian kostum.
“Aku ada tim desainer. Aku selalu report ke mereka, report ke sutradaranya juga,” kata bintang POCONG KEDER itu.
“Aku sih ikutin skenario, di sini bukan kemolekan, bukan seksi, tapi komedinya nih. Jangan keluar jalur agak ngebatasin diri. Aku nggak pake baju seksi aja udah seksi,” tukas Fifie.

fifie buntaran hot

foto hot fifie buntaran


artis hot indonesia

foto seksi fifie buntaran

foto sensual fifie buntaran

foto seksi fifie buntaran

toket fifie buntaran

fifie buntaran hot

seksinya fifie buntaran


Cerita Sex Terbaru 2013 – Bercinta dengan Bidan Muda Cantik Mulus




Lia adalah seorang bidan yang di tugaskan PTT provinsi yang teletak di
desa pedalaman di daerah malang.Setelah tamat dari akademi kebidanan di
salah satu akademi kebidanan di malang,dia bekerja menjadi bidan desa.


Lia adalah seorang gadis dengan usia 23 tahun,sebenarnya dia asli
bandung,namun kedua orang tuanya di tugaskan bekerja di malang sebagai
pegawai negeri.
Lia memiliki perawakan yang cukup sempurna bagi seorang laki2, dengan
tinggi 164cm,kulitnya putih,mulus,ramping,rambutnya hitam panjang dan
lurus,wajahnya sedikit mirip dengan syahrini seorang penyanyi.Dia sangat
menjaga kecantikan dan kesehatan kulitnya,mungkin karena dia seorang
bidan.Saat masih kuliah,banyak teman2nya yang iri dengannya,karena kalau
jalan2 dengannya,setiap laki2 yang berpapasan dengannya selalu tak
berkedip melihat kecantikannya.Namun hanya Deny yang dapat menaklukkan
hatinya.Deny adalah pacarnya,bekerja di salah satu perusahaan yang ada
di kota malang.Mereka merencanakan untuk menikah setelah Lia memberikan
keperawanannya kepada deny,tapi mereka hanya 1 kali melakukannya,mereka
berjanji tidak akan melakukannya lagi sampai mereka menikah 1 tahun
lagi.

Hari pertama Lia di desa itu, cukup jauh perjalanan yang dia tempuh dari
kota malang,angkutan umum pun jarang sekali ada d desa ini,Lia diantar
oleh deny menuju puskesmas untuk berkenalan dengan pegawai yang lain dan
kemudian menuju ke rumah dinasnya yang berada cukup jauh dari
puskesmas.Lia di temani oleh Dewi dan Erna yang juga seorang bidan PTT.


Lia juga dikenalkan dengan tetangganya Pak Iwan ketua RT di desa itu,Pak
Iwan sangat di segani oleh warga nya,sebenarnya dia mau di calonkan
sebagai kepela desa,tapi dia menolaknya,dengan alasan sudah banyak
memiliki urusan,Pak Iwan berusia 54 tahun,dia mempunyai 2 orang istri
yang keduanya lebih muda kira2 10 tahun darinya,maklum Pak Iwan
mempunyai banyak lahan perkebunan dan pertanian. Pak Iwan di tugaskan
oleh kepala desa untuk membantu Lia dan temannya yang lain apabila
memerlukan bantuan,dengan alasan rumah Pak Iwan lebih dekat dengan rumah
dinas mereka.

Bersama Dewi dan Erna, Lia sering bergantian ke rumah2 warga untuk
membantu ibu2 yg mau partus normal ataupun mengobati bayi yang sakit.
Untuk bertugas ke desa yang jauh,Pak Iwan lah yg sering mengantarkan Lia
atau temannya yg lain,karena mereka tidak mempunyai motor.tapi dengan
senang hatinya pak iwan selalu siap sedia mengantarkan bidan2 tersebut.

Suatu ketika Lia bertugas mau ke rumah warga yang hendak partus,karena
larut malam,Lia takut sendirian berangkat,teman2nya pun sudah
tidur,beruntung saat Lia keluar rumah,dia melihat Pak iwan duduk di
teras sambil merokok dan minum kopi,Lia pun meminta bantuan kepada pak
Iwan.Sejak saat itu Lia dan Pak iwan lebih akrab,Lia selalu mengandalkan
pak iwan untuk menemaninya bertugas,mungkin karena pak iwan memiliki
kewibaan dan badan yg kekar sehingga Lia merasa lebih terlindungi.

Karena seringnya Lia berboncengan dengan pak iwan dan jalanan yg
rusak,Lia sering berpegangan ke pinggang pak iwan,dan dada Lia terus
menerus bergeskan dengan punggung pak iwan, walaupun Lia tidak
menyadarinya,sebenarnya pak iwan mulai menyukai lia dan nafsunya semakin
menggebu2 setiap kali membonceng lia.selain lia cantik, pak iwan pun
selalu merasakan kekenyalan dada lia. Namun Lia mempunyai perasaan yg
berbeda,dia hanya menganggap pak iwan adalh sosok yg diseganinya dan
selalu di hormatinya.

Saat malam minggu,Lia baru saja pulang dari tugasnya,setelah selesai
mandi dengan handuk putih yang melilit tubuhnya,Lia mendengar ketukan
dari pintu,dengan santai Lia membuka pintu,ternyata adalah pak iwan.
“Oo..pak Iwan,,silahkan masuk pak..”. Setelah masuk pak iwan duduk di
kursi. “Ada apa ya pak?,,”Lia bertanya sambil menutupi belahan dadanya
yg sedikit terbuka. “Nda’ apa2,,cuma mau mampir saja,sambil bawakan nasi
goreng ini,,kok kelihatn sepi,,?mba dewi sama mba erna kemana,,?”. Pak
iwan bertanya sambil matanya jelalatan seperti mencari sesuatu. “Wah
bapak kok repot2 begini,makasih ya pak.. mmm,,dewi sama erna pulang ke
kota,katanya kangen sama orangtua,,kalau begitu,saya mau ganti baju
dulu,bapak mau minum apa?”..kata Lia sambil berjalan menuju kamarnya
yang dekat dengan ruang tamu.

“Begitu ya,tidak usah repot2 mba,cukup air putih saja,,apa mba Lia nda’
kangen juga sama ibunya,,?” pak iwan berkata sambil menyalakan sebatang
rokok sampoerna.
“sebenarnya kangen sii,,tapi ortu saya lagi ada di bandung,terpaksa deh
saya tinggal sendirian disini,,”Lia pun keluar dari kamarnya dengan
membawa air aqua gelas dan makanan kecil.
Mata pak iwan tercengang saat melihat lia keluar dengan pakaian serba
minimnya,lia memakai gaun tidur warna putih tanpa lengan dan celana yang
pendek sepaha.

Lalu lia berbincang2 dengan pak iwan sambil makan nasi goreng yang di
beli pak iwan, tiba2 saja hujan dengan lebatnya,lia pun menutup pintu
karena takut dengan kilat2 yang menyambar.
Karena sudah akrab,mereka berbincang2 kesana kemari dari masalah
pekerjaan sampai masalah seks. bagi Lia,seks adalh hal yang biasa dan
pak iwan bukan orang lain baginya.
Lalu perlahan2 pak iwan pun menggeser duduknya mendekati Lia, lia pun
membiarkannya,karena dia tidak curiga sama sekali. “Mba lia,saya rasa
mba sudah cukup umur untuk menikah, apa pacar mba belum
merencakannya..?”.
“Iya pak,sebenarnya saya sudah kepingin menikah,tapi mas deny masih
terlalu sibuk sama pekerjaannya,mungkin karena dia baru beberapa bulan
di terima bekerja di perusahaan..yaa,,saya tunggu saja..”.
“Wah,kalau begitu mba sabar saja dulu,,ngomong2 baju tidur mba bagus
sekali,boleh saya pegang kainnya,,?barang kali nanti mau belikan istri2
saya yang kaya gini..”.
“Boleh,ini,,”kata lia sambil memajukan badannya ke hadapan pak iwan.
Tapi,bukannya memegang kain baju lia, pak iwan malah mengelus2 perut lia
dari luar. Sontak Lia pun terkejut dan sedikit menjauh, “Yee,,bapak kok
elus2 perut saya,,?saya kan tidak hamil pak”..
Kemudian pak iwan kembali mendekati lia,,”Bapak minta maaf,bapak kira
lia sudah hamil,,hehe” pak iwan tersenyum bercanda sambil memegang
tangan lia.
“Enak aja bapak bilang gitu,saya kan belum menikah,,”Lia berkata sambil melepas genggaman tangan pak iwan secara perlahan.
“Jangan begitu,malu saya pak,,masa bapak begitu..?” lia menambahkan.
“Mba sih terlalu cantik, badan mba membuat saya nafsu, bapak kan jadi
gemes sama mba,,mba lia mirip sama syahrini,yg d tv2 itu lo,,”. Pak iwan
mulai mengeluarkan rayuan2nya.
“Masa sih pak? Saya rasa, bapak berlebihan deh,,”. lia pun merasa tersanjung karena di puji2 oleh seseorang yg di hormatinya.
Pak iwan semakin mendekati dan melingkarkan tangannya ke bahu lia.
”Jangan begini pak, nanti ketahuan istri2 bapak, lagian saya
mengannggap bapak sudah seperti bapak saya sendiri.,,”.
”Mba tenang saja,istri saya kalaupun tahu nda’ akan berani marah,,bapak
sangat menyukai mba lia lebih dari apapun,,”. Lia hanya tersenyum
sambil memandangi pak iwan.
”maafkan saya pak,,saya bukan istri bapak,dan saya tidak mau jadi istri
bapak,,kan bapak sudah punya 2 istri”. Lia berkata dengan sopan.
Lia melepaskan tangan iwan dari tubuhnya,Tapi iwan tidak menyerah,dia
kemudian meniupkan nafasnya ke tengkuk lia yg di tumbuhi rambut
halus,dan telinga sampai dada lia. Lia bergidik merasa geli, lalu iwan
membelai2 rambut lia yg panjang dengan lembut. Karena suasana
mendukung,hawa dingin karena hujan, dan bubuk perangsang yg di masukkan
iwan ke dalam nasi goreng lia, maka lia pun terbawa hanyut dalam pelukan
pria yg hampir seusia ayahnya itu.
Lia terbawa arus gairah laki2 itu,badannya panas dingin karena sentuhan2 iwan..
Dengan liarnya tangan iwan, dia memasukkan jari2nya ke dalam baju lia
dan meremas2 bongkahan dada yg tidak terlalu besar namun sangat
menggairahkan dan juga kenyal. Sementara mulut iwan menempel di bibir
lia yg kemerah2an,lidahnya menyusup mencari2 lidah lia, cukup lama
mereka berciuman dengan penuh nafsu, lia pun hanya bisa
mendesis,,”Sssshh,,Paak,,”.
Walaupun hujan deras di luar sana, lia mengeluarkan keringat, terlihat
wajah Lia memerah menahan nafsu. ”Sssshh,,Apa yg mau bapak lakukan ke
saya,,,? Kenapa badan saya begini pak,,?”. Iwan pun tersenyum mendengar
perkataan lia,,menandakan bahwa lia sudah pasti takluk di pelukannya.
Kemudian iwan menggendong lia ke kamar, dan membaringkannya d ranjang.
”Apa mba lia bersedia untuk saya cumbui malam ini,,?” iwan berkata
sambil melepas kaosnya dan celana panjangnya. ”Jangan paak,,! saya
masih perawan..”. Lia masih sempat berpikir dengan akal sehatnya, dia
berbohong kepada iwan agar iwan merasa kasian dan menghentikan
kelakuannya.
”Tenang sayang,,saya akan pelan2..”. Bukannya kasihan tapi iwan
semakin antusias ingin cepat meniduri lia. Dan lia semakin tidak berdaya
saat iwan mulai menindihnya.
Kembali iwan mengulum bibir lia yg merekah pasrah. Iwan membuka baju
lia, terpampang lah tubuh bagian atas lia yg indah. Lia hanya mendesis
dan memejamkan matanya saat celananya di tarik iwan. Lia terlihat malu
karena dia tinggal mengenakan BH dan CD berwarna putih saja.
Iwan kemudian bergerak menciumi pipi, leher, telinga, dan dada lia
berulang ulang kali,,lia tak kuasa di perlakukan seperti itu, kedua
tangannya mulai memeluk tubuh iwan. ”Aaahh..Paak, Jangan begini,,Lia
geli..”. Iwan berhenti sebentar untuk melepas kaitan BH lia,dan saat
terlepas, iwan kagum melihat puting payudara lia yg sudah membesar
mencuat ke atas berwarna merah muda,, langsung di hisapnya puting
sebelah kanan, sedangkan puting yg sebelah kiri di main2kan dengan jari
iwan. Lia mengeluh saat iwan menjilat2 putingnya, ”Uuuuh.,,Mmm,,..
Sudah pak, lia ngga’ tahan, Ssshh,,”.
Tangan iwan menarik keluar CD lia yg sudah cukup basah, kembali iwan
mengagumi kemolekan tubuh bidan ini, vagina nya memerah merekah, mungkin
karena kulitnya yg puting. di daerah sekitarnya tumbuh bulu2 halus,tapi
tidak lebat.
Langsung saja mulutnya menciumi bibir vagina dengan buasnya,, ‘Ssllurp
ssllurp,,’ terdengar bunyi mulut iwan sedang beradu kenikmatan dengan
vagina lia,, ”Aahhh,,aahh,, Ssshh,,”. Lia memegangi kepala iwan dengan
erat,sedangkan kepalanya sendiri bergerak ke kiri dan ke kanan menahan
nafsu.
Dengan jari telunjuknya, iwan mulai mengucek2 liang vagina lia,sontak
lia pun semakin meracau ”Aaaghh,,apa itu paak yg ada d vagina
Liaa,,Uuuhh..”. Iwan malah menjawab pertanyaan lia dengan cara
memasukkan lidahnya ke lobang Lia..
”Uuuu,,,Lia pengin pipiiis,,Aaaghhh,,”. Akhirnya lia pun mengalami
orgasme yg cukup deras hanya karena cumbuan iwan di vagina nya..
Iwan terus menerus mengisap2 cairan lia sambil melepas
celananya,mencuatlah penis iwan yg sudah tegang. ”Sekarang,tolong
isapin penis bapak ya sayang”. Lia terkejut melihat penis iwan yg
terlalu besar baginya, karena penis deny pacarnya tidak sebesar dan
sepanjang itu.
”Kenapa kontol bapak besar banget pak?,,saya takut..”. Lia berkata
sambil mengocok2 penis iwan, sesekali memasukkannya ke dalam mulutnya
dan di isap2nya. ”Mba tenang saja,bapak akan memberikan kenikmatan yg
besar juga”. Iwan menenangkan Lia dan merasakan nikmatnya hisapan lia
yg cantik ini.
Puas dengan mulut lia, iwan pun merubah posisi kembali menindihnya
sambil membuka kedua paha lia. ”Pelan ya pak”, lia khawatir. Sedikit
demi sedikit kepala penis iwan memasuki lobang lia, ”Sshhh,,paak,
Aduuh..”, lia merasakan vaginanya mulai terisi oleh penis iwan.
”Aaaaaghh,,perih paak”, Dengan sekali sentakan penis iwan masuk
semuanya ke dalam vagina lia yg terus berdenyut2.
cukup lama iwan mendiamkan penisnya d dalam vagina lia,setelah lia mulai
menggeliat2 barulah iwan melakukan penetrasi,mengeluar masukkan dan
memutar2 mencari2 titik kenikmatan lia. ”Ouh,,Sssh,,Enak sekali kontol
bapak,, teruus, masukkan lebih dalam, Aahhhhh..”. Lia begitu menikmati
genjotan2 iwan yg mulanya dia tolak.
”Vagina kamu juga enak,lebih enak daripada punya istri2 saya, jarang
ada vagina seperti punya kamu yg bisa menyedot penis bapak terus2an
begini, Ouhh..”. Iwan kemudian membalik badan lia agar posisi
menungging, kembali di sodok iwan lobang kenikmatan itu dari belakang.
Susu lia menggantung dengan indahnya sambil diremas2 oleh iwan. ”vagina
saya rasanya penuh paakk,,Aaaahh,,Aaaaah,,”. Tak berapa lama kemudian
lia memuncratkan Cairan maninya saat orgasmenya yg kedua, menyusul iwan
juga tidak dapat menahan kenikmatan karena pijatan2 vagina lia. Banyak
sekali sperma yg di muntahkan iwan kedalam rahim lia, rasa hangat yg lia
rasakan.
Merekapun roboh,diam tanpa suara sambil berpelukan. Akhirnya iwan dapat
menaklukkan dan memuaskan lia gadis impiannya walaupun dia curiga bahwa
lia tidak perawan lagi. Lia terus menerus disetubuhi oleh iwan sampai
menjelang pagi, 4 ronde percintaan yg mereka lakukan. Vagina lia
dipenuhi dan diisi terus menerus oleh iwan. Lia pun sadar dia akan
segera hamil, karena waktu itu adalah masa suburnya.

Besok paginya lia terbangun tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya,
pak iwan sudah tidak ada lagi di sampingnya, mungkin sudah pulang
pikirnya. Jam menunjukkan pukul 11 pagi, terdengar ada ketukan pintu,
lia mengira itu adalah pak iwan, ternyata saat dia bukakan pintu, betapa
kagetnya lia yg datang adalah Deny,pacarnya. Deny menjemput Lia untuk
pulang ke kota, dan melamar Lia untuk menjadi istrinya, Lia pun
menerimanya.
Akhirnya selang 3 minggu Lia sudah menikah dengan Deny tapi Lia tidak
akan bisa melupakan kenangan nikmat yg telah diberikan oleh Pak Iwan.**Tamat.**