Senin, 25 Februari 2013

Cerita Sex - bercinta Saat Berkemah

Cerita Sex - bercinta Saat Berkemah  Pada waktu kemping di pegunungan dieng tahun 1998, ada dua kemah untuk tidur kami berdua. Kemah satu untuk cowok yang berjumlah 4 orang dan lainnya untuk gadis yang berjumlah 4 orang. Pada suatu malam, kemah tempat gadis kebanjiran karena hujan yang besar tidak bisa tertampung di saluran yang mengelilingi kemah itu. Tentu saja mereka kalang kabut ditengah tidur lelap kami. Tentu saja kami jadi ikut terbangun dengan kegaduhan suara cewek-cewek itu.

Yang dituju pertama untuk melindungi diri dari hujan deras tentu kemah kami para cowok. Kami sepakat untuk malam ini kami tidur masal. Walaupun cukup sempit tetapi masih cukuplah kami tidur berhimpit-himpitan. Setelah diatur, maka muatlah ketujuh orang itu dengan posisi tidur, dengan catatan tidak boleh bergerak yang memang tidak bisa bergerak karena sempitnya. Vita, memilih tidur di dekatku, karena ia kebagian di tempat paling pinggir terkena kain kemah yang menggantung dan basah. Sementara aku sendiri berada di pinggir juga. Ia membisikkan sesuatu kepadaku, «Jangan macam-macam..» Tetapi hal ini justru kutafsirkan suatu tantangan untuk memulai suatu gerilya.

Setelah lentera padam, yang ada hanya gelap gulita. Teman-teman yang lain tampaknya sudah tertidur. Vita memiringkan badannya sehingga menghadapku, sedangkan kakinya menindih pahaku. Nafas ringannya terasa di pundakku. Mataku terus melotot di dalam kegelapan, lalu timbul niat isengku. Pelan-pelan tangan kiriku kuangkat dan kutindihkan pada pinggulnya, sedangkan siku kuletakkan sedemikian rupa sehingga hampir menyentuh payudaranya. Sehingga apabila Vita bergerak sedikit saja payudaranya akan tersenggol oleh lenganku. Aku menanti dengan hati berdebar-debar. Sementara tidur Vita nampaknya makin pulas. Aku menjadi kurang sabar, kugeser sedikit sikuku agar menyentuh payudaranya. Oh, rupanya payudaranya dilindungi oleh kedua tangannya. Usahaku sia-sia. Aku putar otak mencari posisi yang menguntungkan.

Selagi aku hampir kehabisan akal mencari strategi, tiba-tiba Vita bergerak, mengambil lenganku dan menariknya ke dalam pelukannya. Dalam keadaan yang gelap gulita aku memang merasa menyenggol benda yang halus. Tapi aku tidak tahu benar bagian tubuh mana itu, perut apa dada. Walaupun demikian cukuplah untuk pemanasan, pikirku. Senjataku yang sejak siang tadi mengkerut kedinginan mulai bangun. Sebelum besar benar, kubetulkan posisi kemaluanku agar bisa mengembang dengan sempurna tanpa ada bulu yang tertarik oleh tegangnya kemaluanku. Gerakanku agaknya membuat Vita semakin mendekapkan tanganku ke dalam pelukannya, entah secara refleks atau apa aku tak tahu. Sebelah kaki yang menindihku dinaikkan lebih ke atas sehingga nyaris menimpa kemaluanku.

Lenganku masih dalam pelukannya. Tapi jari-jariku masih bebas, aku berusaha meraih apa saja yang ada di dekatnya, tetapi sia-sia. Gerakan-gerakan kecil kemaluanku pasti terasa juga oleh Vita, seandainya ia tidak tidur. Kembali Vita lebih memeluk tanganku dan ditekankannya ke dadaku. Kini aku merasakan lembut dan hangatnya bukit kembar Vita yang terbungkus jaket tebalnya. Dalam gerakan itu kuberanikan diri memegang pangkal pahanya. Vita hanya menggeliat dan menaikkan kakinya sehingga menindih kemaluanku. Aduh, enak sekali. Burungku semakin menggeliat dan bergerak-gerak. Oleh gerakan-gerakan itu diangkatnya kaki Vita, kemudian diletakkan lagi pada tempat yang sama. Nah, di sinilah aku baru merasa bahwa Vita masih belum tidur dan semua gerakannya masih dilakukan dalam keadaan sadar.

Sebelah tanganku yang didekap kugeser-geser mencari sasaran, yang kutuju adalah kemaluannya. Namun sebelum sampai pada sasaran dicubitnya dengan pelan. Aku dan Vita tidak berani saling bersuara. Cubitan halus ini tidak menyurutkan niatku, dengan agak memaksakan diri akhirnya sampailah telapak tanganku bersandar di selangkangannya. Setiba di daerah itu tanganku justru dijepit oleh kedua kakinya. Kamaluannya yang empuk kurasakan meskipun masih tertutup Jeans. Namun oleh jepitan kakinya yang kencang aku tidak bisa berbuat banyak. Namum sebelah tanganku masih bebas leluasa, dengan gerakan yang super hati-hati takut Vita kaget dan membangunkan teman di sebelahnya. Tanganku mulai menerobos double cover-nya. Vita merenggangkan kedua tangannya yang membentuk double cover itu. Dan mendaratlah tanganku di atas payudaranya. Kuelus-elus dan kuremas-remas, membuatnya keenakan.

Setelah beberapa lama aku mengarahkan tanganku untuk mengelus perutnya yang mudah disingkapkan. Pelan-pelan kuselipkan ke bagian dadanya. Akhirnya sampai juga ke arah BH-nya. BH yang terbuat dari nilon halus itu memang lebih nikmat rasanya untuk diremas-remas. Tetapi dasar pikiran yang sudah kotor, maka kucari pengait BH yang ada di punggungnya. Aku agak kesulitan membuka pengait itu. Vita dengan gerakan yang pelan membantunya. Dan, lepaslah pengait itu, membuat buah dadanya sangat mudah untuk disentuh secara langsung kulitnya. Ada rasa hangat, ada rasa lembut, ada rasa nikmat dan ada getaran aneh yang menjadikan kemaluanku, yang tanpa kuduga sudah ada di genggaman Vita, semakin besar.

Aku remas-remas kekenyalan payudaranya, kupencet-pencet putingnya menjadikan nafas Vita semakin memburu. Akhirnya untuk lebih memberikan ruang gerakku, dia mengambil posisi terlentang. Kini tanganku dengan bebas mempermainkan payudaranya yang sudah tidak terlindungi lagi oleh jaketnya, tetapi masih dalam selimut tebalnya. Sekali-kali ada kilat, dan kulihat wajah Vita yang polos kelihatan setengah merem menikmati permainan itu.

Kepalaku menerobos masuk ke dalam selimutnya. Kuciumi kulit payudaranya yang mulus, tidak ketinggalan putingnya yang kecil itu. Membuat nafasnya makin naik turun saja. Sementara tanganku menggosok-gosok kemaluannya. Dia setuju saja, hal ini terbukti dengan lebih mengangkangkan kedua kakinya. Setelah kubuka reitsleting, kupelorotkan ke bawah sekalian dengan celana dalamnya. Dengan demikian kemaluannya yang ditumbuhi rambut tipisnya sudah basah oleh lendir karena kuusap-usap dengan halus.

Begitu kumasukkan sebuah jari tengahku ke dalam liang vaginanya, terasa sempit, dan berdenyut-denyut. Wah, aku sudah tidak tahan lagi. Apalagi tangan Vita sudah menerobos masuk ke dalam celana training-ku yang longgar. Mengocok-ngocok dengan halus. Aku agak kesulitan melepas celana jeans dan celana dalamnya, namun Vita membantunya diangkatnya pinggulnya tinggi-tinggi sambil memelorotkan celananya. Sementara teman-teman lain tertidur, kutindih dia, kuarahkan kemaluanku ke arah kemaluannya. Kupelorotkan celanaku sampai ke lutut. Aku mengambil posisi di atasnya, sambil kubetulkan selimut di punggungku. Ia bimbing kemaluanku ke arah lubang yang benar lalu, «Bless…» batang kenikmatanku menerobos masuk dalam kehormatannya yang sangat disembunyikan itu.

Kupompa beberapa kali kemaluanku ke dalam kemaluannya yang sempit, terasa dinding vaginanya bergetar menjadikan kemaluanku makin nikmat, kupercepat gerakanku, sampai akhirnya sampailah perasaan yang sulit dirasakan, tubuhku menegang perasaan nikmat, setengah ngilu berada di ujung kemaluanku dan menjalar ke pinggul lalu ke seluruh tubuh. Sepersekian detik menjelang keluar spermaku, sekilas kuingat sesuatu, dan kucabut penisku dari rahimnya. Sehingga muncratlah spermaku ke atas perutnya, kugesek-gesekkan ke perutnya yang mulus. Ada beberapa kali *an sebelum habis sama sekali. Sejenak kunikmati perasaan yang sangat indah ini, sampai kudengar suara batuk di tengah kegelapan. Aku agak terkejut dan segera kembali pura-pura tidur di sebelah Vita dengan manisnya. Kudengar Vita tertawa namun ditahan. Ia pegang kemaluanku yang sudah mulai lemas dan mencium pipiku. Lalu memungut pakaiannya dan memakainya lagi.

Paginya sesuai rencana kami bersiap-siap untuk pulang, Vita bersikap seperti biasa terhadapku. Seperti tidak ada apa-apa semalam. Aku juga demikian.

Sejak kejadian itu, aku dan Vita sangat erat, saling curhat. Kadang-kadang melakukan hubungan suami isteri. Namun demikian kami belum memproklamirkannya sebagai pacar. Kadang hubungan dilakukan di rumahku ketika sedang sepi, atau di tempat kost-nya. Karena kami kebetulan sibuk dalam dalam kepengurusan organisasi mahasiswa di suatu tempat, maka sangat lazim untuk bersama-sama setiap saat. Aku masih belum menganggapnya sebagai pacar karena type orangnya yang egois dan kasar. Sedangkan dalam pengamatanku, agaknya ia suka yang culun dan penurut. Hubungan kami hanya organisasi dan seks.

Mengenai kegemaran Vita dibidang seks, ia sangat agresif kadang-kadang meskipun aku sudah keluar, seandainya ia belum mencapai orgasme maka ia dengan sangat agresif melakukan segala sesuatu. Untuk membuat barangku berdiri lagi.

Dalam melakukan hubungan intim, kami sudah sangat bervariasi, dari mulai blow job sebagai pemanasan, dogy style, 69 dan lain-lain. Pokoknya semuanya dicoba. Segala lubang sudah kumasuki termasuk lubang duburnya.

Agak susah juga merayu untuk ditembak bagian belakang. Dengan alasan ia belum orgasme. Pada suatu ketika aku sangat menggebu-gebu dan bernafsu, sudah tiga kali ia klimaks besar (orgasme yang panjang), sampai tubuhnya lemas. Dan barangnya sudah tidak bisa mencengkeram lagi. Aku sampai kehabisan gaya, akhirnya ketika ia tengkurap mula-mula kutembak kemaluannya dari belakang. Tetap saja belum keluar, sedangkan ia sudah kecapaian. Akhirnya kugosok-gosokkan diantara lipatan bokongnya, agak enak juga. Setelah kering kugosok-gosokkan, kumasukkan lagi ke dalam vaginanya yang basah sebagai pelumas. Begitu kutempelkan pada lipatan bokongnya itu tampak ada denyutan tepat di ujung kemaluanku. Pelan-pelan kusodok sedikit, ternyata masuk walaupun sempit sekali. Ia mau bangkit dan menolak, tetapi kutekan terus akhirnya karena ia mungkin sedang kecapaian apa mungkin merasakan nikmat. Akhirnya ia diam saja. Mulanya hanya kepala saja yang bisa masuk, tetapi karena panasnya daerah itu dan remasannya yang sangat kuat tidak ada dua menit aku pun keluar.

Lama-lama ia agak terbiasa dengan tembakan belakang melalui anus, dengan syarat ia sudah terpuaskan dulu. Namun sampai sekarang ia tetap tidak suka dengan permainan itu. Ketika membicarakan seks secara serius ia selalu menghindar ketika menyinggung soal lubang anusnya.Jujur saja, hubungan aneh ini berlangsung sampai kini. Ia bekerja dan sudah punya pacar, tetapi ia mengakui berlagak alim dengan pacarnya karena pacarnya sangat sopan. Lucunya kalau ia terangsang dengan pacarnya dia bisa tahan, karena berlagak alim tersebut. Tetapi begitu pacarnya pulang ia segara menelepon aku. Aku sendiri sudah punya pacar, aku masih berusaha merayunya untuk bisa disetubuhi. Biar aku telah meyakinkan bahwa akan aku keluarkan di luar. Begitulah kisah nyataku bersama Vita.

Tamat

Faktaterbaru,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep

Cerita Sex - Main dengan TTM

Cerita Sex - Main dengan TTM  ini terjadi bulan lalu, gw (dodo,pangiilan gw 24th) lagi bosen di kost n kepengen banget ng..tot, tp keadaan gw g memungkinkan cz cewek gw di luar kota n gw pacaran jarak jauh...

malemnya gw iseng sms temen ce gw dina, gw dulu sempet deket ma dya n saling suka karena sesuatu n lain hal akhir nya terpisah, tp malem to gw iseng2 nyari to nomer n rupanya masih ada n aktif... maka dari itu gw coba hub dya... eh ternyata di bales n dya g lupa ma gw... langsung aja otak gw langsung ngeres aja kali aja ne ce bisa gw ajak "maen"...

gw : "hy din pa kabar??"...
dina : "eh lu do, kabar gw baik2 aja lo gmn?? lama g ketemu y, gw kangen ma lo do...
gw : "gw juga kangen din ma lo dah hmpir setaon setengah y kita g ketemu"

akhirnya gw sepakat ma dya ketemuan setelah lama2 sms...
di suatu cafe gw ketemuan ma dya, wah dya berubah drastis banget lebih cantik n anggun, tinggi dya sktr 168 padet berisi dng boyok gede n dada montok gan (gw g tw ukuran nya berapa gan cz g ngerti )...
setelah ngobrol2 lalu gw jalan2... selama jalan2 to ce bikin tambah konak gan dikit2 nempeli dada dya di bahu gw dah barang tentu ne adek dah tegang n loncat2 di dalem... tpi hari to gw g mikir macem2 n g ngajak macem2 takut ntar dya g suka n tersinggung .

Malem nya dya sms gw lagi ngajakin jalan lg, tp berhubung gw bsok g bisa akhirnya dya mutusin ke kost gw.....
dina : "y udah do gw ke kost lo aja besok"

gw langsung hepi n kaget g nyangka dya bakal ngomong gt .. langsung aja gw iya in...

gw : " ok lah cm mw ngapain??"
dina : "y main aja, lo lg ngapain sekarng ??"
gw : "lg nonton bokep"

to gw jawab asal aja gan cz dah konak banget to, gw kira dya bakal marah eh ternyata dy blg suka juga nonton to .
gw : "wah lo suka juga y?? lo suka yg langsung pa santai din"
dian : "gw suka yg langsung do lebih hot"

kaget gw denger jawaban dy... akhirnya gw ajk aja dy nonton to di kost n dya ok gan... gw langsung ngiler bayangin ntn ma dy n sampe maen gan ... sampe gw nekat nanyain ngajaki ML dya gan

gw : " Ntar lo qt ntn bareng n sampe kepancing gmn din??""
dina : " yh yg pasti gw g mw sampe ML "

gw bingung gan gmn cara nya biar dapet... trs gw tanyain deh klo oral mw g??? ehg ternyata dy bilang liat sikon gan berharap sikon bagus n mendukung .
Berapa hari kemudian gw jemput dy gan pake motor butut gw (walau butut tetep antik ) wah pas gw liat to ce seksi banget gan pantat n dada bentuk banget gan bikin +ngiler n +konak aja liat nya ...
ampe di kost gw... awal ny dy bantuin beresin kost ane gan... hbs to dy nanya n mw liat film2 bokep gw... trs gw liatin deh... dari sana dy dah g berkedip lagi nonton to film gan (mngkn dh konsen n dah konak x y)

Nah saat itu jg gw mulai jurus2 gw gan,gw yg awl ny duduk di sebelah dy pindah ke belakang dy n pelan pelan gw ajk dy duduk di pangkuan gw n dy nurut aj. trus gw mulai peluk dy dari blakang dy diem aja .. mulai dh gw ciumin to leher dari atas ke bawah sambil pelan2 pegang dagu dy n narik ngelihat gw n langsung aja gw sosor to bibir , ternyata di luar dugaan sambutannya panas banget gan alias HOT . gw mulai remesin to toket gan tanpa di suruh lg ternyata dya langsung pegang adek gw gan... akhirnya gw bukain to baju n clana dy jd gw dng dy udah tinggal daleman aja... pelan2 gw buka to bra nya n akhirnya gw tw ukuran nya 36b gan wah tanpa di suruh lagi gw sosor to toket satu gw isep satu gw remes langsung aja dy mendesah n merintih "aaaaahhhhh......aaaaahhhhh....aaaaahhhhh terusin do sedot aaaahhhhh"
gw tambah semangat denger nya... trs gw kaget tiba2 dya bilang "Do, jangan sampe lo masukin y,gw masih perawan"... y gw iyain aja . trs gw lanjutin to greliya di toket nya, terus ada niat buat ngusilin dy... tangan gw yg semula ngeremes to 36b gw pindah ke me**k nya, dy kaget tp g nolak... dr situ gw maenin terus sampe basah banget to CD,setelah maenin to toket gw turun dah ke bawah.. gw emut to me**k dari luar langsung aja dy kelojotan "aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh DOoooooooooooo apa yg lo lakuin?? terusiiiiiiiiiiiiiiiiiiin DOooooooooooo enakkkkkkkkkk banget isepan lo... kuatin...."

pelan2 gw buka to cd n dy nurut aja nah disini gw isep sape dy ampun2 ma gw "adddddddduuuuuuhhhhhhhhhh Dooooooooo aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh mantep Doooooooo... terusiiiiiiiiiinnnnnn..."
gw isep2 n mainin lidah gw disana "aaaaahhhhhhhhhh do lidah lo nakal banget bikin me**k gw tambah enak...." tanpa gw tw n dy g ngomong di tarik rambut gw kuat2 n keluar lah cairan dr me**k ny... terus gw tny "lo sampe y din?? " dy jawab " iy Do, do gw pengen ngisep punya lo " trs gw kasih to adek gw smbil ngambil posisi 69 (cz gw g mw kehilangan kesempatan n tetep jaga dy dlm kondisi terangsang ) tanpa gw sadari dy bilang ma gw... " Do gw g tahan, masukin aja y adek lo... " gw kaget n ngerasa menang . "apa lo yakin din??" dy jawab " iy do, gw rela ma lo"... langsung aja gw ambil posisi siap2 masukin to adek ... pertama susah banget, akhirnya gw isep2 lg to me**k biar licin akhirnya bisa juga, muka si dina terlihat meringis nahan sakit "say, tahan y hbs ne enak koq".. "y say, awas aja klo g enak... pelan2 say"... akhirnya dengan perjuangan akhirnya masuk juga n dya sedikit teriak n air matanya keluar... setelah gw diemin sebentar gw goyangin kluar masuk maju mundur "aaahhhhhhhhhhh dooooooooo terusssssssiiiiiiiiin..." wah semangat 45 gw... " doooooooooo kuatiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin" yh gw genjot2 aja nurutin kemauan dy... lama2 pegel juga gw suruh dy diatas. Wah disini mantep banget rasanya adk gw , dy naik turun liar banget gan + muter2 ngebor lagi.. " aaaaaaaaahhhhhhhh dddddoooooooooooooo ****** lo mantep aaaaahhhhhhhhh....." krn g mw kalah gw ikut gerak juga " aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh dooooooooooooooo jangan ngikut ntar gw g nahan aaaaaaaaahhhhhhhhhhhh".... tp teteop gw terusin sambil ngisepin to toket ..... akhirnya g brapa lama dy mw kluar.... "do kuatiiiiiiiiiiiiiinn, gw mw nyampe aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh aaaaaahhhh aaaaaaahhhhhh" "sabar din qt barengan" langsung aja gw tuker posisi g genjot sampe keringet kyk hbs mandi banyak nya. tiba2 dya peluk gw kenceng banget n gw hujamin adek gw dalem2 "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh hhhh hhhhhh dooooooo" dy ma gw mendesah panjang, gw cabut si adek dari me**k nya, n keluar cairan bercampur dng darah perawan dy...

gw langsung tidur di samping dy... " Do lo nyesel g ngelakuin ne ma gw ??" " G kok din, gw malah seneng " (g nyesel sich ngelakuin ma dy, cm nyesel dah maen di belakang ce gw tp y kesempatan jng di buang y g gan) "Lo nyesel g ngelakuin ne ma gw?" dy jwb " g Do sama sekali g, gw pengen lagi do"...

akhirnya dari pagi sampe sore gw gunakan waktu sebaik mungkin cz g ada kesempatan datang 2x ... gw lakuin, di kamar, rung tamu sampe kamar mandi sebelum dy pulang qt lakuin lg... stelah gw anter pulang dy ngajakin ketemuan lg n gw jawab ok...

SEKIAN



Faktaterbaru,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep

Pameran Khusus Bentuk V4gina Wanita



Jamie McCartney berhasil membangun tembok yang diberinya nama ‘Great Wall of Vagina’ atau tembok besar vagina tempat dia memajang berbagai bentuk vulva wanita yang berjumlah 400 yang dibuatnya dari pengecoran cetakan plester.

Pematung ini mengaku telah melakukan penelitian terhadap beberapa model wanita berusia antara 18 – 76 tahun. Dari rentang usia ini, dia mengkategorikan karyanya menjadi beberapa penggolongan yaitu kategori anak perempuan, wanita dewasa yang belum melahirkan, ibu yang sudah melahirkan, dan tidak ketinggalan, model vagina dari pria yang telah melakukan operasi transgender menjadi perempuan.





Pembuatan tembok ini dimulai pada musim panas tahun 2008. Ketika itu McCartney baru mencetak 40 model. Sekarang ini, tembok besar vagina telah memuat 400 model yang dibagi dalam 10 panel dan masing-masing panel menampilkan 40 model vagina sesuai dengan kategori.

“Vulva dan labia dari masing-masing perempuan adalah berbeda, ibarat wajah masing-masing yang meskipun sepintas terlihat mirip namun berbeda. Meskipun berbeda, namun keberadaannya selalu menarik dan sangat indah,” kata Mc Cartney. “Bagi para wanita secara umum, alat kelamin mereka lebih merupakan sumber dari rasa malu daripada sesuatu yang bisa dibanggakan. Maka dari itu saya berusaha untuk menyeimbangkannya.”

Saat ini McCartney sedang memamerkan ke 400 model vaginanya di Brighton Festival Fringe, Inggris.Kira-kira nikmatnya pas bikin cetakan atau pas penelitian, ya?

Main Kawin-kawinan, Malah Hamil Betulan


Permainan yang satu ini memang aneh. Dimainkan oleh remaja berusia antara 14 dan 15 tahun. Tapi efeknya bukan main: kehamilan.

Permainan ini disebut The Sun, atau A Star, dan saat ini populer di Polandia. Korbannya? Lima orang remaja putri yang masih sekolah hamil akibat permainan ini.

Bentuk permainannya yaitu para gadis berbaring di lantai, sambil melingkar dengan kepala mereka saling menyatu. Sementara para cowok mencumbui cewek-cewek secara bergantian. "Pemenangnya adalah cowok terakhir yang ejakulasi," ungkap salah seorang remaja Polandia kepada media setempat.

Saat ini, lima dari remaja putri korban permainan ini telah melahirkan anak mereka. Jaksa setempat telah melakukan investigasi terhadap fenomena ini. Namun penyelidikan tersebut mengalami kesulitan karena orang tua menutup-nutupi kasus ini. Sementara laporan setempat menyebut tidak ada yang mengajari para remaja di sana tentang pendidikan seksual.

Akibat Hubungan Sedarah, Lahirlah Bayi Bermuka Dua


Bayi yang lahir di Pakistan, Jumat (27/9) silam amat berbeda dengan bayi pada umumnya. Zeenews memberitakan bayi mungil tersebut lahir dari rahim bundanya, Syahidah Perveen (30) dengan satu tubuh dan bermuka dua dan telinganya masing-masing satu.

Jubir rumah sakit tempat Syahidah melahirkan mengatakan, bahwa setelah bayi unik tersebut dilahirkan banyak orang berupaya untuk menyaksikan sendiri bayi tersebut. Kondisi organ tubuh ganda pada satu tubuh ini dikenal dengan istilah medis craniofacial. Dalam kondisi seperti ini, napas anak tak teratur dan daya tahan hidupnya tipis.

Kelainan ini terjadi karena masalah genetik akibat pernikahan pasangan yang masih memiliki hubungan darah dan perkawinan incest. Dr Ahmed menyarankan agar pasangan suami istri berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk memiliki anak. Ini dilakukan untuk menghindari kejadian serupa.

sumber 

Sabtu, 23 Februari 2013

Cerita Sex - ML dengan teman kosku yang hot banget



Cerita Sex - ML dengan teman kosku yang hot banget ini terjadi karena rumah kosku memang tertutup oleh pagar tinggi tetangga sekeliling. Cerita dewasa terbaru ini diawali dari Kamarku berada di pojok dekat gudang, lalu di samping gudang ada halaman kecil kira-kira 30 meter persegi, tempat terbuka dan tempat untuk menjemur pakaian. Tanah ibu kostku in cukup luas, kira-kira hampir 50 X 100 m. Ada banyak pohon di samping rumah, di samping belakang juga. Di depan kamarku ada pohon mangga besar yang cukup rindang.

Rasanya nasib baik berpihak padaku. Sejak saat itu, kalau aku berpapasan dengan Sari atau berbicara, aku dapat menangkap gejolak nafsu di dadanya juga. Kami makin akrab. Ketika kami berbelanja kebutuhan Puasa di supermarket, kukatakan terus terang saja kalau aku sangat menginginkannya. Sari diam saja dan memerah lagi, dapat kulihat walau tertunduk.

Aku mengajaknya menikmati malam Minggu tengah malam kalau dia mau. Aku akan menunggu di halaman dekat kamarku, kebetulan semua teman-teman kostku pulang kampung. Yang satu ke Solo, istrinya di sana, tiap Sabtu pasti pulang. Yang satunya pulang ke Temanggung, persiapan Puasa di rumah.

Aku harus siapkan semuanya. Kusiapkan tempat tidurku dengan sprei baru dan sarung bantal baru. Aku mulai menata halaman samping, tapi tidak begitu ketahuan. Ahh, aku ingin menikmati tubuh Sari di halaman, di meja, di rumput dan di kamarku ini. Betapa menggairahkan, seolah aku sudah mendapat jawaban pasti.

Sabtu malam, malam semakin larut. Aku tidur seperti biasanya. Juga semua keluarga ibu kost. Aku memang sudah nekat kalau seandainya ketahuan. Aku sudah tutupi dengan beberapa pakaian yang sengaja kucuci Sabtu sore dan kuletakkan di depan kamarku sebagai penghalang pandangan. Tidak lupa, aku sudah menelan beberapa obat kuat/perangsang seperti yang diiklankan.

Tengah malam hampir jam setengah satu aku keluar. Tidak kulihat Sari mau menanggapi. Kamarnya tetap saja gelap. Seperti biasa, aku mulai melepasi bajuku sampai telanjang, tangan kiriku memegangi tiang jemuran dan tangan kananku mengocok penisku. Sambil kusebut nama Sari, kupejamkan mataku, kubayangkan sedang menikmati tubuh Sari. Sungguh mujur aku waktu itu. Di tengah imajinasiku, dengan tidak kuketahui kedatangannya, Sari telah ada di belakangku.


Tanpa malu dan sungkan dipeluknya aku, sementara tanganku masih terus mengocok penisku. Diciuminya punggungku, sesekali digigitnya, lalu tangannya meraih penisku yang menegang kuat.
“Sari.. Sari.. achh.. achh.. nikmatnya..!” desahku menikmati sensasi di sekujur penisku dan tubuhku yang terangkat tergelincang karena kocokan tangan Sari.
“Uhh.. achh.. Sari, Sari.. ohhh.. aku mau keluar.. ohh..” desahku lagi sambil tetap berdiri.

Kemudian kulihat Sari bergerak ke depanku dan berlutut, lalu dimasukkannya penisku ke mulutnya.
“Oohhh Sari… Uhh Sariii.., Saarrii… Nikmat sekali..!” desahku ketika mulutnya mengulumi penisku kuat-kuat.
Akhirnya aku tidak dapat menahannya lagi, crott.. crot.. crot.., spemaku memenuhi mulut Sari, membasai penisku dan ditelannya. Ahh anak ini sudah punya pengalaman rupanya, pikirku.

Lalu Sari berdiri dengan mulut yang masih menyisakan spermaku, aku memeluknya dan menciuminya. Ahh.., kesampaian benar cita-citaku menikmati tubuhnya yang putih, lembut, sintal dan buah dadanya yang menantang.

Kulumati bibirnya, kusapu wajahnya dengan mulutku. Kulihat dia memakai daster yang cukup tipis. BH dan celana dalamnya kelihatan menerawang jelas. Sambil terus kuciumi Sari, tanganku berkeliaran merayapi punggung, dada dan pantatnya. Ahh.. aku ingin menyetubuhi dari belakang karena sepertinya pantatnya sangat bagus. Aku segera melepaskan tali telami dasternya di atas pundak, kubiarkan jatuh di rumput.

Ahh.., betapa manis pemandangan yang kulihat. Tubuh sintal Sari yang hanya dibalut dengan BH dan celana dalam. Wahhh.., membuat penisku mengeras lagi. Kulumati lagi bibirnya, aku menelusuri lehernya.
“Ehh.., ehhh..!” desis Sari menikmati cumbuanku.
“Ehh.., ehhh..!” sesekali dengan nada agak tinggi ketika tanganku menggapai daerah-daerah sensitifnya.

Kemudian kepalanya mendongak dan buah dadanya kuciumi dari atas. O my God, betapa masih padat dan montok buah dada anak ini. Aku mau menikmatinya dan membuatnya mendesis-desis malam ini. Tanganku yang nakal segera saja melepas kancing BH-nya, kubuang melewati jendela kamarku, entah jatuh di mana, mungkin di meja atau di mana, aku tidak tahu. Uhhh.., aku segera memandangi buah dada yang indah dan montok ini. Wah luar biasa, kuputari kedua bukitnya. Aku tetap berdiri. bergantian kukulumi puting susunya. Ahh.., menggairahkan.

Terkadang dia mendesis, terlebih kalau tangan kananku atau kiriku juga bermain di putingnya, sementara mulutku menguluminya juga. Tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga pelukan tangan kanan atau kiriku seolah mau lepas. Sari menegang, menggelinjang-gelinjang dalam pelukanku. Lalu aku kembali ke atas, kutelusuri lehernya dan mulutku berdiam di sana. Tanganku sekarang meraih celana dalamnya, kutarik ke bawah dan kubantu melepas dari kakinya. Jadilah kami berdua telanjang bulat.

Kutangkap kedua tangan Sari dan kuajak menjauh sepanjang tangan, kami berpandangan penuh nafsu di awal bulan ini. Kami sama-sama melihat dan menjelajahi dengan mata tubuh kami masing-masing dan kami sudah saling lupa jarak usia di antara kami. Penisku menempel lagi di tubuhnya, enak rasanya. Aku memutar tubuhnya, kusandarkan di dadaku dan tangannya memeluk leherku.

Kemudian kuremasi buah dadanya dengan tangan kiriku, tangan kananku menjangkau vaginanya. Kulihat taman kecil dengan rumput hitam cukup lebat di sana, lalu kuraba, kucoba sibakkan sedikit selakangannya. Sari tergelincang dan menggeliat-geliat ketika tanganku berhasil menjangkau klitorisnya. Seolah dia berputar pada leherku, mulutnya kubiarkan menganga menikmati sentuhan di klitorisnya sampai terasa semakin basah.

Kubimbing Sari mendekati meja kecil yang kusiapkan di samping gudang. Kusuruh dia membungkuk. Dari belakang, kuremasi kedua buah dadanya. Kulepas dan kuciumi punggungnya hingga turun ke pantatnya. Selangkangannya semakin membuka saja seiring rabaanku.

Setelah itu aku turun ke bawah selakangannya, dan dengan penuh nafsu kujilati vaginanya. Mulutku menjangkau lagi daerah sensitif di vaginanya sampai hampir-hampir kepalaku terjepit.
“Oohh.., ehh.., aku nggak tahan lagi.., masukkan..!” pintanya.

Malam itu, pembaca dapat bayangkan, aku akhirnya dapat memasukkan penisku dari belakang. Kumasukkan penisku sampai terisi penuh liang senggamanya. Saat penetrasi pertama aku terdiam sebelum kemudian kugenjot dan menikmati sensasi orgasme. Aku tidak perduli apakah ada yang mendengarkan desahan kami berdua di halaman belakang. Aku hanya terus menyodok dan menggenjot sampai kami berdua terpuaskan dalam gairah kami masing-masing.

Aku berhasil memuntahkan spermaku ke vaginanya, sementara aku mendapatkan sensasi jepitan vagina yang hebat ketika datang orgasmenya. Aku dibuatnya puas dengan kenyataan imajinasiku malam Minggu itu. Sabtu malam atau minggu dini hari yang benar-benar hebat. Aku bersenggama dengan Sari dalam bebrapa posisi. Terakhir, sebelum posisi konvensioal, aku melakukan lagi posisi 69 di tempat tidur.

Ahh Sari, dia berada dalam pelukanku sampai Minggu pagi jam 8 dan masih tertidur di kamarku. Aku bangun duluan dan agak sedikit kesiangan. Ketika melihat ke luar kamar, ohh tidak ada apa-apa. Kulihat kedua cucu ibu kostku sedang bermain di halaman. Mereka tidak mengetahui di tempat mereka bermain itu telah menjadi bagian sejarah seks hidupku dan Sari.

Pembaca, itulah pengalamanmu dengan Sari di kost. Aku sudah dua malam Minggu bersamanya. Betapa hebat di bulan ini. Aku bisa, aku bisa.. dan mau terus berburu lagi. Ahh.., hidup memang menggairahkan dengan seks, dengan wanita. Hanya, aku harus super selektif memilihnya. Semoga pengalamanku ini berguna buat sobat muda.

Faktaterbaru,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep

Cerita Sex - Cerita Tentang Pasangan Lesbian

Cerita Sex - Cerita Tentang Pasangan Lesbian Pengalamanku ini terjadi pada tahun 1996 akhir, ketika aku sedang memulai usahaku di kota S. Aku baru saja menyelesaikan urusan pinjaman modalku pada sebuah bank swasta di kota ini. Pada masa itu belum ada tanda-tanda yang mengisyaratkan munculnya bencana ekonomi seperti belakangan ini, sehingga semua urusan banking terasa smooth saja.



Banker yang mengurusi pinjamanku ialah seorang mantan kawan SMA-ku dulu. Sebut saja namanya Nana. Ia baru beberapa bulan bekerja di bank tersebut setelah menyelesaikan studinya di Amerika. Semasa SMA, Nana ialah seorang yang menurutku termasuk golongan nerd. Berkaca mata, duduk di barisan depan, rajin bertanya, dan catatannya selalu laris difotokopi ketika menjelang musim ujian. Sedangkan aku sendiri termasuk golongan urakan, yang selalu mendapat nilai pas-pasan, kecuali untuk pelajaran olah raga. Harus kuakui, Nana tidak banyak berubah. Ia tetap saja nampak kuper dibalik kaca mata minus 3 itu. Untung saja pakaian kerja yang dikenakannya membuatnya nampak lebih 'terbuka'. Aku ingat, ketika itu ia mengenakan blazer warna biru pastel, dan kemeja kuning muda. Ia juga mengenakan rok mini berwarna biru tua, dan sepatu berhak tinggi, sehingga tingginya yang hanya sekitar 165-an itu terlihat hampir menyamai tinggi badanku.

Setelah usai menandatangani tumpukan kontrak dan perjanjian, aku memutuskan untuk mengajaknya makan siang, bukan lagi sebagai kreditor, tapi sebagai seorang kawan lama. Nana setuju saja, mengingat bahwa pinjamanku waktu itu membuatnya memenuhi target bulanannya.

Kami meluncur menuju sebuah hotel yang cukup terkenal di kota S, karena satu gedung dengan pusat perbelanjaan TP3. Kami menghabiskan waktu cukup lama untuk memesan menu ala carte, karena harga menu buffet tentunya tidak terlalu ekonomis. Selama makan, Nana tampak diam saja, seperti biasanya. Aku mencoba mengamati wajahnya yang manis itu. Kulihat alisnya yang tipis, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, dan lehernya. Leher yang sangat indah, jenjang dan halus. Ketika aku melihat agak ke bawah lagi, kulihat kancing kemejanya yang paling atas tidak dikancingkan sehingga aku dapat berimajinasi bagaimana bentuk bagian tubuhnya yang berada di balik kemeja itu. Selagi asyik-asyiknya menikmati keindahan itu, rupanya Nana mengamatiku dari tadi.
Ia menyunggingkan senyum, mengambil serbet, mengelap bibirnya, dan berkata, "Jen, kamu masih seperti yang aku dengar dulu?".
"Hmm.., Tergantung apa yang kamu pernah dengar dulu", Jawabku agak kikuk.
"Pacaran dengan sesama jenis", Jawabnya lugas. Membuat mataku sedikit terbelalak kaget dan menatap matanya yang bundar lucu itu.
"Yah.., Kalau gosip yang kamu dengar cukup lengkap, seharusnya kamu nggak perlu nanya 'kan?", Jawabku mencoba diplomatis.
"Cukup lengkap untuk bisa blackmail kamu", Katanya.
"Haha, just kidding!", ujarnya lagi agar aku tidak tersinggung. Aku hanya tersenyum saja dan pura-pura berkonsentrasi pada makan siangku.
"Bersyukurlah kamu bisa hidup normal", Kataku mencoba bergaya bijak.
"Hihihi.., Udahlah Jen, kreditnya udah di-approved 'kan?", katanya lagi", Nggak ada yang perlu ditakutin.., kecuali kalau bayarnya nunggak!", Candanya.

Kami terdiam untuk beberapa saat, tapi kemudian aku merasakan sesuatu di betisku. Meja makan kami tergolong kecil, hingga posisi duduk kami cukup dekat, dan kaki kami bisa bersentuhan. Namun kali ini sentuhan itu seperti bukannya tak sengaja. Aku merasakan sentuhan jari kakinya mengusap betisku pelan-pelan, merambat naik ke lututku, bergerak menyusup masuk ke rok miniku, dan bergerak mengusap-usap paha kiriku bagian dalam.

Aku menatap matanya dalam-dalam sambil tidak tahu apa yang harus aku lakukan, tapi dia balik memandang wajahku, tersenyum, dilepaskannya gagang sendoknya, lalu tangannya menyentuh lehernya sendiri dengan ujung jari tengah. Seperti orang tolol, pandanganku mengikuti kemana larinya jari-jari lentik itu. Jemarinya bergerak pelan-pelan ke bawah, menyusuri lehernya, turun terus, lalu berhenti ketika tersangkut di kancing kemeja kuningnya. Pada saat itu juga jari kakinya yang sejak tadi diam di antara kedua pahaku disodokannya ke depan, menyenggol kewanitaanku, memang tidak tepat pada bibirnya, namun cukup memberiku sengatan birahi yang mendadak.
"Hkk..", Aku merintih tertahan, memejamkan mataku untuk mengontrol perasaanku. Ketika mataku terbuka, nampak Nana tersenyum padaku, menunjukkan sebaris gigi yang bersih dan indah. Senyuman itu membuatku makin kikuk. Meskipun masa laluku kulewatkan dengan 'bebas', namun penampilan Nana yang anggun membuatku tidak mikir macam-macam padanya.., tapi setelah apa yang dilakukannya ini.., aku tidak tahu lagi. Akhirnya, setelah membisu cukup lama, aku melambaikan tangan pada waiter, dan membayar makan siang.
"Jenn", Katanya sambil meletakkan tangannya di bahuku. "Aku punya membership di hotel ini, dan aku rasa aku perlu istirahat sedikit. Kamu mau menemaniku kan?", Tanyanya dengan kalimat yang lugu namun sudah dapat ditebak artinya. Mengingat hubungan bisnisku dengan banknya, aku memutuskan untuk menurut.
Sebagai wanita, agak sulit bagiku untuk bercumbu rayu begitu saja dengan orang yang cukup asing. Hal itulah yang membuatku bengong saja meskipun kini aku sudah duduk di sofa dalam kamar executive hotel, sementara Nana berdiri di hadapanku dan melepas blazernya dengan gaya yang dibuat-buat agar merangsang. Melihatku tidak berespon, Nana melanjutkan permainannya, ia melepaskan satu persatu kancing kemejanya, lalu menyingkapkan kemejanya sehingga bahu kanannya yang halus dan putih bersih itu terlihat olehku.

Tali bra berwarna putih berenda tampak menghiasi bahu yang indah itu. Aku cukup mengagumi keindahan tubuhnya, namun aku masih segan untuk bereaksi, aku malu karena Nana pernah menjadi orang yang cukup aku hormati. Dilemparkannya kemejanya ke atas ranjang, menyusul bra dan celana dalamnya. Aku hanya diam menatap tubuhnya yang kini hanya terbalut rok mini biru tua itu. Payudaranya nampak indah sekali bentuknya, bulat, tidak terlalu besar namun kencang, putih bersih, dan putingnya kecil sekali berwarna coklat muda. Ia melangkahkan kakinya mendekati tempatku duduk.
"Jenn", bisiknya, "Aku mendengar semua gosip tentang kamu. Tentang anak-anak basket yang lesbi, dan tentang apa yang kamu lakukan dengan guru geografi di perpustakaan waktu itu. In fact, hampir semua orang membicarakannya, namun nggak ada yang berani terang-terangan menuduh", Sambungnya lagi.

Aku tetap diam, menundukkan kepalaku dengan rasa tidak enak.
"Aku iri dengan Reni dan Evelin yang bisa setiap saat mandi bersama kamu, tidur bareng di rumah kost, melihat kamu dengan kaos basah di ruang ganti..", bisiknya lagi, seolah menelanjangi masa laluku yang hendak aku lupakan. Aku tetap tertunduk ketika tiba-tiba Nana meraih kepalaku dan mendongakkannya. Karena posisiku duduk dan dia berdiri, maka mataku langsung berhadapan dengan sepasang payudaranya yang indah itu, dengan puting-puting yang masih flat, menunggu untuk dibangunkan. Aku tetap terdiam, meski jari-jari Nana menyusupi rambutku yang lurus dan pendek, mengusap pipi dan rahangku, mengelus tengkukku lalu aku mendengar suaranya lagi.
"Jenn, please..", Katanya, aku melirik ke atas, menatap matanya. Kaca matanya tak mampu menyembunyikan sorot memelas dari kedua mata bulatnya.

Tanganku memeluk pinggulnya menariknya mendekat. Aku segera mendaratkan bibirku tepat pada puting susu kanannya, menghisap, melingkarinya dengan lidahku, terus-menerus. Aku merasakan cengkeramannya pada kepalaku menguat, aku mendengar desahan nafasnya kian tak teratur, Aku melirik ke wajahnya, aku melihat alisnya menyatu, matanya terpejam, mulutnya ternganga mengeluarkan desahan nafas tak beraturan. Aku ikut kehilangan kontrol, wajahnya begitu membangkitkan hasratku, aku segera memindahkan mulutku ke puting susu kirinya, meremas payudaranya sambil mengulum putingnya, ekspresi wajahnya menunjukkan perasaan kegelian yang amat sangat, tubuhnya menggeliat-geliat kecil, kakinya tampak goyah, tak lama kemudian ia jadi lunglai seperti selembar handuk, rebah di atas karpet tebal kamar itu. Cukup lama aku memainkan kedua payudaranya dengan mulut dan tanganku sementara tangannya sendiri telah masuk ke balik rok mininya.

Tiba-tiba ia mendorongku hingga kini aku berada di bawah tubuhnya. Wajahnya nampak begitu dekat dengan wajahku, ia mendaratkan ciumannya di bibirku, menghisapnya kuat-kuat, sambil tangannya membuka kancing-kancing blazer dan kemejaku. Aku tidak mengerti kenapa aku hanya diam, namun kini aku merasakan tangannya telah menerobos bra Marks & Spencer-ku. Dilepaskannya bibirnya dari bibirku, ia menjilati dan menciumi seluruh rahang dan leherku, memberiku rasa hangat yang nikmat. Ditariknya braku ke atas hingga ia dapat melihat payudaraku. Ia tampak begitu bernafsu memandanginya diremas-remasnya kedua payudaraku dengan gemas sampai terasa agak sakit. Tiba-tiba mulutnya menyerbu puting susuku yang kiri, melumatnya, menghisap, dan menjilatinya. Rangsangan yang tiba-tiba membuatku terpejam dan meringis menahan rasa geli yang tiba-tiba menyerbu. Aku mendongakkan kepalaku ke atas, aku merasakan gerakan lidahnya semakin menjadi-jadi. Kedua puting susuku dijilati dan dihisapnya bergantian, rasanya geli sekali, tanganku mencoba mencengkeram pinggangnya, namun rasa geli pada puting-putingku terasa membuatku lemas dan aku merasakan sesuatu telah meleleh keluar dari kewanitaanku.

Ditariknya celana dalamku hingga lepas, disingkapkannya rok miniku ke atas, kakiku dikangkangkannya, lalu ia menempelkan kewanitaannya pada kewanitaanku, digosoknya naik turun, aku merasakan hangat dan nikmat yang tak tertahankan, aku merintih dan mengerang keras-keras tak peduli siapa yang akan mendengar. Aku terbaring telentang di atas karpet cokelat muda itu, aku melihatnya seperti menduduki selangkanganku, membuat kewanitaan kami saling bergesekan, tangannya berpegangan pada payudaraku, ibu jari dan telunjukknya memilin-milin keras puting susuku. Ia menggeliat-geliat sambil menaik-turunkan badannya, mendongakkan kepalanya ke atas, hingga aku dapat melihat keindahan rahangnya yang luar biasa.
Aku sendiri menggeliat-geliat mencoba menahan gempuran rasa geli dan nikmat yang mengalir membanjiri tubuhku lewat payudara dan kewanitaanku.
"Aduhh, Nanaa.., ohh..", Aku seolah mendengar sendiri eranganku yang tak beraturan.
"Uhh.., Jennii.., nikmat sekalii", Ia merintih-rintih tak karuan, nafasnya makin memburu, gesekan kewanitaan kami semakin terasa hangat dan lembap, pelintiran dan remasannya membuat payudaraku serasa pegal meskipun kegelian. Aku terengah-engah kegelian, punggungku terangkat dari karpet, melengkung seperti busur panah. Kenikmatan yang kudapatkan serasa merajam tubuhku, putingku terasa pegal dan geli karena diplintir-plintir dari tadi, sementara kewanitaanku terasa berdenyut-denyut, rintihanku semakin tak karuan, birahiku kian memuncak. Hingga akhirnya aku merasakan desakan dari dalam tubuhku menuju kewanitaanku, tubuhku terasa kejang dan kaku, aku berusaha menahan meski sia-sia, kewanitaanku terasa tak mampu membendungnya, hingga akhirnya hentakan orgasme menghantam tubuhku. Aku menjerit keras-keras, mencengkeram pinggang Nana, di tengah serbuan kenikmatan itu, aku sempat melihat badan Nana juga mengejang, gerakannya berhenti, namun aku tak dapat mengingatknya lagi, karena aku langsung mencapai puncak. Cairan kami saling bercampur diantara kewanitaan kami, Nana roboh dan terbaring disampingku, sementara aku sendiri merasa kehilangan seperempat kesadaranku karena orgasme yang lumayan dahsyat itu.

Kami tergeletak berdampingan, dengan tubuh basah oleh keringat, kaki terasa pegal, dan nafas terengah-engah, serta mata terkatup rapat.
Aku melirik tubuh Nana yang telanjang di sampingku, tengah memejamkan mata dan terkulai lemah. Aku sendiri tak kalah lelahnya, tubuhku masih dibalut business suit, namun sudah tersingkap di mana-mana, hingga payudaraku bisa merasakan dinginnya hawa AC ruangan, namun kenikmatan orgasme tadi segera mengantarku ke alam bawah sadar, semua gelap lagi.. Hanya kenikmatan dan kehangatan yang kurasakan mengalir dalam darahku.

TAMAT

Faktaterbaru,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep

Cerita Dewasa Kenikmatan Trans Jakarta

Cerita Dewasa Kenikmatan Trans Jakarta - perkenalkan nama saya Niko. saya bekerja di sebuah perushaan swasta di kawasan sudirman. umur saya 25 ber status single. kali ini saya ingin menceritakan salah satu kisah nyata yang pernah saya alami.
saya berasal dari keluarga sederhana, kehidupan saya juga biasa2 saja, tapi tidak sedikit wanita yang dekat dengan saya, menurut mereka saya lumayan ganteng.hehee..
orang tua saya padang-menado dan kakek saya berdarah arab.
mungkin saya ke tolong dengan adanya turunan arab.hehee..
fisik saya juga normal seperti lelaki pada umumnya, tinggi 172 berat 72 berkulit putih.

cerita ini adalah kisah nyata yang benar-benar saya alami pada bulan Maret 2012.
bermulai pada saat saya pulang kerja, tidak jarang saya menggunakan sarana transportasi umum seperti trans jakarta. harga bensin yang sering naik membuat saya jarang membawa mobil.
kejadiannya pada hari jumat, yang dimana hari jumat adalah dari yang sangat melelahkan bagi warga jakarta yang mau pulang kerja.

tanpa sadar saya sudah berada di antrian halte busway depan sarinah menunggu bus trans jakarta dengan wajah kusut abis di maki-maki oleh atasan. sedang asik-asiknya ngelamun tiba2 lamunan saya di pecahkan oleh suara perempuan yang menanyakan jam
" permisi mas, mau tanya jam berpa ya sekarang?" lalu dengan sedikit kaget saya menjawab "jam 19:15 mbak" sambil melihat tatapan wanita yang tersenyum manis sambil bilang terimakasih. tapi tatapan itu hanya berlangsung singkat karena saya bus yang saya tunggu sudah datang, lalu saya masuk dan berdiri di bagian pintu masuk sebelah kiri. lumayan pikirku bisa nyender di pintu walaupun berdiri. sesampainya di halte bundaran HI mulai lah banyak yang masuk sehingga bus menjadi penuh sesak.

sepintas saya melihat sosok wanita cantik masuk dan berdesakan, saya memperhatikan sepintas mirip mantan saya. setelah saya lihat lebih jelas ternyata bukan. tidak lama hp saya bergetar panggilan masuk dari atasan saya mengatakan bahwa besok jam 11 pagi meeting dan saya harus datang tepat waktu. setelah saya tutup telf,badan terasa lemas karena besok adalah kesempatan saya untuk istirahat karena hari minggu saya ada acara pernikahaan keluarga. sambil menghela nafas saya bengong sambil memikirkan kerjaan. lalu saya tersadar dari lamunan karena persis di depan saya ada sesosok wanita yang sedang menempel pada badan saya karena sangking penuh nya bus.

goyangan-goyangan bus membuat saya panik karena bagian pantat wanita itu menempel pada kemaluan saya, susah payah saya menahan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. dalam hati saya berkata bahaya nih kalau sampe kejadian yang nggak-enggak terjadi. tanpa bisa menahan lagi tiba-tiba konti saya pun mulai menegang. wah celaka nih pikrku bisa di teriakin karena pelecehan. saya memberanikan diri untuk bilang "maaf mbak,bisa agak kedepanan sedikit?" tanpa ada kata-kata dari wanita itu dia lngsung membalikan badannya ke hadapan saya dan bilang "mas,saya gak bisa maju! liat aja bus penuh begini". tanpa saya sadari saya terpana melihat kecantikan wanita ini.

putih,memkai behel,matanya yang agak sayu, rambutnya yang hitam pekat agak keriting terikat sedikit berantakan ciri khas orang pulang kerja,tingginya kira-kira 168cm.
saya hanya diam memandang wajahnya. tiba-tiba dengan suara agak keras memanggil saya
"mas…mas.. saya gak bisa majuan lagi, kok malah bengong sih?"
lalu saya kaget dan tersenyum bilang
"iya gpp mbak, saya cuma gak enak kalau-kalau ada kejadian yang tidak di inginkan,nanti saya di kira melakukan pelecehan di bus".
lalu kemudian dia mambalas
"ya namanya juga jam segini,jam penuh-penuh nya di bus saya juga maklum mas"

jujur saya agak kaget dengan omongannya yang terkesan biasa saja. lalu saya menjawab
"oh yaudah kalau menurut mbak itu maklum,karena menurut saya itu kurang baik"
"nama saya Niko, nama mbak siapa ya?" sambil saya menyodorkan tangan ke arahnya,lalu dia berkata
"nama saya bunga"
dari perkenalan itu lama-lamai kita ngobrol2 ke hal-hal yg lain.

dia menceritakan sedikit tentang kehidupannya, bekerja sebagai administrasi sebuah perusahaan swasta yang kerjanya penuh dengan pressure. atasannya seorang wanita sudah berumur tapi belum juga menikah membuatnya sering di maki-maki di kantor. belum lagi godaan-godaan orang kantornya yang membuat dia sering tidak nyaman berada di kantor. saya hanya menjadi pendengar yang baik saja.

karena posisi saya dan wanita itu hadap-hadapan, tanpa di sadari bagian toket si wanita itu menempel di dada saya cukup lama. saya kira-kira ukuran toketnya sekitar 36B lah karena cukup besar untuk porsi badannya yang agak tinggi untuk ukuran wanita. konti saya berdiri tepat mengenai daerah pinggang ke bawah wanita itu. karena tadi di bilang wajar yaudah saya tidak sungkan-sungkan lagi kalau konti saya berdiri. ayunan-ayunan bis membuat konti saya terus bergesekan dengan rok yang di pakainya.
waktu terasa lama sekali pikrku kok gak sampai-sampai ya di blok-m,lalu saya menegok ke kaca bus ternyata bus keluar dari jalur nya karena ada bus trans jakarta yang mogok di depan. wah lumayan juga nih pikirku bisa lama-lama sama si bunga skalian ngilangin penat kerjaan.

nggak lama kemudian bunga berkata agak berbisik di telinga saya
"udah tengang banget nih kayanya nik" sambil sedikit tertawa kecil. lalu saya jawab
"iya nih abisnya posisinya enak banget" sambil tertawa sedikit.
nggak lama bunga membalikan posisi badannya membelakangi saya, entah sengaja atau tidak saat membalikan badannya dia colongan memegang konti saya dan agak sedikit meremas. saya langsung menahan napas dan tidak percaya apa yang udah dia lakukan barusan. lalu saya memberanikan diri untuk berbisik
"kalo berani jangan cuma ngeremes dari luar dong" sambil saya tiup kuping bagian belakangnya. lalu dia tersemnyum kecil sambil mengesek-gesekan pantatnya ke konti saya. wah ini sih udah lampu ijo banget pikirku,lumayan buat ngilangin penat biarpun kentang. lalu dia bilang

"aku turun di al-azhar,kmu mau turun dimana?" lalu saya jawab tanpa berfikir
" aku turun bareng kamu deh" lalu dia berkata
"loh emang rumah kamu dimana? kok turunnya bareng aku?" saya jawab,
"laki-laki yang baik harus mengantarkan wanita yang pulang sendirian malam-malam."

dia terus menggesek-gesekan pantatnya kiri kanan pelan-pelan ke konti saya. membuat saya sangat tersiksa sekali.
"bunga, stop! kita udah mau turun, aku gak nyaman kalau jalan dalam keadaan konti berdiri" lalu dia tertawa cekikikan sehingga orang-orang sebelah memperhatikannya.
akhirnya kita bedua turun dari bus menuju jembatan penyebrangan, saya menggandeng tangannya dan di respon dengan baik, lalu bunga memeluk tangan saya kami pun berjalan seperti orang pacaran.
sesampainya di bawah, saya bertanya
" mau naik taxi atau bajay?" bunga pun membalas
" naik apa aja terserah, katanya mau nganterin aku?".
akhirnya saya memutuskan untuk naik taxi. kami berdua duduk di belakang, saya kaget saat bunga bilang ke supir taxi
" kita ke aparment ******o ya pak"

wah itu kan apartement orang-orang kaya pikirku, lalu aku tanya
"kamu tinggal di sana? kok pulang naik bus trans jakarta sih?" lalu bunga menjawab
"itu apartment kakak ku kalii,mana mungkin pegawai kaya aku gini tinggal di sana. kebetulan kakak ku lagi ada tugas di perth 6 bulan, jadi aku yg nempatin sementara ini"


Cerita Dewasa - wah bisa sekalian nginep nih pikirku, besok kan meeting jam 11 pagi. emang deh rezeki gak kemana.hehee..
sesampainya kita di apartement jam 20:43 saya bergegeas numpang mandi karena badan yang udah lengket banget.
lalu bunga memesan makanan. setelah saya selesai mandi keluar dengan cuma mengenakan handuk, bunga pun bergegas mandi. lalu saya ikuti dari belakang menuju kamar mandi, lalu bunga mendorong saya kluar dari kamar mandi
"heh mau ngapain ikutan ke kamar mandi? mau mandi lagi??" saya manjawab
"iya, mau mandi bareng kamu" lalu bunga menjawab
"enak aja, sana huss huss" mendorong saya sambil meremas konti saya lagi. lalu bunga berkata
"jangan kemana-kemana ya, aku penasaran sama yg ada di balik handuk kamu. kayanya besar juga" lalu saya pun menjawab
"yaa will see aja, punya nya arab gak pernah bohong" sambil tertawa.

tanpa di duga-duga bunga langsung mendekati saya meremas konti dan mencopot handuk yang saya pakai. di pegang konti saya lalu di kocok kecepatan tinggi. saya hanya diam sambil menikmati kocokannya dan bersender di pintu kamar mandi. lalu bunga berkata
"shitt !!! gede bgt dan panjang, berapa panjangnya nik? aku gak pernah lihat yang sebesar ini" lalu saya pun menjawab
"gak tau, aku gak pernah ngukur"
lalu bunga pun menghentikan kocokannya bergegas mandi. saat bunga mandi timbul rasa penasaran keingin tahuan saya ukuran bra nya. lalu saya membuka lemari baju nya mencari bra nya, akhirnya saya menemukan bra nya dan melihat ternyata ukurannya 34D, yang saya kira 36B. pantas saja dia sering di goda orang kantor nya..

setelah bunga selesai mandi, dia keluar hanya mnggunakan baju kaos longgar bewarna putih tanpa bra dan celana hot pants yang hapir ketutupan baju kaos nya. saya pikir dia tidak memakai celana. tidak lama kemudian bel kamar berbunyi, ternyata petugas pengantar makanan sudah datang. lalu kami makan bersama sambil ngobrol-ngobrol mengenal lebih dalam. ternyata bunga anak kedua dari tiga bersaudara. seharusnya bulan januari tahun kemarin dia lamaran, tapi calon suaminya ketahuan selingkuh akhirnya bunga memutuskan calon suaminya. mulai dari kejadian itu dia tidak menjalin hubungan yang tetap dengan lelaki, apalagi sifat teman-teman kantornya yang melihat bunga hanya sebatas badannya saja. lalu saya pun meminta ijin untuk menginap di apartment nya karena besok pagi jam 11 harus ke kantor untuk meeting.

bodoh sekali calon suaminya menyelingkuhi wanita cantik begini pikirku. setelah makan kami ngerokok bareng, kebetulan rokok kami sama. setelah merokok bunga pun naik ke tempat tidur menonton tv, lalu saya masih sibuk mencari charger handphone dan bongkar-bongkar tas. lalu bunga pun berkata
"ngapain sih kamu sibuk amat? aku nya di cuekin gini" aku pun kaget dan langsung menyusulnya di kasur.
lalu sedikit perbincangan saya bertanya
"kamu sering bawa cowo ke sini? lalu dengan muka kaget dia refleks menampar pipi saya dan berkata
"kamu pikir aku perek?" saya pun kaget dan meminta maaf karena sudah berani ngomong kasar padanya. lalu dia bercerita kalau pacarnya ketahuan ML dengan wanita lain karena dia gak pernah mau dia ajak ML. lalu saya pun bertanya
"emangnya selama ini kamu pacarannya sejauh mana?" lalu bunga pun menjawab
"paling hanya petting, oral, kissing aja. tapi malam ini aku mau ngebales pacar aku dengan cara ML sama kamu!" saya hanya kaget dengernya dan diam.

tanpa aba-aba dia melumat bibir saya dengan buas,memasukan lidahnya ke mulut saya. saya pun membalasnya. lalu tangannya meremas konti saya dan mlepaskan haduk yang saya pakai,mengocok dengan buas nya..
lalu saya mencabut bibir saya dan bilang
"pelan-pelan sayang,jangan buru-buru dong" lalu dia berkata
"i don't care honey, aku mau cepet-cepet ngerasain konti kamu sayang"

lalu kami saling melumat bibir kembali, dia menindih badan saya lalu sambil saya buka bajunya dan celana hot pants nya. sekarang saya benar-benar bisa melihat isi dari braa 34D,benar-benar bulat kencang dan mengangumkan. pentilnya pink agak kecoklatan menonjol keluar sempurna sekali. membuat birahi saya semakin memuncak. saya isep belahan toket nya lalu ke bagian kiri, saya menuju pentilnya yang sudah menegang lalau saya jilat dan sedot. bunga lalu merintih nikmat "uuuuhhhhhh aaaahhhhhhh sssssttttttt ahhhhhh seeeebbeellaahh nnyaa juggaa ssaaayyaanngg" lalu saya sedot toket kanan nya juga sambil tangan kiri meremas toket kanannya. saya jilatin terus menerus sambil bunga mendesah ke enakan "uuuuhhhhhh aaaahhhhhhh sssssttttttt ahhhhhh oooohhhh eennaakkk banggetttttt" sambil menggesekan konti saya ke meki nya. tanpa di sadari dia membuka celana dalam nya dan memegang konti saya yang sudah mengacung ke atas di arahkannya ke mekinya. lalu saya meraih tangannya dan menahannya. lalu bunga berkata
" masukin nik, pleeaseeee aku gak tahan udah basah banget sumpaahhh"

lalu saya angkat badannya dan sekarang posisi MOT. saya jilat toket nya kiri kanan lalu turun ke bawah ke pusar lalu saya jilat meki nya sambil saya pegang toket kirinya.
"ehhh mau ngapaiinnn kamuu?? aahhhhhh uuuuhhhhhh aaakkkuuu dii apaaaaiiinnn ssaayaannnggg ooohhhhh uuuuhhhh" saya jilat mekinya yang botak tidak di tumbuhi bulu-bulu sedikitpun. lalu saya cari klitoris sambil saya mainkan menggunakan lidah. lalu tidak lama kemudian bunga menjepit kepala saya dengan kedua paha nya,badannya bergetar pantatnya sedikit naik ke atas sambil teriak "uuuuhhhhhh sseeeehhhh oooooooohhhhhh akkkuu kkeellluuuuaaaaaarrrrrrr" rupanya dia sudah orgasme yg pertama.

bunga pun tidak mau kalah, dia menarik dan merebahkan saya. dia memegang konti saya dan mengocoknya, lalu dia mengulum konti, kantung zakar dan lobang anus saya. tapi konti saya hanya setengah lebih sedikit yang masuk ke mulutnya, saya paksakan untuk masuk semuanya ke mulutnya, sampai bunga mau muntah dan matanya ber air. selagi saya menikati sedotannya, bunga melepaskan isapannya lalu pergi ke arah meja rias nya. saya pun berkata
"oohh sayang, jangan bikin aku kentang lagi dong.."
lalu dia pun tertawa kecil sambil mencari sesuatu di lacinya. tidak lama kemudian bunga kembali ke kasur dan menghisap konti saya. ternyata dia mengambil meteran pengukur untuk baju,

iseng sekali pikir saya, dia mengukur konti saya dan ternyata saya baru tau kalau panjannya 18,7cm dan berdiameter 5,3cm. bunga kaget dan bilang
"nik, punya kamu gede banget, bener-bener made in arab.. bisa masuk gak ya di meki aku?"
lalu saya cium bibirnya dan saya bilang
"pasti masuk sayang, kmu gak penasaran?"

lalu dia hanya tersenyum sambil terus mengocok konti saya.. saya rebahkan dia dengan posisi MOT lalu saya arahkan konti saya ke arah mekinya, susah banget rasanya menembus pertahanan meki nya bunga pikirku. padahal mekinya sudah banjir akibat orgasme pertamanya. pelan-pelan saya gesek-gesekan kepala konti saya ke mekinya lalu bunga pun mendesah "aaahhhhhhh aaahhhhhhh masukkiiinnnn sayaanngggggg cepeettaaannn". perlahan tapi pasti saya masukan konti saya, kepala konti saya sudah masuk pelan-pelan setengah konti saya sudah masuk lalau bunga menjerit "uuuuuuuhhhh sakiitttt sayaannggggg" saya pun menghentikan sejenak, lalu pantat saya di dorong oleh kakinya akhirnya bleeesssss konti saya pun amblas di mekinya. saya diamkan dulu sebentar, terasa sekali mekinya memijat-mijat konti saya.. saya lihat bunga meneteskan air mata lalu saya cium kening dan bibirnya. lalu bunga berkata "nik,jangan tinggalin aku yaaa" saya pun membalas "iya sayang".

saya mulai mengocok kluar masuk konti saya, lalu saya melihat darah di konti saya menetes ke sprei kasur, benar-benar masih perawan ternyata pikirku. saya mulai rpm sedang maju mundur, sambil saya remas-remas toket nya, bunga tidak henti-hentinya mendesar nikmat "uuuuhhhhhh sseeeehhhh oooooooohhhhhh yyeeeaaahhhh terruuusss ssaaayyyaaanggg" sambil menjambak-jambak rambut saya. saya percepat tempo permainan semakin keras bunga mendesah nikmat "oooooooohhhhhh yyeeeaaahhhh terruuusss laaaggiiiii ssayyyaaanngg laaggiiiii" lalu bunga pun mendapatkan orgasme yang kedua terasa sekali denyutan dan semburan cairan mekinya. lalu saya istirhatkan sebentar.

lalu saya merubah gaya menjadi WOT, perlahan bunga mengarahkan konti saya ke lubang meki nya, pas mau di masukan agak susah lagi, tapi pelan-pelan akhirnya blesss amblass konti saya ke meki nya. benar-benar preeet banget, ngegrip banget deh meki perawan pikirku. lalu bunga menggerkan naik turun, maju mundur benar-benar seperti orang sedang naik kuda, nikmat sekali saya merasakannya. "uuuuhhhhhh sseeeehhhh oooooooohhhhhh yyeeeaaahhhh" bunga pun kembali mendesah tidak mau kalah saya pun ikut mendesah sambil saya isep toketnya kiri kanan bergantian "uuuuhhhhhh oooooooohhhhhh yyeeeaaahhhh teruuusss saayyannggg llebihh cepaaattt lagiii" bunga pun mempercepat goyangannya semakin cepat dan cepat tapi saya belum merasakan ingin keluar juga, lalu bunga pun makin mempercepat gerakannya sampai-sampai sprei, selimut dan bantal berjatuhan dari kasur, tempat tidur mengeluarkan bunyi-bunyi ngekkk-ngekkk. lalu bunga terjatuh di dada saya dia kembali orgasme yang ke tiga, derasnya kucuran air mani dari meki nya sampai membasahi jembut saya dan menetes ke kasur. bunga terjatuh di pelukan saya terlihat lemas tak berdaya karena tempo goyangannya yang sangat cepat sekali. lalu saya kembali ber istirahat.

"sayang, kamu kok gak keluar-keluar sih? kuat banget, aku suka.. ayo bikin aku lemess se lemes-lemes nya kalau bisa"
lalu saya arahkan supaya nungging di kasur, saya berdiri di lantai. posisi doggy style adalah posisi favorite saya. saya genjot terus menerus, bunga semakin mendesah keras "aahhhhh uuuuhhhhhh sseeeehhhh oooooooohhhhhh yyeeeaaahhhh teeerruuuss ssaaayyyannnggg jaannggaann bberrhheenntiiiiiiii…." sambil saya pukul-pukul pantatnya sampai kemerah-merahan dengan rpm tinggi "sseeeehhhh oooooooohhhhhh yyeeeaaahhhh tteerruusss aaaahhhhh aaakkuuu mmaaauu kkeelluuaarrr nniikkkoooo" tanpa saya perdulikan saya terus menggenjot dengan rpm tinggi terus dan terus, tangan saya sambil memainkan toketnya yang bergerak liar maju mundur.. bunga menjerit "nikooo akkkuu keeluuaarrrrr stooppp aaahhhhhh duuuluuu ooouuuhhh" tanpa perduli saya terus genjot tanpa berhenti pada saat dia orgasme yang ke empat kali. saya terus genjot dan akhirnya bunga mencapai multiple orgasme lalu dia tergeletak di kasur dan saya pun mencabut konti saya dan kmuntahkan mani saya di punggung nya bunga..

saya melihat aliran sperma keluar dari meki nya terus-menerus mengalir hingga jatuh ke kasur.. tidak sadar waktu sudah jam 12:57 malam, kami main lumayan lama, kasur apartment bunga sudah berantakan sekali. lalu bunga bangun mencium bibir saya dan bilang
"jangan pernah tinggalin aku atau selingkuh, mulai sekarang kita pacaran!" dengan nada tegas dan serius.. saya hanya tersenyum dan bilang "iya sayang" sambil membalas ciumannya..

lalu kami bersih-bersih badan dan kasur lalu tertidur lelap sekali sambil berpelukan dan telanjang.

jam 7:30 pagi bunga membangunkan saya dengan cara memainkan konti saya seperti tongkat persneleng mobil lalu di oral sampai saya bangun. tidak menyia-nyiakan kesempatan kami pun bermain kembali di kamar mandi dan sekalian mandi bareng.
setelah mandi kami pun sarapan. setelah sarapan entah setan apa yang merasuki kami pun kembali bermain sampai jam 10:15 lalu saya berangkat ke kantor dengan lemas ditemani oleh pacar baru yang tidak mau lepas dari saya..

dan ternyata bunga anak dari keluarga berkecukupan, apartment itu ternyata memang punya dia. dia kerja hanya untuk status saja karena sudah mengantongi ijasah S2 dari universitas ternama di jakarta.
mulai dari malam itu saya pun tinggal di apartment berdua dengan bunga. kami pun selalu bermain kapan pun kita mau,mencoba baerbagai macam gaya di ruang tamu,wc, di mobil dan dimanapun ada kesempatan dan waktu.


Cerita Dewasa - kadang kalau hari libur, kami main dari pagi non-stop. pernah kami bermain dari pagi sampai-sampai bunga pinsan. benar-benar wanita hyper.sekarang bunga sudah minta untuk segera di nikahi oleh saya. mudah-mudahan terwujud dalam waktu dekat-dekat ini..

Cerita Seks Dewasa Dosa Seorang Istri


Cerita Seks Dewasa Dosa Seorang Istri - palingoke.net Pengalaman-pengalaman saya ini dimulai pada akhir tahun lalu, yang juga merupakan perkenalan pertama saya dengan sebuah Website cerita seks dewasa.

Sebelum kejadian-kejadian tersebut, saya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik dan tanpa cacat (menurut saya lho). Umur saya 42 tahun. Saya memiliki dua orang anak keduanya laki-laki. Anak saya terbesar Tony berumur 15 tahun di kelas tiga SMP, sedangkan sikecil Sandy masih berusia 4 tahun. Suami saya bekerja di suatu instansi pemerintah dan kami hidup normal dan bahagia. Saya sendiri seorang sarjana dari perguruan tinggi ternama di negara ini tetapi memilih tidak bekerja. Saya taat beragama dan mengenakan jilbab hingga sekarang.

Tetapi sejak kejadian-kejadian ini, saya merasa sebagai wanita berdosa yang tidak lagi mampu menghindaridosa bersetubuh dengan laki-laki yang bukan suami sendiri. Membayangkan kejadian-kejadian tersebut saya selalu ingin menangis tetapi pada saat yang sama saya juga didera oleh nafsu birahi membara yang tidak mampu saya atasi.

Kejadiannya adalah sebagai berikut. Saat itu sore hari sekitar jam tiga dan saya baru saja bangun tidur dan Sandy masih tertidur di sebelah saya. Sedangkan suami saya masih bekerja di kantor nya.
Dari dalam kamar saya dapat mendengar suara komputer yang dimainkan anak saya Tony di ruang tengah yang berbatasan langsung dengan kamar tidur saya. Kami berlangganan internet (saya sering juga browsing di internet dan mahir menggunakan komputer) dan sedangkan Tony sering sekali menggunakan komputer, tetapi saya tidak tahu persis apa yang dimainkan. Saya kira dia hanya main game saja. Pintu kamar saya agak terbuka.

Saya bermaksud untuk keluar dari kamar, tetapi ketika saya menarik pintu, apa yang terlihat membuat saya tertegun dan mengurungkan niat tersebut. Apa yang terlihat dari balik pintu membuat hati saya betul-betul terguncang. Walau agak kurang jelas, saya masih dapat melihat di layar komputer tampak sosok wanita kulit putih telanjang tanpa busana dengan posisi terlentang dan kaki terbuka dengan kemaluan yang tampak jelas. Saya menjadi kesal karena Tony yang masih anak-anak melihat hal-hal yang sangat terlarang tersebut. Tetapi yang kemudian membuat saya shock adalah setelah saya menyadari bahwa Tony sedang mengurut-urut penisnya. Dari dalam kamar saya dapat melihat resleting celana Tony terbuka dan celananya agak turun. Tony sedang duduk melihat layar sambil mengusap-usap penisnya yang tampak berdiri tegang dan kaku.

Sejak dia disunat lima tahun yang lalu saya, hampir tidak pernah lagi melihat anak saya itu telanjang. Tony sudah dapat mengurus dirinya sendiri. Tinggi Tony sekitar 158 cm dan sudah hampir sama dengan tinggi saya yang sekitar 162 cm. Samar-samar saya dapat melihat rambut kemaluannya yang tampaknya masih sedikit. Saya betul-betul tercengang melihat semua ini. Kemaluannya memang tidak berukuran besar tetapi melihat demikian kakunya batang anak ini membuat saya tanpa sadar berdebar. Batang kemaluannya tampak berwarna coklat kemerahan dengan urat-urat yang menonjol kebiruan. Samar-samar saya dapat mendengar napasnya yang terengah. Tony sama sekali tidak menyadari bahwa saya sudah bangun dan melihat kelakuannya dari balik pintu.

Kejadian Tony membelai-belai kemaluannya ini berlangsung terus selama lebih kurang empat-lima menit lamanya. Yang mengagetkan adalah reaksi kewanitaan tubuh saya, ternyata jantung saya terasa berdebar keras menyaksikan batang kemaluan yang demikian kaku dan berwarna semakin merah, terutama bagian kepalanya. Pandangan saya beralih-alih dari kemaluan wanita telanjang di layar komputer ke batang anak saya sendiri yang terus diusap-usapnya. Gerakan tangannya semakin cepat dan mencengkeram bagian kemaluannya dengan muka yang tampak tegang memandangi layar monitor. Kepala batang yang mengeras itu tampak diremas-remasnya. Astaga .., dari lubang di kemaluannya berleleran keluar cairan bening. Cairan kental bening tersebut diusap-usap oleh jari Tony dan dioles-oleskan ke seluruh kemaluannya. Kini ia juga menekan-nekan dan meremas kantung pelir dan dimainkannya bolanya. Kemaluan itu kini tampak basah dan berkilap. Napas Tony terdengar sangat keras tetapi tertahan-tahan. Saya merasa napsu birahi saya muncul, tubuh saya mulai gemetar dan darah mengalir di dalam tubuh dengan deras. Napas sayapun mulai tak teratur dan saya berusaha agar napas saya tak terdengar oleh Tony.

Apa yang saya lihat selanjutnya membuat saya sangat tergetar. Tubuh Tony tampak mengejang dengan kakinya agak terangkat lurus kaku, sementara tangannya mencengkeram batang kemaluan itu sekuat-kuatnya.
“Eeegh, heeggh .”, Tony mengerang agak keras, dan ya ampun …, yang tidak saya sangka-sangka akhirnya terjadi juga. Dari lubang di kepala batang kemaluannya terpancar cairan putih kental. Tony yang saya anggap anak kecil itu memuncratkan air mani. Cairan kental itu memuncrat beberapa kali. Sebagian jatuh ke perutnya tetapi ada juga yang ke lantai dan malah sampai ke keyboard komputer. Tangan Tony mencengkeram kontol yang memerah itu dan menariknya sekuatnya ke pangkal batang. Ohhh .., kontol itu tampak kaku, tegang, urat-urat menonjol keluar, mani muncrat keatas. Melihat air mani muncrat seperti itu segera saja saya merasakan lonjakan birahi yang luar biasa di sekujur tubuh saya. Memek saya terasa menjadi basah dan napas saya menjadi tersengal sengal.

Saya berusaha mengendalikan diri dari rangsangan birahi sebisa-bisanya, ada semacam perasaan tidak enak dan bersalah yang tumbuh menyaksikan anak saya dan terutama atas reaksi tubuh saya seperti ini. Tony masih terus mengurut-urut batang kontolnya dan air mani yang tersisa tampak mengalir sedikit-sedikit dari lubang kencing di kepala kontolnya. Tony melumuri permukaan kontolnya dengan air mani tadi dan terus menggosok-gosok kontolnya. Kini kontol itu tampak diselimuti oleh mani berwarna keputihan. Samar-samar saya dapat mencium bau mani yang bertumpahan karena jarak saya dengan Tony sebetulnya sangat dekat hanya dua meteran.

Tony tampak mulai tenang dan napasnya semakin teratur. Kontol yang berleleran air mani mulai mengendur. Ia menghela napas panjang dan tampak lega terpuaskan. Kontol itu sekarang tampak terkulai kecil dan lemah berwarna kecoklatan, sangat berbeda dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Tony kemudian berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.

Seolah-olah ada yang menuntun, saya berjingkat menuju komputer tanpa menimbulkan bunyi. Saya memandang lekat ke layar komputer, mengagumi tubuh wanita muda berkulit putih (orang Barat) yang telah mengundang nafsu anak saya. Tanpa sadar saya menghela napas melihat kemaluannya. Rambut jembutnya berwarna kecoklatan tampak tertata seperti pernah dicukur. Sesuatu yang tidak pernah saya lakukan pada rambut kemaluan saya dan tak pernah terpikirkan untuk melakukannya. Pandangan saya beralih ke tetesan-tetesan mani yang tampak di dekat keyboard. Saya mengusap mani tersebut dengan jari dan entah mengapa saya mencium dan menjilati jari tangan saya yang berleleran dengan mani. Rasanya asin dan baunya terasa lekat, tetapi nafsu birahi saya terbangkit lagi. Saya tidak ingin Tony curiga. Dari layar komputer saya melihat address internetnya adalah A?a,?A|A?a,?A|A?a,?A|. (tidak perlu saya sebutkan) dan saya catat saja di dalam hati. Saya berjingkat masuk kamar dan membaringkan tubuh. Tak lama saya dengar Tony kembali ke komputernya dan saya kira ia sedang membersihkan sisa-sisa mani yang tadi ia muncratkan. Kemudian saya dengar ia bermain game (kedengaran dari bunyi nya).

Lima belas menit kemudian saya pura-pura baru saja terbangun dan keluar dari kamar. Sikap Tony tampak agak canggung tetapi saya kira ia yakin bahwa kejadian tadi tidak saya ketahui. Saya sendiri bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Sejak saat itu saya merasa ada perubahan luar biasa pada diri saya. Sebelumnya saya melakukan hubungan sex dengan suami hanyalah sebagai suatu hal yang rutin saja. Kejadian Tony melakukan onani didepan computer membuat saya menemukan sesuatu yang baru dalam hal soal sex. Sesuatu yang menggairahkan, nafsu birahi yang menggelegak, tetapi sekaligus perasaan dosa, karena ini dibangkitkan oleh kejadian yang dilakukan anak saya sendiri. Apa yang dilakukan anak saya membuat saya shock, tetapi yang juga mengerikan adalah justru anak saya sendiri membangkitkan nafsu birahi saya yang menyala-nyala. Tony yang selalu saya anggap anak masih kecil dan tidak mungkin berhubungan dengan hal hal yang berbau sex dan porno. Selalu terbayang di mata saya wajah Tony dengan napas terengah engah dan muka tegang, kocokan tangannya, batang kontol yang berwarna kemerahan sangat tegang dengan urat yang menonjol. Air mani yang memuncrat-muncrat dari lubang kontolnya. Ya Tuhan .. , KONTOL itu adalah milik anak saya.

Sejak kejadian itu saya sering terbayang penis Tony yang sedang memuncrat - muncratkan air maninya. Penis yang kaku itu tidak berukuran besar, menurut saya tidak terlalu panjang dan besar menurut usianya. Tetapi yang tidak dapat saya lupakan adalah warnanya yang kemerahan dengan urat-urat hijau kebiruan yang menonjol. Saat itu penis itu begitu tegang berdiri hampir menyentuh perutnya. Jika mengingat dan membayangkan kejadian itu, birahi saya mendidih, terasa ada cairan merembes keluar dari lubang kemaluan saya.

Hal lain yang memperparah keadaan adalah, sejak hari kejadian itu, saya mulai berkenalan dengan dunia baru yang tidak pernah saya datangi sebelumnya. Saya sudah biasa browsing di Yahoo ataupun yang lain. Tetapi sejak mengenal A?a,?A"Cerita DewasaA?a,?At saya mulai mengarungi dunia lain di internet. Sehari sesudah kejadian Tony onani, saya mulai membuka-buka situs A?a,?A"Cerita DewasaA?a,?At Tentu saja itu saya lakukan pada saat tidak ada orang di rumah. Pembantu saya, setelah melakukan tugas didalam rumah, biasanya selalu mendekam dikamarnya. Tony belum pulang dari sekolahnya, sedangkan Suami saya masih di kantornya. Saya hanya berdua dengan Sandy yang biasanya lebih senang bermain di kamar tidur.

Saat itulah saya mulai mencoba-coba A?a,?A"Cerita DewasaA?a,?At Saya tidak menyangka ada suatu situs internet menyajikan cerita dan gambar pornografi yang seperti itu. Saya membuka - buka gambar wanita-wanita telanjang yang tampak tidak malu-malu memperagakan bagian kewanitaannya yang seharusnya ditutup rapat rapat. Mereka tampaknya menikmati apa yang mereka lakukan dengan mempertontonkan bagian tubuhnya yang terlarang.

Pada hari itu saya mulai juga menemukan situs-situs lain yang lebih porno. Ada sekitar 3 jam saya berpindah-pindah dan mempelajari dunia sexual penuh nafsu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Laki-laki dan perempuan bersetubuh dengan berbagai macam cara yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya dan yang tidak pernah saya praktekkan sebelumnya dengan suami. Ada perempuan yang menghisap penis berukuran sangat besar (kelihatannya lebih besar dari penis suami saya) hingga penis itu memuntahkan air maninya. Astaga, perempuan itu membiarkan mani itu muncrat sampai membasahi wajahnya, berleleran, dan bahkan meminumnya tanpa ada rasa jijik.

Sejak saat itu setiap hari saya menjelajahi internet. Saya mempelajari semua bentuk sex yang ada di situs-situs itu. Penis orang negro yang hitam legam dan panjang agak mengerikan bagi saya, tetapi juga membangkitkan birahi saya. Membayangkan penis hitam panjang itu menembus kemaluan wanita, panas dingin saya membayangkannya. Yang betul-betul baru buat saya adalah anal-sex. Saya meraba-raba dubur saya dan berpikir apakah tidak menyakitkan. Tetapi wanita-wanita dengan lubang dubur yang menganga dan tertembus penis itu tampaknya terlihat nikmat nikmat saja.

Tetapi yang paling membangkitkan birahi saya adalah persetubuhan orang Jepang. Mungkin karena mereka sama-sama orang Asia, jadi tampak lebih real dibandingkan dengan wanita kulit putih. Dan mungkin ada kesan surprise juga bagi saya, bahwa orang-orang Jepang yang tampak sopan itu dapat begitu bernafsu di dalam sex. Saya memang bukan orang keturunan Chinese, tetapi kulit saya cukup putih untuk ukuran orang Indonesia. Jadi saya melihat semacam ada kesamaan antara diri saya dengan wanita Jepang itu walau tentunya kulit saya tidak seputih mereka. Yang agak surprise adalah rambut kemaluan wanita wanita Jepang yang cenderung hitam lebat, tidak dicukur seperti kebanyakan orang kulit putih. Wanita Jepang juga memiliki kulit kemaluan, bibir-bibir memek yang berwarna gelap kecoklatan, mirip seperti kemaluan saya sendiri (Ya Allah, saya sampai menuliskan hal-hal seperti ini, ampun ya Allah).

Saya juga mendapatkan suatu situs (kalau tidak salah dari A?a,?A|A?a,?A|..com) di mana wanita-wanita muda Jepang mengisap penis hingga muncrat dan air mani yang sangat banyak berleleran di mukanya yang berkulit putih. Saya selalu panas dingin melihat itu, dan tanpa sadar saya membayangkan lagi penis kecil Tony yang tegang dan memuncratkan air maninya.

Kehidupan sex internet yang paling memabukkan saya adalah cerita-cerita nafsu di A?a,?A"Cerita DewasaA?a,?At dan melebihi segala suguhan gambar sex yang ada. Saya sangat terangsang membaca cerita-cerita menakjubkan itu. Tidak saya sangka bahwa kehidupan sex orang-orang Indonesia dapat seliar dan juga seindah itu. Yang paling merangsang dan membuat saya agak histeris adalah cerita sex antara orang yang masih sedarah, seperti antara tante dengan keponakan, antara sepupu, saudara ipar, atau malah antara anak dan mertua. Mungkin ini karena perasaan saya terhadap Tony anak saya. Di situs lain, saya pernah membaca cerita sexual antara anak dengan ibunya. Saya sampai menangis membaca cerita itu, tetapi juga sekaligus merasakan birahi yang luar biasa. Ini tidak berarti bahwa saya berniat menyetubuhi anak saya sendiri, saya takut atas dosanya. Namun tidak dapat saya pungkiri, bahwa saya terkadang membayangkan kontol Tony yang sangat kaku itu masuk ke dalam memek saya. Saya selalu mohon ampun di tiap doa dan sembahyang, tetapi pada saat sama saya juga tak berdaya. Saya mulai membayangkan laki-laki dari keluarga dekat saya, ipar-ipar saya. Saya kira kejadian berikutnya yang akan saya ceritakan adalah takdir yang tidak dapat saya hindarkan. Saya begitu lemah dari godaan setan dan sangat menikmati apa yang saya perbuat.


Kejadian itu adalah pada sore hari sekitar jam setengah empat, beberapa minggu setelah kejadian saya memergoki Tony beronani, kalau tidak salah dua atau tiga hari menjelang bulan puasa Ramadhan. Saya baru saja selesai Ashar. Sebelumnya saya baru menutup internet, membaca cerita-cerita di A?a,?A"Cerita DewasaA?a,?At Dengan shalat saya merasa agak tenang. Pada saat shalat itu akan selesai, saya mendengar ada ketukan pintu, ada tamu. Apa boleh buat, si tamu harus menunggu saya selesai.

Sesudah selesai shalat saya intip dari dalam, ternyata dia adalah Budi. Ia adalah suami dari ipar (adik suami) saya. Saya sangat dekat dengan Dian, istri Budi. Saya juga mempunyai hubungan baik dengan Budi. Ia berumur kira-kira 36 tahun, berwajah tampan dengan kulit putih dan kuakui lebih tampan dari suami saya. Perawakannya tidak tinggi, hanya sekitar 164 cm, hampir sama dengan tinggi saya. Dia bekerja di instansi yang sama dengan suami saya (mungkin hasil kkn ya ?)

Melihat Budi di luar saya jadi agak terburu-buru. Biasanya saya menemui orang yang bukan suami dan anak (atau wanita) selalu dengan mengenakan pakaian wanita rapi dan tertutup rapat. Karena terburu-buru dan tanpa saya sadari, saya hanya mengenakan baju tidur berkain halus warna putih sebatas lutut berlengan pendek dengan kancing-kancing di depan. Untung saya masih sempat mengenakan secarik kain selendang warna hitam untuk menutup kepala, bukan jilbab, tetapi seperti selendang tradisional yang diselempangkan di kepala hanya untuk menutup rambut. Leher saya terbuka dan telinga saya terlihat jelas. Apa boleh buat saya tidak dapat membiarkan Budi menunggu saya didepan rumah terlalu lama.

Saya membuka pintu. Budi tersenyum melihat saya walaupun saya tahu dia agak heran melihat saya tidak berpakaian seperti biasanya.
“Apa kabar kak Win”, sapanya, “Saya membawakan titipan pakaian dari Dian, untuk Sandy “.
“Eh, ayo masuk Bud, baru dari kantor ya ?”, dan saya persilakan dia masuk.
Saya lalu mengambil barang yang dibawa Budi dan meletakkannya di meja makan. Meja makan terletak di ruang tengah tidak jauh dari meja komputer. Ruang tengah berhubungan langsung tanpa pembatas dengan ruang tamu di bagian depan dan dapur di bagian kiri. Dapur dapat terlihat jelas dari ruang tamu.

Sambil duduk di sofa ruang tamu, Budi mengatakan “Saya tadi ketemu kak Kamal di kantor katanya baru pulang jam enam nanti”. Kamal adalah suami saya. “Mana anak-anak, Win ?”, kata Budi lagi.
“Tony sedang main ke rumah teman dari siang tadi dan katanya mungkin baru pulang agak malam” kata saya. Tiba-tiba saya menyadari bahwa kami hanya berdua saja. Terus terang, Budi dan Dian adalah kerabat yang paling saya sukai karena perangai mereka berdua yang sopan dan terbuka.

Saya duduk di sofa di seberang agak ke samping dari kursi sofa yang diduduki Budi. Pada saat saya mulai duduk saya baru menyadari agak sulit untuk duduk dengan rapi dan tertutup dengan pakaian yang saya kenakan. Posisi alas duduk sofa cukup rendah sehingga pada saat duduk lutut terasa tinggi dibandingkan dengan pantat. Jadi bagian bawah paha saya agak terangkat sedikit dan agak sulit tertutup sempurna dengan pakaian seperti yang saya kenakan dan pada saat duduk ujung pakaian tertarik sedikit ke atas lutut. Budi tampak agak terkesiap melihat saya. Sekilas ia melirik ke lutut dan paha saya yang memang putih dan tidak pernah kena sinar matahari (saya selalu berpakaian muslim ke luar rumah). Saya agak malu dan canggung (saya kira Budi juga tampak agak canggung). Tetapi kami sudah bukan remaja lagi dan dapat menguasai diri.

“Apa kabar Dian, Bud”, tanya saya.
“Dian beberapa hari ini kurang sehat, kira-kira sudah semingguan lah”, kata Budi.
“Bagaimana Tony, Win ?, apa enggak ada pelajaran yang tertinggal ?”, Budi balik bertanya.
“Yah, si Tony sudah mulai oke koq dengan pelajarannya. Mudah-mudahan saja sih prestasinya terus-terusan bagus”, saya jawab.
Tiba-tiba Budi bilang ” Wah, kayak-kayaknya Tony semakin getol main komputernya yah Win, kan sudah hampir SMA”. Deg perasaan saya, semua pengalaman internet jadi terbayang kembali. Terutama terbayang pada Tony saat ia beronani di depan komputernya.

“Eh, kenapa kak Win, koq kaya seperti orang bingung sih ?”, Budi melihat perubahan sikap saya.
“Ah, tidak apa-apa kok. Tapi si Tony memang sering sekali main komputer.” kata saya. Saya mendadak merasakan keberduaan yang mendalam di ruangan itu. Saya merasa semakin canggung dan ada perasaan berdebar. Untuk menghindar dari perasaan itu saya menawarkan minum pada Budi, “Wah lupa, kamu mau minum apa Bud ?”.
“Kalau tidak merepotkan, saya minta kopi saja deh”, kata Budi. Saya tahu, Budi memang paling suka minum kopi.

Saya bangkit berdiri dari sofa. Tanpa saya sengaja, paha dan kaki saya sedikit terbuka pada saat saya bangun berdiri. Walaupun sekilas, saya melihat pandangan mata Budi melirik lagi ke paha saya, dan tampak agak gugup. Apakah dia sempat melihat bagian dalam paha saya, pikir saya di dalam hati.
“Tunggu sebentar ya..”, kata saya ke Budi. Sebelum membuat kopi untuk Budi, saya ke kamar tidur dulu untuk menengok Sandy. Sambil menuju ke kamar saya melirik sebentar ke arah Budi. Budi tampak tertunduk tetapi tampak ia mencuri pandang ke arah saya.

Saya tersadar bahwa penampilan pakaian saya yang tidak biasanya telah menarik perhatiannya. Terutama sekali mungkin karena posisi duduk saya tadi yang sedikit menyingkap bagian bawah pakaian saya. Saya yang terbiasa berpakaian muslim tertutup rapat, ternyata dengan pakaian seperti ini, yang sebenarnya masih terbilang sopan, telah mengganggu dan menggugah (sepertinya) perhatian Budi. Menyadari ini saya merasa berdebar-debar kembali, dan tubuh saya terasa seperti dialiri perasaan hangat.

Anak saya Sandy masih tertidur nyenyak dengan damainya. Tanpa sengaja saya melihat cermin lemari pakaian dan menyaksikan penampilan saya di kaca yang membuat saya terkesiap. Ternyata pakaian yang saya kenakan tidak dapat menyembunyikan pola pakaian dalam (bra dan celana dalam) yang saya kenakan. Celana dalam yang saya pakai terbuat dari bahan (agak tipis) berwarna putih sedangkan kutangnya berwarna hitam. Karena pakaian yang saya kenakan berwarna putih dan terbuat dari bahan yang agak halus maka celana dalam dan bh tadi tampak terbayang dari luar. Ya ampun ., saya tidak menyadari, dan tentunya Budi dapat melihat dengan leluasa. Saya menjadi merasa agak jengah. Tetapi entah mengapa ada perasaan lain yang muncul, saya merasa sexy dan ada perasaan puas bahwa Budi memperhatikan penampilan saya yang sudah cukup umur ini. Tubuh saya tampak masih ramping dengan kulit yang putih. Kecuali bagian perut saya tampak ada sedikit berlemak.


Budi yang saya anggap sopan dan ramah itu ternyata memperhatikan tubuh dan penampilan saya yang sebetulnya sudah tidak muda lagi. Saya merasa nakal dan tiba-tiba perasaan birahi itu muncul sedikit demi sedikit. Bayang-bayang persetubuhan dan sex di internet melingkupi saya. Oh., bagaimana ini.. Aduh ., birahi ini, apa yang harus dilakukan.

Saya jadi tidak bisa berpikir lurus. Saya berusaha menenangkan diri tetapi tidak berhasil. Akhirnya saya putuskan, saya akan melakukan sedikit permainan, dan kita lihat saja apa nanti yang akan terjadi. Saya merasa jatuh ke dalam takdir. Dengan dada berdebar, perasaan malu, perasaan nakal, dan tangan agak gemetar, saya membuka kancing baju saya yang paling bawah. Bagian bawah dari baju saya sekarang tersibak hingga 15 cm di atas lutut. Mungkin bukan seberapa, tetapi bagi saya sudah lebih dari cukup untuk merasakan kenakalan birahi. Satu lagi kancing baju yang paling atas saya buka sehingga bagian atas yang mulai menggunduk dari susu saya mulai terlihat. Payudara saya tidak besar, berukuran sedang-sedang saja. Sambil berdebar-debar saya keluar kamar menuju dapur.

“Wah maaf ya Bud, agak lama, sekarang saya buat dulu kopinya.” kata saya. Saya dapat merasakan Budi memandang saya dengan perhatian yang lebih walaupun tetap sangat sopan. Ia tersenyum, tetapi lagi-lagi pandangannya menyambar bagian bawah tubuh saya. Saya tahu bahwa untuk setiap langkah saya, pakaian bawah saya tersibak, sehingga ia dapat melihat bagian paha saya yang mulai sangat memutih, kira-kira 20 cm di atas lutut. Saya merasa sangat sexy dan nakal, dibarengi dengan birahi. Saat itu saya tidak ingat lagi akan suami dan anak. Pikiran saya sudah mulai diselimuti oleh nafsu berahi.

Saya berpikir untuk menggoda Budi. Saya membuka lemari dapur dan membungkuk untuk mengambil tempat kopi dan gula. Saya sengaja membungkukkan pinggang ke depan dengan menjaga kaki tetap lurus. Baju saya bagian belakang tertarik ke atas sekitar 20 cm di atas lipatan lutut dan celana dalam tercetak pada baju karena ketatnya. Saya dapat merasakan Budi memandangi tubuh saya terutama pantat dan paha saya. Kepuasan melanda saya yang dapat menarik perhatian Budi. Saya merasa Budi selalu melirik-lirik saya ke dapur selama saya menyiapkan kopi.


Secangkir kopi yang masih panas saya bawa ke ruang tamu. Tepat di depan sofa ada meja pendek untuk meletakkan penganan kecil atau pun minuman. Saya berjongkok persis di seberang Budi untuk meletakkan kopi. Saya berjongkok dengan satu lutut di lantai sehingga posisi kaki agak terbuka. Samar-samar saya mendengar Budi mendesis. Sambil meletakkan kopi saya lirik dia, dan ternyata ia mencuri pandang ke arah paha-paha saya. Saya yakin ia dapat melihat nyaris ke pangkal paha saya yang tertutup celana dalam putih. Sambil berjongkok seperti itu saya ajak dia ngobrol.

“Ayo di minum kopinya Bud, nanti keburu dingin”, kata saya.
“Oh, ya, ya, terima kasih”, kata Budi sambil mengambil kopi yang memang masih panas, sambil kembali pandangannya menyambar ke arah bagian dalam paha saya.
“Apa tidak berbahaya terlalu banyak minum kopi, nanti ginjalnya kena”, tanya saya untuk mengisi pembicaraan.
“Memang sih, tetapi saya sudah kebiasaan”, kata Budi. Sekitar tiga menitan saya ngobrol dengan Budi membicarakan masalah kopi, sambil tetap menjaga posisi saya. Saya lihat Budi mulai gelisah dan mukanya agak pucat. Apakah ia terangsang, tanya saya dalam hati.

Saya kemudian bangkit dan duduk di sofa di tempat semula saya duduk. Saya duduk dengan menyilangkan kaki dan menumpangkan paha yang satu ke atas paha yang lain. Saya melihat lagi Budi sekilas melirik ke bagian tubuh saya .
“Hemmhhh ..”, saya mendengar Budi menghela napas. Bagian bawah baju saya tertarik jauh ke atas hingga setengah paha, dan saya yakin Budi dapat melihat paha saya yang terangkat (di atas paha yang lain) hingga dekat ke pantat saya.

Kami terdiam beberapa saat. Secara perlahan saya merasakan memek saya mulai berdenyut. Suasana ini membuat saya mulai terangsang. Pandangan saya tanpa terasa menyaksikan sesuatu yang mengguncang dada. Saya melihat mulai ada tonjolan di celana Budi di bagian dekat pangkal paha. Dada saya berdebar-debar dan darah terasa mendesir. Saya tidak sanggup mengalihkan pandangan saya dari paha Budi. Astaga, tonjolan itu semakin nyata dan membesar hingga tercetaklah bentuk seperti batang pipa. Oh., ukuran tonjolan itu membuat saya mengejang. Saya merasa malu tetapi juga dicengkeram perasaan birahi. Muka saya terasa memerah. Saya yakin Budi pasti menyaksikan saya memandangi tonjolan kontolnya.

Untuk memecahkan suasana diam saya berusaha mencari omongan. Sebelumnya saya agak menyandar pada sofa dan menurunkan kaki saya dari kaki yang lain. Sekarang saya duduk biasa dengan paha sejajar agak terbuka. Bagian bawah baju saya tertarik ke atas.
“Ehhheeehh”, terdengar desah Budi. Kini ia dapat melirik dan menyaksikan dengan leluasa kedua belah paha saya hingga bagian atas. Sebagai seorang ibu yang sudah beranak, paha saya cukup berisi dengan sedikit lemak dan berwarna putih. Budi seolah tidak dapat mengalihkan pandangannya dari paha saya. Ohhhh .., saya lihat tonjolan di celananya tampak berdenyut. Saya merasakan nafsu yang menggejolak dan pumya keinginan untuk meremas tonjolan itu.

“Eh .. Bud, kenapa kamu? Kamu kok kayaknya pucat lho”, astaga suara saya terdengar gemetar.
“Ah.., kak Win .., enggak … apa-apa kok”, suara Budi terputus-putus, wajahnya agak tersipu, merah dan tampak pucat.
“Itu kok ada tonjolan, memangnya kamu kenapa?”, kata saya sambil menggangukkan kepala ke tonjolan di celananya. Ahh, saya malu sekali waktu mengucapkan itu, tapi nafsu saya mengalahkan semua pikiran normal.
“Ehh.., euuuh., oh yahh ., ini lho, penampilan kak WIN beda sekali dengan biasanya” kata Budi jujur sambil terbata-bata. Saya paksakan diri untuk mengatakan.

“Apa Budi tertarik . terangsang .. melihat kak Win?”.
“Ahh, saya nggak bisa bohong, penampilan kak Win .. eh . tidak biasanya. Kak Win mesti sudah bisa lihat kalau saya terangsang. Kita kan sudah bukan anak kecil lagi” kata Budi.
Tiba-tiba saja Budi berdiri dan duduk di sebelah saya.
“Kak Win, . eh saya mohon mohon maaf, tapi saya tidak sanggup menahan perasaan. Kak Win jangan marah … ” begitu saja meluncur kata-kata itu dari Budi. Ia mengucapkan dengan sangat perasaan dan sopan. Saya terlongong-longong saja mendengar kata - katanya..

“Ahh .. Bud .”, hanya itu kata yang terucap dari mulut saya. Dengan beraninya Budi mulai memegang tangan kanan saya dan mengusap-usapnya dengan lembut. Diangkatnya tangan saya dan diciumi dengan lembut. Dan yang menggairahkan saya, jari-jari tangan saya dijilat dan dihisapnya. Saya terbuai dan terangsang oleh perbuatannya. Tiba-tiba saja diletakkannya tangan saya tepat di atas kontolnya yang menonjol. Tangan saya terasa mengejang menyentuh benda yang keras dan liat tersebut. Terasa kontol Budi bergerak-gerak menggeliat akibat sentuhan dan remasan tangan saya.

“Eehhmm.” Budi mendesah. Tanpa terasa saya mulai meremas-remas tonjolan itu, dan kontol batang Budi terasa semakin bergerak-gerak.
“Oooh kak Win, eeehhhmmm … ohhgg, nikmaat sekali .”, Budi mengerang.
“Eeehhh . jangan terlalu keras kak meremasnya, ahh .. diusap-usap saja, saya takut tidak kuat nahannya”, bisik Budi dengan suara gemetar.

Budi mulai membelai kepala saya dengan kedua tangannya. “Kak Win lehernya putih sekali”, katanya lagi. Saya merasa senang mendengar ucapannya. Dibelainya rambut saya dengan lembut sambil menatap muka saya. Saya bergetar memandang tatapannya dan tidak mampu melawan pandangannya. Budi mulai menciumi pipi saya. Dikecupnya kedua mata saya mesra. Digesek-gesekkannya hidungnya ke hidung saya ke bibir saya berlama-lama bergantian. Saat itu tidak hanya birahi yang melanda saya .. tetapi juga perasaan sayang yang muncul.

Ditempelkannya bibirnya ke bibir saya dan digesek-gesekkan. Rasa geli dan panas terasa menjalar merambat dari bibir saya ke seluruh tubuh dan bermuara ke daerah selangkangan. Saya benar-benar terbuai. Saya tidak lagi mengusap-usap kontolnya dari balik celana, tetapi kedua lengan saya sudah melingkari lehernya tanpa sadar. Mata saya terpejam erat-erat menikmati cumbuannya. Tiba-tiba terasa lidahnya menerobos masuk mulut saya dan dijulurkannya menyentuh ujung lidah saya. Dijilatinya lidah saya dengan lidahnya. “Eenggghh ..” Tanpa sadar saya menjulurkan lidah saya juga. Kini kami saling menjilat dan napas saya tersengal-sengal menikmati kelezatan rangsangan pada mulut saya. Air ludah saya yang mengalir dijilati oleh Budi. Seperti orang kehausan, ia menjilati lidah dan daerah bibir saya.

“Aaauungghh .. ooohhhh…”, saya mulai mengerang-erang. Napas Budi juga terdengar memburu, “Heeeghh… hhnghh”, ia mulai mendesah-desah. Muka kami sekarang berlepotan ludah, bau ludah tercium tetapi sangat saya nikmati. Dikenyot-kenyotnya lidah saya kini sambil menjelajahkan lidahnya di rongga mulut saya. Saya membuka mulut saya selebar-lebarnya untuk memudahkan Budi. Sekali-kali ia menghirup cairan ludah saya. Saya tidak menyangka, laki-laki yang sehari-hari tampak sopan ini sangat menggila di dalam sex. Dijilat-jilatnya juga leher saya. Sekali-kali leher saya digigit-gigit. Ohhh .., alangkah nikmatnya, saya sangat menikmati yang ia lakukan pada saya.

Tiba-tiba Budi menghentikan aktivitasnya, “Kak Win, pakaiannya saya buka yaahh”. Tanpa menunggu jawaban saya, ia mulai membuka kancing-kancing baju dari atas hingga ke bawah. Dilepaskannya baju saya. Sekarang saya tergolek bersandar di sofa hanya dengan BH dan celana dalam saja beralaskan baju yang sudah terlepas.

“Indah sekali badan kak Win. Putih sekali”, katanya. Diusap-usapnya perut saya.
“Ahh, kak Win sudah tua dan tidak langsing lagi kok Bud”, kata saya agak sedikit malu, karena perut saya sudah agak gemuk dan mulai membusung dengan adanya lemak-lemak. Tetapi Budi tampak tidak perduli. Diciumnya lembut perut saya dan dijilatnya sedikit pusar saya. Rasa geli dan nikmat menjalar dari pusar dan kembali bermuara di daerah kemaluan saya.

Budi mengalihkan perhatiannya ke susu saya. Diusap-usapnya susu saya dari balik BH. Perasaan geli tetapi nyaman terasa pada susu saya. Tanpa diminta saya buka BH saya. Kini kedua susu saya terpampang tanpa penutup. Bayu memandangi kedua gundukan di dada saya dengan muka serius. Susu saya tidaklah besar dan kini sudah agak menggantung dengan pentil berwarna coklat muda. Kemudian ia mulai membelai-belai kedua susu saya. Merinding nikmat terasa susu saya. Semakin lama belaiannya berubah menjadi pijitan-pijitan penuh nafsu. Kenikmatan terasa menerjang kedua susu saya. Saya mengerang-erang menahan rasa nikmat ini. Kini dijilatinya pentil susu yang sebelah kanan. Tidak puas dengan itu dikenyotnya pentil tadi dalam-dalam sambil meremas-remas susu. Saya tidak dapat menahan nikmat dan tanpa terasa tubuh saya menggeliat-geliat liar. Cairan terasa merembes keluar memek saya dan membasahi celana dalam yang saya kenakan. Kini Budi berpindah ke susu dan pentil saya yang sebelah kiri dan melakukan hal yang sama. Dikenyutnya pentil saya sambil digigit-gigit, dan diremas-remasnya pula kedua susu saya.


Perasaan nikmat membakar susu saya dan semakin lama rasa nikmat itu menjalar ke lubang memek saya. Memek saya terasa basah kuyup oleh cairan yang keluar. Saya mengerang-erang dan mengaduh-aduh menahan nikmat, “Oooohh Buuuud..”.
Tangan Budi sekarang menjalar ke bagian celana dalam saya. “Ahhh, kak Win celananya sudah basah sekali”, kata Budi. “Enghh, iya Buud.., kak Win sudah sangat terangsang, ooohhh, nikmat sekali”, kata saya. Tepat di bagian depan memek saya, jari-jarinya membelai-belai bibir memek melalui celana dalam. Rasa geli bercampur nimat yang luar biasa menerjang memek saya. Saya tidak dapat menahan rasa nikmat ini, dan mengerang -erang.

Kemudian Budi menarik dan melepas celana saya. Kini saya tergeletak menyandar di sofa tanpa busana sama sekali.

“Ohh, indah sekali”, kata Budi. Diusap-usapnya rambut jembut saya yang hitam lebat.
“Lebat sekali kak, sangat merangsang”, kata Budi. Dibukanya kedua belah paha saya, dan didorong hingga lutut saya menempel di perut dan dada. Bibir-bibir memek saya kini terbuka lebar dan dapat saya rasakan lubang memek saya terbuka. Saya merasa ada cairan merembes keluar dari dalam lubang memek. Saya sudah sangat terangsang. Tiba-tiba saja Budi berlutut di lantai dan ohhhhh, diciumnya memek saya.
“Ahh, jangan Bud, malu…, di situ kan bau”, kata saya kagok.

“Bau nikmat kak”, kata Budi tidak perduli. Dijilatinya memek saya. Perasaan nikmat menyerbu daerah selangkangan saya. Saya tidak dapat berkata apa-apa lagi dan hanya menikmati yang dia lakukan. Dijilatinya kelentit saya, dan sekali-sekali dijulurkannya lidahnya masuk ke lubang memek yang sudah sangat basah itu. Ujung lidah Budi keluar masuk lubang kenikmatan saya, kemudian berpindah ke kelentit, terus berganti-ganti. Tangan Budi meremas-remas susu saya dengan bernafsu. Slerp, slerp .., bunyi lidah dan mulutnya di memek saya. Kenikmatan semakin memuncak di memek saya, dan terasa menembus masuk hingga ke perut dan otak saya. Saya tidak mampu lagi menahannya. Kedua kaki saya mengejang-ngejang, saya menjepit kepala Budi dengan tangan dan saya tarik sekuat-kuatnya ke memek saya. Saya gosok-gosokkan mukanya ke memek saya. “Oooh, Buuud, kak Win keluar, ooooohhh …, nikmat sekali, oohhhh” saya menjerit dan mengerang tanpa saya tahan lagi.

Rasa nikmat yang tajam seolah menusuk-nusuk memek dan menjalar ke seluruh tubuh. Terpaan nikmat itu melanda, dan tubuh saya terasa mengejang beberapa saat. Sesudah kenikmatan itu lewat, tubuh saya terasa lemah tetapi lega dan ringan. Kaki saya terjuntai lemah. Budi sudah berdiri. Ia kini melepas seluruh bajunya. Celana panjang dipelorotkannya ke bawah dan dilepas bersama dengan celana dalamnya.

Oohhhhh, tampak pemandangan yang luar biasa. Budi ternyata memiliki kontol yang besar, tidak sesuai dengan badannya yang sedang-sedang ukurannya. Kontol itu berwarna coklat kemerahan. Suami saya bertubuh lebih besar dari Budi, tetapi kontol Budi ternyata luar biasa. Astaga, ia mengocok-kocok kontol itu yang berdiri kaku dan terlihat mengkedut - kedut. Kepala kontolnya tampak basah karena cairan dari lubang kencingnya. Tanpa saya sadari, tangan saya menjulur maju dan membelai kontol itu. Ogghhh besarnya, dan alangkah kerasnya. Saya remas kepalanya, oohhhh .. Keras sekali, saya peras-peras kepalanya. Budi mengejang-ngejang dan keluar cairan bening menetes-netes dari lubang di kepala kontolnya.

“Ahhhhh, jangan kak Win, saya nggak tahan, nanti saya muncrat keluar”, bisiknya sambil mengerang.
“Saya mau keluarkan di dalam memek kak Win saja, boleh yahhh Kak ?”, kata Budi lagi.
“Ahh, iya, Buud .., cepetan masukin ke memek kak Win, ayoohh”, kata saya. Kontol yang keras itu saya tarik dan tempelkan persis di depan lubang memek saya yang basah kuyup oleh cairan memek dan ludah Budi. Tidak sabar saya rangkul pantat Budi, saya jepit pula dengan kedua kaki saya, dan saya paksa tekan pinggulnya. Ahhhhh, lubang memek saya terasa terdesak oleh benda yang sangat besar, ohhhh dinding-dinding memek saya terasa meregang. Kenikmatan mendera memek saya kembali. Kontol itu terus masuk menembus sedalam-dalamnya. Dasar lubang memek saya sudah tercapai, tetapi kontol itu masih lebih panjang lagi. Belum pernah saya merasakan sensasi kenikmatan seperti ini. Saya hanya tergolek menikmati kebesaran kontol itu. Budi mulai meremas-remas susu saya dengan kedua tangannya. Tiba-tiba kontol itu mengenjot memek saya keluar masuk dengan cepatnya. Saya tidak mampu menahannya lagi, orgasme kembali melanda, sementara kontol itu tetap keluar masuk dipompa dengan cepat dan bertenaga oleh Budi.

“Aduuuhh, Buud, nikmat sekali.., aku nggak kuat lagi ..”. Saya merengek-rengek karena nikmatnya.
“Hheehhhheh, sebentar lagi saya keluaaaar kaak ..”, kata Budi. Kocokannya semakin menjadi-jadi. Tiba-tiba terasa tubuhnya menegang. “Ahhhuuuggh, saya keluar kaaaak .”, erang Budi tertahan-tahan. Kontol Budi terbernam sedalam-dalamnya. Crut .. cruutt . crutt, saya merasakan ada cairan hangat menyemprot jauh di dalam memek saya seolah tanpa henti. Budi memeluk saya erat-erat sambil menyemprotkan cairan maninya didalam memekku. Mukanya tampak menegang menahan kenikmatan. Ada sekitar satu menit ia meregang nikmat sambil memeluk saya.

Sesudah itu Budi menghela napas panjang. “Saya tidak tahu apakah saya menyesal atau tidak, … tapi yang tadi sangat nikmat. Terima kasih kak Win”. Diciuminya muka saya. Saya tidak dapat berkata apa-apa. Air mata saya menetes keluar. Saya sangat menyesali yang telah terjadi, tetapi saya juga menikmatinya sangat mendalam. Saat itu saya juga merasakan penyesalan Budi. Saya tahu ia sangat menyayangi Dian istrinya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur.

Sejak kejadian itu, kami hanya pernah mengulangi berzina satu kali. Itu kami lakukan kira-kira di minggu ketiga bulan puasa, pada malam hari. Yang kedua itu kami melakukannya juga dengan menggebu-gebu. Sejak itu kami tidak pernah melakukannya lagi hingga kini. Kami masih sering bertemu, dan berpandangan penuh arti. Tetapi kami tidak pernah sungguh-sungguh untuk mencari kesempatan melakukannya. Budi sangat sibuk dan saya harus mengurusi Ilham yang masih kecil.

Saya masih terus didera nafsu sex setiap hari. Saya masih terus bermain dengan internet dan menjelajahi dunia sex internet. Saya terus berusaha menekan birahi, tetapi saya merasa tidak mampu. Mungkin suatu saat saya nanti saya akan melakukannya lagi dengan Budi, dengan segala dosa yang menyertai.